Sekolah di Tiongkok Diselidiki Karena Memberi Makan Murid-murid yang Lebih Muda dengan Makanan Sisa yang Diperuntukkan untuk Anjing

EtIndonesia. Sebuah sekolah di timur laut Tiongkok telah membuat marah masyarakat dengan memberi makan murid-murid yang lebih muda dengan makanan sisa yang telah disimpan dalam ember yang digunakan untuk makanan anjing.

Awal bulan ini, beberapa orangtua memperhatikan praktik tersebut yang berlangsung di kantin Sekolah Wulidianzi di daerah Huanren, Provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut.

Para pekerja terlihat membuang makanan sisa siswa yang lebih tua ke dalam ember untuk dibawa pulang guna diberikan kepada anjing mereka.

Namun beberapa menit kemudian, ketika murid-murid yang lebih muda datang ke kantin untuk makan, para pekerja mengosongkan sisa makanan dari ember anjing dan menyajikannya kepada anak-anak, Daxiang News melaporkan.

Beberapa siswa muntah sebagai akibatnya, kata laporan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Ketika sekelompok orang tua yang marah berkumpul di sekolah untuk mengecam praktik tersebut, sekolah hanya setuju untuk membiarkan mereka menonton rekaman pengawasan kantin, tetapi menolak untuk membiarkan mereka merekam rekaman tersebut.

“Semua orangtua yang menonton video pengawasan itu menangis,” kata seorang ibu.

“Saya ingin bertanya kepada kepala sekolah, Anda juga punya anak dan apakah Anda tega membiarkan anak Anda makan makanan seperti ini?”

Pemerintah daerah mengatakan bahwa sebuah tim telah dibentuk untuk menyelidiki insiden tersebut.

Kisah tersebut menimbulkan kehebohan di media sosial daratan, dengan mayoritas pengguna internet mengecam sekolah tersebut.

“Mereka bukan musuh kita. Mereka adalah anak-anak kita, masa depan negara kita. Beraninya Anda memberi mereka makanan seperti itu?” kata seorang netizen.

“Baik sekolah maupun staf terkait harus menerima hukuman berat. Kita harus membiarkan mereka yang melanggar aturan keamanan pangan menanggung hukuman yang sangat tinggi, jika tidak, mereka tidak akan jera,” kata yang lain.

Orang ketiga berkata: “Sistem pengawasan kantin sekolah harus terhubung dengan ponsel orangtua, sehingga mereka dapat memantau mereka dengan ketat.”

Ketakutan akan keamanan pangan di lingkungan pendidikan sering menjadi berita utama di Tiongkok.

Tahun lalu, sebuah perguruan tinggi di Provinsi Jiangxi timur menarik perhatian nasional setelah seorang mahasiswa menemukan kepala tikus di sebuah hidangan yang disajikan di kantin sekolah.

Awalnya, pihak manajemen sekolah mengklaim bahwa benda itu adalah potongan kepala bebek, yang ternyata tidak benar setelah penyelidikan resmi.

Pimpinan sekolah menerima hukuman “tingkat tertinggi”. (yn)

Sumber: scmp

FOKUS DUNIA

NEWS