EtIndonesia. Proses negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas menunjukkan tanda-tanda kemajuan, namun masih menghadapi berbagai hambatan yang signifikan. Seorang pejabat Palestina yang terlibat langsung dalam pembicaraan tersebut mengungkapkan kepada BBC bahwa kedua belah pihak kini lebih optimistis dibandingkan upaya sebelumnya, meski perbedaan pendapat tetap menjadi tantangan utama.
Menurut laporan BBC pada 21 Desember, pejabat tersebut menyatakan bahwa sekitar 90% pembahasan telah mencapai konsensus, namun beberapa isu krusial masih belum terselesaikan. Salah satu perbedaan utama adalah keberadaan militer Israel yang masih beroperasi di Koridor Philadelphia, sebuah area strategis di selatan Gaza yang berbatasan dengan Mesir.
Rencana Bertahap untuk Gencatan Senjata
Associated Press melaporkan pada 20 Desember, berdasarkan keterangan dari pejabat Mesir, Hamas, dan Amerika Serikat, bahwa kesepakatan gencatan senjata kali ini direncanakan berlangsung secara bertahap. Tahapan tersebut meliputi:
- Penghentian Pertempuran: Langkah awal untuk meredakan ketegangan dan menghentikan aksi militer kedua belah pihak.
- Pertukaran Tawanan: Israel akan menukar tahanan Palestina dengan sandera Israel, dengan proporsi yang diusulkan sekitar 20 tahanan Palestina untuk setiap satu sandera perempuan Israel.
- Peningkatan Bantuan ke Gaza: Pengiriman bantuan kemanusiaan yang sebelumnya diblokade untuk wilayah Gaza, melalui rute yang diawasi oleh Mesir dan Qatar.
- Pembebasan Sandera dan Akhir Perang: Tahap akhir melibatkan pembebasan seluruh sandera yang tersisa, pengakhiran resmi perang, dan pembicaraan mengenai rekonstruksi wilayah yang terdampak konflik.
Isu Pertukaran Tawanan dan Penarikan Pasukan
Para negosiator menyatakan bahwa meski kedua belah pihak menunjukkan optimisme, masih terdapat perbedaan signifikan terkait pertukaran tawanan dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Hamas sedang menyusun daftar nama sandera yang akan diumumkan pada tahap pertama, sementara Israel masih mempertimbangkan daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan. Selain itu, detail mengenai penempatan pasukan Israel selama masa gencatan senjata juga menjadi titik perundingan.
Hambatan Kunci dalam Negosiasi
- Prioritas Pembebasan Sandera: Kelompok pertama sandera yang akan dibebaskan diperkirakan terdiri dari perempuan, lansia, dan orang yang memiliki masalah kesehatan. Namun, masih ada negosiasi mengenai siapa saja yang akan dibebaskan terlebih dahulu. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendapat tekanan besar dari keluarga para sandera untuk segera merealisasikan kesepakatan pembebasan.
- Jumlah dan Identitas Tahanan Palestina: Israel berencana membebaskan ratusan tahanan Palestina, termasuk puluhan yang telah dijatuhi hukuman atas kasus penyerangan. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah dan identitas tahanan yang akan dibebaskan. Hamas menginginkan agar sejumlah tahanan terkenal termasuk dalam kesepakatan, sementara aliansi Netanyahu masih belum sepakat dengan kelompok garis keras yang menolak pembebasan tersebut.
- Penarikan Pasukan dan Pengembalian Pengungsi: Dalam tahap awal kesepakatan, Israel diperkirakan akan menarik pasukan dari wilayah padat penduduk Palestina dan mengizinkan sejumlah pengungsi internal untuk kembali ke rumah. Namun, rincian mengenai tingkat penarikan dan jumlah orang yang diizinkan kembali masih belum jelas. Mesir dan Hamas menyatakan bahwa Israel siap mengizinkan warga untuk kembali ke wilayah utara Gaza, namun tidak memperbolehkan warga sipil kembali ke area paling utara yang dekat dengan perbatasan Israel, mengingat kekhawatiran bahwa kelompok bersenjata dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melancarkan serangan kembali.
Detail Negosiasi di Doha
Seorang pejabat Palestina mengungkapkan bahwa dalam pertukaran sandera, diperkirakan akan ada perbandingan 20 tahanan Palestina dibebaskan untuk setiap satu sandera perempuan Israel. Nama-nama tahanan Palestina yang akan ditukar belum dipastikan, namun akan dipilih dari sekitar 400 orang yang tengah menjalani hukuman 25 tahun atau lebih di Israel. Di antaranya, pemimpin senior Fatah, Marwan Barghouti, diperkirakan tidak akan termasuk dalam daftar pembebasan karena kemungkinan ditolak oleh pihak Israel.
Para sandera Israel akan dibebaskan secara bertahap karena Hamas masih harus melacak beberapa sandera yang hingga kini belum ditemukan. Diperkirakan masih ada 96 sandera yang tersisa di wilayah Gaza, dengan sekitar 62 di antaranya diyakini masih hidup. Di bawah pengawasan Mesir dan Qatar, warga sipil Gaza nantinya dapat kembali ke utara, dengan estimasi sekitar 500 truk bantuan yang akan membawa bantuan ke wilayah Gaza setiap hari.
Tahap Akhir dan Rekonstruksi Gaza
Tahap akhir dari rencana tiga fase ini, yang diperkirakan akan memakan waktu 14 bulan, akan menandai berakhirnya perang. Gaza akan diawasi oleh komite teknokrasi independen yang berasal dari pihak netral dan tidak memiliki latar belakang politik rumit, dengan dukungan dari semua pihak terkait.
Peran Mediasi Internasional
Beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir kembali mengintensifkan upaya mediasi mereka. Mereka menyatakan bahwa kedua pihak kini lebih berkeinginan untuk mencapai kesepakatan dibandingkan sebelumnya. Hamas dan kelompok militan Palestina lainnya juga menyatakan bahwa mereka sudah sangat dekat dengan kesepakatan dengan Israel. Namun, di tengah harapan ini, pertempuran di Gaza masih terus berlangsung.
Media Mesir pada 22 Desember mengutip sumber anonim yang mengungkapkan bahwa dalam negosiasi sandera, Hamas meminta Israel untuk menarik sebagian besar pasukannya dari Koridor Philadelphia serta mengizinkan pihak Palestina mengawasi Perlintasan Rafah. Namun, menurut seorang sumber yang memahami detail negosiasi sandera, Israel tidak akan mau menarik pasukannya dari Koridor Philadelphia dengan alasan utama untuk mencegah Hamas kembali mempersenjatai diri.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam wawancaranya pekan lalu menyatakan bahwa Amerika Serikat masih berharap kesepakatan ini bisa direalisasikan sebelum Presiden Joe Biden turun jabatan pada 20 Januari.
Blinken menambahkan: “Semua pihak sedang berupaya sekuat tenaga. Kami berharap bisa mencapai garis akhir. Kami ingin sandera bisa pulang, kami juga ingin gencatan senjata agar situasi di Gaza akhirnya bisa mereda.”
Dengan dinamika negosiasi yang terus berkembang, dunia mengawasi dengan harapan bahwa perdamaian dapat tercapai dan kehidupan di Gaza serta Israel dapat kembali normal tanpa ancaman konflik yang berkepanjangan.