Serangan terjadi di tengah ketegangan antara pemberontak dan pendukung Assad di seluruh Suriah
ETIndonesia. Empat belas polisi Suriah tewas dalam serangan pada 25 Desember di tengah kerusuhan yang terus berlanjut di negara Timur Tengah tersebut, menurut Kementerian Dalam Negeri Suriah.
Penyergapan itu dilakukan oleh pendukung mantan Presiden Bashar al-Assad di wilayah Tartus, Suriah, dan merupakan serangan besar pertama yang dikonfirmasi oleh pasukan loyalis Assad sejak pemberontak Sunni mengambil alih negara itu awal bulan ini.
Sebagai tanggapan, pasukan pemberontak bersumpah “untuk menegakkan keamanan dan meminta pertanggungjawaban sisa-sisa rezim lama yang berusaha mengacaukan keamanan dan meneror masyarakat di beberapa wilayah pesisir Suriah,” menurut kantor berita negara SANA.
“Kami tidak akan mentolerir geng kriminal mana pun yang mencoba merusak keamanan dan keselamatan rakyat kami,” kata direktur keamanan publik di wilayah barat Latakia kepada SANA.
Di wilayah itu pekan lalu, mantan pasukan keamanan rezim Assad terlihat menyerahkan senjata mereka kepada pasukan pemberontak.
Di bawah Assad, minoritas Alawi—sebuah cabang Islam Syiah—mendominasi pasukan keamanan. Rezim baru Suriah kini dipimpin oleh kelompok Islamis Sunni. Wilayah pesisir Tartus mayoritas dihuni oleh kaum Alawi.
Puluhan warga Suriah, terutama kaum Alawi, telah tewas sejak rezim Assad jatuh, menurut The Associated Press, yang mengutip aktivis dan pemantau.
Di Tartus, diberlakukan jam malam.
Ketegangan antara pemberontak dan pendukung Assad telah meningkat di seluruh Suriah sejak pemerintah Assad digulingkan, mengakhiri kekuasaan keluarga itu selama lima dekade.
Bentrok juga terjadi di kota Homs dan Hama di wilayah barat Suriah.
Laporan ini mencakup kontribusi dari The Associated Press dan Reuters.
Sumber : Theepochtimes.com