“Dalam merenungkan Palungan Betlehem, saya memikirkan komunitas Kristen di Palestina dan Israel, khususnya komunitas yang terkasih di Gaza,” katanya
ETIndonesia. Sri Paus Fransiskus I menyerukan diakhirinya konflik bersenjata dan kerusuhan sipil yang sedang berlangsung di Ukraina, Timur Tengah, dan tempat-tempat lain dalam pesan Natal tahunannya.
Bertajuk “Urbi Et Orbi” yang berarti “Kota dan Dunia,” Paus menyampaikan kepada semua orang bahwa pintu telah terbuka untuk berdamai kembali dengan Tuhan, mengakhiri perpecahan, mengampuni kesalahan, dan datang kepada Yesus, yang adalah “Raja Damai.”
“Pada Natal ini, di awal Tahun Yobel, saya mengajak setiap individu, semua bangsa, dan negara, untuk menemukan keberanian yang dibutuhkan untuk melewati Pintu itu, menjadi peziarah harapan, menghentikan suara senjata, dan mengatasi perpecahan,” katanya.
Sri Paus secara khusus meminta kepada audiens globalnya agar “suara senjata dihentikan di Ukraina yang dilanda perang” dan di Timur Tengah. Ia meminta “keberanian” yang diperlukan untuk memulai negosiasi perdamaian dan dialog antara Ukraina dan Rusia, pembebasan sandera yang masih ditahan di Gaza, serta pemberian bantuan kemanusiaan. Paus juga menyoroti komunitas Kristen di Suriah dan Lebanon.

“Dalam merenungkan Palungan Betlehem, saya memikirkan komunitas Kristen di Palestina dan Israel, khususnya komunitas yang terkasih di Gaza, di mana situasi kemanusiaan sangat parah,” katanya.
“Saya mengungkapkan kedekatan saya dengan komunitas Kristen di Lebanon, terutama di wilayah selatan, dan dengan mereka di Suriah pada masa yang sangat sulit ini,” tambahnya. “Semoga pintu dialog dan perdamaian dibuka lebar di seluruh wilayah yang dilanda konflik.”
Mengalihkan perhatian ke barat laut, Paus Fransiskus menyoroti pulau Siprus, yang telah terpecah selama 50 tahun oleh zona penyangga PBB antara populasi Turkiye dan Yunani.
“Saya berharap bahwa solusi yang disepakati bersama dapat ditemukan, solusi yang dapat mengakhiri perpecahan dengan menghormati hak dan martabat semua komunitas Siprus,” katanya.
Paus Fransiskus juga menyoroti konflik yang sedang berlangsung di Myanmar, dengan berdoa agar “perayaan Natal membawa penghiburan” bagi mereka yang “dipaksa meninggalkan rumah mereka.”
Ia juga menyerukan “solusi yang efektif, dengan keadilan dan kebenaran, untuk mempromosikan harmoni sosial” di benua Amerika, khususnya menyebut Kolombia, Venezuela, Haiti, dan Nikaragua. Beliau juga berdoa untuk perdamaian dan bantuan bagi masyarakat di beberapa negara Afrika, termasuk Republik Demokratik Kongo, Burkina Faso, Mali, Niger, Mozambik, negara-negara di Tanduk Afrika, dan Sudan.
Sri Paus mengakhiri pesannya dengan meminta agar tahun mendatang menjadi “kesempatan untuk menghapus utang, terutama yang memberatkan negara-negara termiskin.”
“Kita semua dipanggil untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kita, karena Putra Alah, yang lahir di tengah kegelapan dan dinginnya malam, telah mengampuni dosa-dosa kita,” katanya. (asr)