3D Printing dan Drone untuk Militer Rusia, Sumber Utamanya Berasal dari Tiongkok

EtIndonesia. Menurut laporan dari Central News Agency, sebuah investigasi di Ukraina mengungkap bahwa 88% peralatan 3D printing logam yang diimpor Rusia berasal dari Tiongkok. Peralatan ini sebagian besar digunakan untuk keperluan industri militer Rusia. Salah satu produsen utama asal Tiongkok, yaitu Farsoon Technologies, juga memiliki anak perusahaan di Amerika Serikat dan Jerman.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa dari tahun 2022 hingga lima bulan pertama 2024, sekitar 30% dari total impor perangkat 3D printing logam Rusia dari Tiongkok berasal dari Farsoon Technologies. Angka ini belum termasuk impor suku cadang dan bahan habis pakai. Hingga kini, Farsoon Technologies belum dikenai sanksi oleh negara-negara Barat.

Sejak dekade 2010-an, Rusia diketahui aktif mengeksplorasi berbagai aplikasi industri 3D printing. Militer Rusia telah menggunakan teknologi ini di medan perang untuk memproduksi suku cadang besar dengan cepat, yang secara signifikan mempercepat waktu perbaikan.

Pusat Reformasi Pertahanan Ukraina (Centre for Defence Reforms, CDR) baru-baru ini menyelesaikan laporan investigasi tentang dukungan Tiongkok terhadap industri militer Rusia. Laporan tersebut mengungkap bahwa meskipun Beijing kerap menyatakan posisi “netral” dan “promosi perdamaian”, entitas di Tiongkok terus memasok bahan mentah, komponen, peralatan, dan teknologi kepada perusahaan militer Rusia. Laporan ini menuding bahwa Beijing secara tidak langsung memilih berdiri di pihak agresor.

Laporan ini telah diserahkan ke pihak resmi Ukraina dan mitra utama negara tersebut untuk ditinjau. Berdasarkan pemeriksaan Central News Agency, laporan tersebut mencakup berbagai sektor dan secara rinci memetakan rantai pasokan serta organisasi terkait. Analisis tersebut mencatat dukungan entitas di Tiongkok terhadap Rusia dalam bidang pengolahan logam, pembuatan drone, produksi sistem optik dan elektronik, bahan kimia, serta alat dan bahan strategis lainnya.

Dalam beberapa sektor seperti mesin perkakas (61%) dan perangkat 3D printing logam (88%), Tiongkok menjadi sumber impor terbesar bagi industri militer Rusia. Untuk memenuhi persyaratan formal pemerintah Rusia tentang “pasokan domestik” dan mendukung perusahaan lokal, serta untuk menjaga stabilitas rantai pasokan global dan mengurangi risiko sanksi terhadap pemasok asing, perusahaan Rusia sering kali mengubah label produk asal Tiongkok menjadi “buatan Rusia”.

Investigasi juga menemukan bahwa produk “berasal dari Tiongkok ” tidak hanya mencakup barang yang diproduksi oleh perusahaan lokal di Tiongkok, tetapi juga oleh anak perusahaan atau pabrik perusahaan asing yang berada di Tiongkok dan berpartisipasi dalam sanksi terhadap Rusia. Untuk mengurangi risiko, produsen di Tiongkok biasanya mengekspor produk dual-use (militer dan sipil) melalui perantara ke Rusia.

Selain itu, Rusia dan Tiongkok telah mendirikan perusahaan di masing-masing wilayah untuk mempermudah operasional rantai pasokan, termasuk perusahaan di bawah Rostec, konglomerat teknologi militer besar Rusia, yang memiliki beberapa perusahaan di Tiongkok.

Data dari CDR menunjukkan bahwa tiga pemasok drone terbesar Rusia dari Tiongkok adalah DJI, Autel Robotics, dan sebuah perusahaan di bawah Beijing Shougang Group. Beijing Shougang Group adalah perusahaan milik negara. Produk DJI menyumbang lebih dari 30% dari total nilai impor drone Tiongkok ke Rusia antara Februari 2022 hingga Juli 2024.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS