EtIndonesia.Pada 1 Januari, kantor berita semi-resmi Iran, ISNA, mengutip pernyataan seorang wakil Menteri Luar Negeri Iran yang melaporkan bahwa putaran berikutnya dari perundingan nuklir antara Iran dan Inggris, Prancis, serta Jerman akan diadakan pada 13 Januari di Jenewa.
Putaran sebelumnya antara Iran dan ketiga negara Eropa tersebut berlangsung pada akhir November 2024.
Pada November 2024, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengeluarkan resolusi yang menyerukan Iran untuk segera meningkatkan kerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB. Resolusi ini diusulkan oleh Inggris, Prancis, dan Jerman.
Tanggapan Iran terhadap Resolusi IAEA
Teheran merespons resolusi tersebut dengan kemarahan dan memberi tahu IAEA bahwa mereka berencana memasang lebih banyak sentrifugal pengayaan uranium di fasilitas pengayaan uranium mereka.
Pada Desember 2024, Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, menyatakan bahwa Iran sedang “dengan cepat” mempercepat pengayaan uranium hingga mencapai tingkat 60%. Iran menjadi satu-satunya negara non-nuklir yang memiliki uranium dengan tingkat pengayaan setinggi ini. Meskipun demikian, tingkat ini masih di bawah 90% yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir.
Pada bulan yang sama, Inggris, Prancis, dan Jerman mengeluarkan pernyataan yang mengkritik Iran karena meningkatkan cadangan uranium yang diperkaya tinggi ke tingkat “yang belum pernah terjadi sebelumnya” tanpa “alasan sipil yang dapat dipercaya”.
Teheran membantah mengejar senjata nuklir dan menyatakan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.
Latar Belakang Pelanggaran Kesepakatan Nuklir
Pada 2018, saat pemerintahan Donald Trump, menarik diri dari perjanjian nuklir yang dicapai pada 2015 antara Iran dan enam kekuatan utama dunia, lalu memberlakukan kembali sanksi berat terhadap Iran.
Tindakan ini mendorong Teheran melanggar batasan nuklir dalam perjanjian tersebut, termasuk membangun kembali cadangan uranium yang diperkaya, meningkatkan kemurnian fissi uranium, dan memasang sentrifugal canggih untuk mempercepat produksi.
Meskipun pemerintahan Joe Biden telah mengadakan negosiasi tidak langsung dengan Teheran untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut, upaya tersebut belum membuahkan hasil.Namun, Presiden terpilih Donald Trump dalam kampanye kepresidenannya menyatakan: “Kita harus mencapai kesepakatan, karena konsekuensinya tidak dapat dibayangkan. Kita harus mencapai kesepakatan.” (jhn/yn)