Masyarakat Tiongkok Kirim Ucapan Selamat Tahun Baru kepada Pendiri Falun Gong

Praktisi disiplin spiritual dari Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Jerman juga mengirimkan salam mereka

ETIndonesia. Saat dunia menyambut tahun baru, tradisi tradisional untuk berbagi ucapan selamat tetap bergema. Dari Eropa hingga Amerika Serikat, banyak orang mengirimkan salam kepada Mr. Li Hongzhi, pendiri praktik spiritual Falun Gong.

Bahkan di Tiongkok, di mana Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menindas dan mencemarkan kelompok spiritual ini selama 25 tahun, pesan-pesan dukungan terus bermunculan. Tahun ini, ucapan selamat dari warga  daratan Tiongkok yang bukan praktisi Falun Gong terus mengalir.

“Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Mr. Li Hongzhi! Semoga Anda selalu sehat!” ujar Meng dari Anhui, sebuah provinsi di wilayah tengah Tiongkok, kepada The Epoch Times.

Ia menyampaikan kekagumannya terhadap “Sejati-Baik-Sabar,” prinsip-prinsip inti dari ajaran moral Falun Gong.

“Kami sejalan dengan gagasan ‘Sejati-Baik_Sabar.’ Ini tentang pengembangan diri,” kata Meng. Dengan menumbuhkan nilai-nilai ini dalam diri kita, “kita bisa meningkatkan jiwa kita sendiri dan menginspirasi orang-orang di sekitar kita,” tambahnya.

Meng juga menyebut PKT, yang telah secara brutal menargetkan individu-individu yang menganut prinsip-prinsip ini, sebagai “tirani yang jahat.”

Kampanye nasional PKT untuk memberantas Falun Gong dimulai pada tahun 1999. Diperkirakan jutaan orang  diseret ke penjara, pusat cuci otak, dan fasilitas penahanan lainnya, di mana para praktisi mengalami penyiksaan fisik dan mental untuk memaksa mereka mencabut keyakinan mereka. Banyak yang diduga telah dibunuh untuk diambil organnya.

Meskipun ada risiko penangkapan dan penahanan yang terus berlanjut, praktisi Falun Gong di seluruh Tiongkok telah menemukan cara untuk melawan kampanye politik yang menargetkan mereka. Upaya akar rumput seperti memasang poster dan meninggalkan selebaran di keranjang sepeda adalah satu sisi dari spektrum perlawanan, sementara membagikan perangkat lunak gratis untuk melewati firewall internet PKT adalah sisi lainnya.

Gao, seorang warga Provinsi Jiangsu di selatan Tiongkok, mengungkapkan rasa terima kasih kepada para praktisi ini, mengatakan bahwa mereka telah membuka pintu menuju informasi bebas sensor yang ia dambakan selama ini.

“Mereka membuat saya mengetahui dunia nyata, benar-benar mengubah perspektif saya,” kata Gao kepada The Epoch Times. “Wawasan yang saya dapatkan melalui upaya para praktisi Falun Gong sangat penting bagi kita semua … Tolong, lanjutkan upaya vital ini dan terus sebarkan kebenaran.”

Menjelang tahun baru, Gao menambahkan, “Saya berharap Mr. Li Hongzhi menjalani tahun yang penuh kebahagiaan! Falun Dafa itu luar biasa. Sejati-Baik-Sabar  itu luar biasa!”

New York

Praktisi Falun Gong di seluruh dunia juga mengirimkan ucapan selamat tahun baru kepada guru spiritual mereka sebagai ungkapan rasa terima kasih dan harapan hangat untuk tahun yang akan datang.

Salah satu di antaranya adalah Zhou Linlin, yang pindah ke New York dari Tiongkok delapan bulan lalu. Zhou, sebelumnya seorang direktur layanan pelanggan di sebuah perusahaan di Guangzhou, mulai mempraktikkan meditasi Falun Gong pada tahun 2004. Ia mengatakan bahwa penyakit ginekologi yang kerap menyebabkan rasa sakit di bagian perutnya sembuh setelah ia memulai latihan ini.

Zhou Linlin di New York. Shi Ping / The Epoch Times

Pada tahun 1999, tujuh tahun setelah praktik kuno ini diperkenalkan kepada publik, diperkirakan terdapat 70 juta hingga 100 juta orang di seluruh Tiongkok yang mempraktikkan Falun Gong—lebih banyak daripada jumlah anggota PKT saat itu. Melihat popularitas yang melonjak ini sebagai ancaman terhadap kendali Partai, pemimpin PKT saat itu, Jiang Zemin, memulai penindasan terhadap Falun Gong, yang berlanjut hingga hari ini.

Wu Jinyang, seorang pemudi berusia 23 tahun yang baru-baru ini pindah dari Tiongkok ke New York, menyeka air matanya dengan haru saat ia mengucapkan selamat tahun baru kepada gurunya—sesuatu yang dapat menyebabkan konsekuensi serius di tanah airnya.

Wu Jingyang di New York. Shi Ping / The Epoch Times

“Suasana di sini sangat berbeda dari di Tiongkok,” katanya kepada The Epoch Times, matanya kembali berkaca-kaca. “Di Tiongkok, saya tidak akan pernah memiliki kebebasan untuk mengungkapkan perasaan saya terhadap guru seperti ini. Saya sangat terharu dan berterima kasih.”

Jerman dan Selandia Baru

Ivaylo Gelov mengenal Falun Gong saat ia berusia 17 tahun. Dengan berupaya mematuhi prinsip moralnya dalam kehidupan sehari-hari, Gelov mengatakan hidupnya telah berubah.

Ivaylo Gelov di Berlin. Shi Hua/The Epoch Times

“Saya dulu memiliki temperamen buruk. Saya selalu bertengkar dengan orang lain, dan saya minum alkohol serta merokok,” ungkap pria berusia 37 tahun ini dalam sebuah wawancara baru-baru ini di Berlin. “Melalui pengembangan diri, saya berubah sedikit demi sedikit, menjadi versi yang lebih baik dari diri saya, dan keluarga saya senang dengan transformasi saya.”

“Dalam hati, saya sangat berterima kasih kepada Shifu,” kata Gelov tentang Mr. Li, menggunakan gelar penghormatan dalam budaya Tiongkok.

Xu Dan, yang tinggal di Selandia Baru, telah memperkenalkan praktik ini kepada suaminya setelah mulai mengikutinya empat tahun lalu.

Xu Dan di New Zealand. Gu Qingxiao/The Epoch Times

Ia menceritakan bagaimana keluarganya yang dulu disfungsional berubah menjadi keluarga yang penuh kasih setelah ia mulai mengikuti prinsip “Sejati-Baik-Sabar,” serta melepaskan rasa dendamnya terhadap suaminya dan ibu mertuanya.

Menurut Xu, ketika ia menjadi lebih sabar, mertuanya membalas dengan memperlakukannya seperti anak mereka sendiri, dan suaminya mampu mengatasi kecanduan taruhan olahraga, yang hampir membawa keluarganya ke jurang kehancuran. 

Shi Ping, Zhao Kai, Xiong Bin, Wang Yixiao, Irene Luo, dan Zhu Lan berkontribusi pada laporan ini.

Sumber : Theepochtimes.com 

FOKUS DUNIA

NEWS