‘Indra Keenam’ Anjing dapat  Mendeteksi Penyakit pada Manusia

EtIndonesia. Donna, seorang desain grafis asal Missouri, Amerika Serikat, mengalami perubahan hidup drastis pada tahun 1994. Saat itu, di usia 42 tahun, Donna tiba-tiba jatuh saat pulang sambil membawa makanan, mengalami kelumpuhan di sisi kiri tubuhnya akibat stroke.

Dalam beberapa bulan berikutnya, Donna mengalami beberapa serangan penyakit setiap harinya. Tubuhnya kejang tanpa kendali, terkadang dalam kondisi seperti berjalan sambil tidur, dan bahkan kehilangan kesadaran. Depresi pun mulai menghimpitnya, membuatnya jarang keluar rumah.

Mendeteksi Serangan Stroke

Untuk membantu Donna, suaminya membawakan seekor anjing gembala Rottweiler bernama Pantry. Awalnya, Pantry hanya menjadi teman yang membuat Donna kembali aktif di luar rumah. Namun, Donna mulai memperhatikan perilaku aneh Pantry, terutama ketika mereka berada di taman. Pantry sering mendorong lutut Donna dengan kepalanya atau menggunakan kakinya menyentuh lututnya, seolah-olah memintanya untuk berbaring perlahan.

Setelah berkonsultasi dengan para ahli, Donna mulai mencatat perilaku Pantry. Hasilnya mengejutkan: setiap kali Pantry menunjukkan perilaku tersebut, serangan penyakit muncul dalam waktu 5 hingga 15 menit.

Apakah Pantry dapat merasakan bahwa Donna akan mengalami serangan?

Ternyata, Pantry adalah salah satu anjing langka yang memiliki kemampuan untuk “mendeteksi stroke”. Meski penyebab pasti kemampuan ini masih menjadi misteri, “indra keenam” nya telah menjadi hadiah berharga bagi kesehatan dan kehidupan beberapa orang.

Pelatihan Anjing untuk Membantu Manusia

Di Amerika Serikat, lebih dari 100 pusat pelatihan anjing mengajarkan berbagai keterampilan pada anjing, mulai dari membantu tunanetra hingga, dalam kasus tertentu, memanggil layanan darurat. Anjing yang dapat membantu penderita stroke adalah yang paling langka karena kemampuan ini hampir selalu bersifat bawaan.

Anjing seperti ini menunjukkan tanda-tanda sebelum stroke terjadi, seperti menggonggong keras, melompat ke pelukan, menatap penderita dengan intens, atau mendorong mereka secara lembut. Sayangnya, perilaku ini sering disalahpahami oleh manusia.

Namun, peringatan yang diberikan oleh anjing dapat memberikan waktu berharga bagi penderita untuk menemukan tempat aman atau menerima bantuan medis. Bahkan beberapa menit saja dapat menyelamatkan nyawa atau mencegah cedera serius.

Ketika hubungan antara pemilik dan hewan peliharaan terjalin harmonis, hasilnya benar-benar dapat mengubah kehidupan seseorang.

Mendeteksi Serangan Epilepsi

Contoh lain adalah kisah seorang ibu bernama Gary dari Kansas yang memiliki seorang putra bernama Jacob yang menderita epilepsi. Jacob, yang masih kecil, bisa mengalami lima serangan dalam sehari, dan dua di antaranya cukup parah hingga menyebabkan dia jatuh dan kehilangan beberapa giginya.

Untuk membantu Jacob,Gary membawa pulang seekor anjing bernama Hunter.

Sebulan setelah kedatangan Hunter, keluarga Gary memperhatikan perilaku uniknya. Hunter sering menjauh dari Jacob dan mendorong lengan Gary atau suaminya. Kadang, anjing itu bahkan menarik tangan mereka dengan paksa. Hunter akan melihat Jacob, lalu kembali melihat Gary, seolah-olah memberi isyarat. Sekitar 30 menit kemudian, Jacob akan mengalami serangan epilepsi.

Kehadiran Hunter memberikan ketenangan bagi keluarga Gary. Mereka tidak lagi khawatir sepanjang waktu tentang kapan Jacob akan kambuh. Peringatan dari Hunter memungkinkan mereka mempersiapkan diri untuk mencegah cedera pada Jacob. Setiap kali Jacob mengalami serangan, Hunter akan menjilat wajahnya dan berbaring di sampingnya.

Jacob kini memiliki alat elektronik di dadanya untuk mengurangi frekuensi serangan epilepsi. Di usia 13 tahun, dia berkata: “Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa Hunter.”

Misteri di Balik Kemampuan Anjing

Bagaimana anjing bisa melakukan ini masih menjadi misteri. Para peneliti memiliki tiga teori utama:

1.  Perubahan Aktivitas Saraf:
Sebelum stroke terjadi, aktivitas sel saraf meningkat signifikan, menyebabkan lonjakan aktivitas listrik. Anjing mungkin bisa merasakan perubahan saraf pada otak manusia.

2.  Deteksi Perubahan Fisik Halus:


Anjing mungkin mengenali tanda-tanda fisik yang sangat kecil sebelum stroke terjadi, seperti ketegangan otot wajah atau tatapan yang gelisah. Setidaknya seperempat dari penderita epilepsi menunjukkan tanda-tanda sebelum serangan, tetapi manusia biasanya tidak menyadarinya, sementara anjing memiliki kepekaan yang luar biasa.

Namun, teori ini memiliki kritik. Beberapa ahli berpendapat bahwa tanda-tanda stroke atau epilepsi hanya muncul beberapa detik sebelum serangan. Sedangkan anjing dapat memberikan peringatan 5 menit hingga satu jam sebelumnya, sehingga mereka tidak mungkin mengingatkan orang lain berdasarkan tanda-tanda pasien.

Keterkaitan dengan Penciuman Anjing:

Anjing memiliki penciuman yang setidaknya 300 kali lebih tajam dibandingkan manusia. Mereka mungkin mendeteksi perubahan kimiawi dalam tubuh, seperti peningkatan keringat atau perubahan aroma tubuh sebelum serangan terjadi.

Kesimpulan:

Kemampuan “indra keenam” pada anjing masih menjadi fenomena yang mempesona dan belum sepenuhnya dipahami. Namun, bagi orang-orang seperti Donna dan Jacob, kehadiran anjing-anjing ini adalah penyelamat yang memberikan harapan, keamanan, dan kualitas hidup yang lebih baik.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS