Serangan Balasan Israel Menyasar Pelabuhan dan Fasilitas Energi yang Dikelola Houthi 

Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap pelabuhan dan fasilitas energi yang dikuasai oleh kelompok Houthi di Yaman pada 19 Desember 2024. Tindakan tersebut sebagai balasan atas serangan rudal yang dilakukan oleh kelompok militan tersebut.

ETIndonesia. Militer Israel pada Kamis (19/12/2024) mengonfirmasi bahwa mereka telah berhasil mencegat sebuah rudal yang diluncurkan oleh kelompok Houthi Yaman ke wilayah tengah Israel. Serpihan rudal tersebut menyebabkan kerusakan serius pada sebuah sekolah di Ramat Gan, pinggiran Tel Aviv.

Setelah itu, Israel mengerahkan puluhan pesawat tempur untuk melancarkan dua gelombang serangan balasan sepanjang malam. Serangan tersebut menghantam tiga pelabuhan yang dikuasai Houthi dan infrastruktur energi di ibu kota Yaman, Sana’a, yang mengakibatkan sembilan orang tewas.


“Setelah Hamas, Hizbullah, dan rezim Assad di Suriah, Houthi hampir menjadi bagian terakhir dari poros jahat Iran. Mereka sedang belajar, dan mereka akan belajar dengan cara yang sulit, bahwa siapa pun yang menyerang Israel akan membayar harga yang sangat mahal,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

Sejak pecahnya perang antara Hamas dan Israel, kelompok Houthi telah berulang kali menyerang kapal dagang di Laut Merah dan meluncurkan lebih dari 200 rudal serta drone ke Israel.

Pasukan Amerika Serikat dan Inggris telah beberapa kali bekerja sama membantu Israel menghadapi kelompok militan ini untuk menjaga keamanan jalur pelayaran di Laut Merah. Namun, Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan terbaru tersebut.

Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan harapan bahwa sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden Joe Biden, masih ada peluang untuk membantu mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas guna menyelamatkan para sandera.


“Saya penuh harapan. Kita harus memiliki harapan. Kami akan memanfaatkan setiap hari, setiap menit, dan setiap detik yang tersisa untuk mencoba menyelesaikan hal ini,” ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (Hui)

Sumber : NTDTV.com