Baru-baru ini, rumah sakit di seluruh Tiongkok kembali penuh sesak. Banyak anak-anak dan orang dewasa mengalami demam dan gejala flu. Pihak berwenang menyebut ini sebagai wabah “flu A” dan “virus pernapasan manusia”, tetapi banyak orang mengatakan bahwa gelombang “flu” ini sangat mirip dengan lonjakan pandemi COVID-19 tiga tahun lalu.
ETIndonesia. Video yang beredar di daratan Tiongkok menunjukkan rumah sakit anak-anak di berbagai daerah Tiongkok penuh sesak dengan pasien terus bermunculan di platform media sosial. Banyak anak-anak mengalami gejala seperti demam dan batuk-batuk.
Beberapa warganet membagikan video dan mengatakan bahwa flu musim dingin tahun ini sebanding dengan virus corona tiga tahun lalu. Tempat tidur rumah sakit terisi penuh, bukan hanya di bagian pediatri, tetapi juga di ruang perawatan dewasa. Banyak orang muda dan lanjut usia juga terinfeksi dan mengalami demam.
Dalam beberapa video, terlihat bahwa di beberapa rumah sakit bagian pediatri, antrean panjang masih terlihat hingga larut malam. Beberapa orang tua bahkan datang ke rumah sakit sejak dini hari untuk mendapatkan nomor antrian, dan ruang infus dipenuhi oleh pasien.
Media pemerintah Tiongkok menyatakan bahwa lonjakan infeksi ini disebabkan oleh wabah “flu A”. Namun, banyak warganet di Tiongkok yang mengatakan bahwa gejala flu A ini mirip dengan infeksi COVID-19.
Pada 25 Desember, seorang blogger video bernama “拜託了飛哥” mengatakan bahwa dia dan istrinya baru-baru ini menghadiri sebuah acara di Guangzhou. Sepulangnya, keduanya mengalami demam tinggi yang berulang, nyeri tubuh, dan sakit kepala, yang menurutnya sangat mirip dengan gejala saat mereka tertular COVID-19 sebelumnya. Setelah mengetahui bahwa 8-9 orang lainnya yang menghadiri acara tersebut juga terinfeksi “flu A”, mereka memutuskan untuk mengisolasi diri selama tiga hari untuk mencegah penularan kepada anak-anak mereka. Namun, mereka masih mengalami demam ringan.
Dia mengingatkan semua orang: “Gejalanya benar-benar mirip seperti dulu saat kena COVID-19, sangat tidak nyaman. Jika Anda masih ingat rasanya, pakailah masker ketika berada di tempat ramai.”
Banyak warganet di media sosial Tiongkok melaporkan kasus infeksi kelompok di sekitar mereka.
Warganet bernama “色甘酸本色” pada 27 Desember menulis di Weibo: “Seorang profesor di departemen penyakit infeksi sebuah rumah sakit utama mengatakan bahwa jumlah pasien di klinik demam melonjak dari 30 orang per hari menjadi 120 orang per hari dalam seminggu. Kabar baiknya adalah sebagian besar pasien hanya terinfeksi ‘flu A’. Kabar buruknya adalah gejala pasien sering kali cukup parah.”
Pengguna lain bernama “方腦殼鄧鉑鋆” mengatakan: “Semua staf di bank di kompleks kami terkena ‘flu A’.”
Sementara itu, seorang dokter spesialis perempuan dan anak di Rumah Sakit Pusat Zhumadian, Li Hongye, mengatakan kepada media “大象新聞” atau Elephant News bahwa jumlah pasien pada Desember meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan November.
Pada 27 Desember, kepala Institut Penyakit Menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC), Kan Biao, mengatakan bahwa tingkat deteksi positif virus flu meningkat tajam, menandakan masuknya periode epidemi musiman. Dia juga menyatakan bahwa infeksi COVID-19 saat ini berada pada tingkat yang rendah.
CDC Tiongkok memperingatkan bahwa virus pernapasan manusia sedang memasuki periode dengan tingkat kasus tinggi. Gejalanya mirip dengan infeksi patogen saluran pernapasan lainnya, dan saat ini belum ada obat atau vaksin khusus untuk virus tersebut.
Namun demikian, banyak warganet menduga bahwa ini sebenarnya adalah gelombang baru COVID-19. (Hui)
Sumber : NTDTV.com