Polisi melaporkan bahwa tubuh tersangka memiliki luka tembak di kepala yang terjadi sesaat sebelum ledakan melukai tujuh orang lainnya.
ETIndonesia. Penyelidik mengidentifikasi individu yang tewas di dalam Tesla Cybertruck yang dipenuhi bahan peledak dan meledak pada 1 Januari 2025 di luar Trump International Hotel di Las Vegas, Amerika Serikat sebagai seorang prajurit Pasukan Khusus Angkatan Darat AS yang berprestasi.
Dalam konferensi pers pada 2 Januari, Sheriff Kevin McMahill dari Kepolisian Metropolitan Las Vegas mengidentifikasi tersangka yang tewas sebagai Matthew Livelsberger, seorang Baret Hijau Pasukan Khusus Angkatan Darat yang bertugas sebagai sersan operasi di Grup Pasukan Khusus ke-10.
Dalam pernyataan terpisah, Angkatan Darat mengatakan bahwa Livelsberger telah bertugas sejak 2006. Karier militernya mencakup berbagai penugasan di luar negeri, termasuk dua kali penempatan di Afghanistan, serta tugas di Ukraina, Tajikistan, Georgia, dan Republik Demokratik Kongo.
Livelsberger dianugerahi dua Bintang Perunggu selama masa tugasnya, termasuk satu dengan perangkat keberanian atas keberaniannya di bawah tembakan. Ia juga menerima lencana infanteri tempur dan Medali Penghargaan Angkatan Darat dengan keberanian.
Sheriff McMahill menyatakan bahwa Livelsberger sebagian besar menghabiskan waktunya antara Jerman dan Colorado. Grup Pasukan Khusus ke-10 bermarkas di Fort Carson, Colorado.
Pada saat ledakan, Livelsberger sedang berada di Amerika Serikat dengan cuti resmi dari penugasannya di Jerman. Insiden tersebut melukai tujuh orang.
McMahill menyatakan bahwa penyelidik awalnya kesulitan mengidentifikasi Livelsberger “karena tubuhnya terbakar hingga tak dapat dikenali.” Luka tembak di kepala tersangka juga memperumit proses identifikasi. McMahill mengatakan bahwa identifikasi Livelsberger dapat dilakukan setelah mencocokkan tato, catatan sewa kendaraan, dan menemukan kartu identitas serta kartu kredit.
“Pertanyaannya adalah, apakah luka tembak itu akibat bunuh diri? Kami percaya demikian, karena dia satu-satunya orang di dalam kendaraan, dan itu terjadi tepat sebelum kendaraan tersebut meledak,” kata McMahill.
🚨 #BREAKING: The Cybertruck explosion outside of Trump Tower in Las Vegas is now being investigated as a possible ACT OF TERR0R, per ABC News.
— Nick Sortor (@nicksortor) January 1, 2025
The driver is deceased, and 7 bystanders have been injured. pic.twitter.com/ngl2JyAHzE
Penyelidik menemukan beberapa senjata api dari kendaraan tersebut. FBI membantu dalam penyelidikan. Dalam pernyataan pers 2 Januari, FBI mengatakan agen federal menggeledah sebuah rumah di Colorado Springs, Colorado, terkait ledakan di Las Vegas.
Tesla Cybertruck tiba di area valet hotel Trump sekitar pukul 07:30 waktu setempat pada Hari Tahun Baru dan meledak tak lama kemudian. Tujuh orang mengalami luka ringan dalam ledakan itu. Dua orang sempat dirawat di rumah sakit, tetapi diperbolehkan pulang.
McMahill memperlihatkan rekaman video dari luar hotel yang menunjukkan asap keluar dari kendaraan sebelum meledak. Setelah api dipadamkan, polisi menemukan bak truk tersebut berisi tangki bensin, bahan bakar kemping, dan mortir kembang api besar. McMahill mencatat bahwa bagian luar kendaraan listrik tersebut tetap “sepenuhnya utuh” meskipun terjadi ledakan.
“Fakta bahwa ini adalah Cybertruck sangat membatasi kerusakan di dalam area valet karena sebagian besar ledakan mengarah ke atas melalui truk,” kata McMahill.
Truk tersebut disewa di Colorado melalui aplikasi Turo, layanan penyewaan kendaraan peer-to-peer, dan dilacak melalui stasiun pengisian daya Tesla.
Trump International Hotel di Las Vegas adalah bagian dari Trump Organization, perusahaan milik Presiden terpilih Donald Trump. Trump akan kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari.
McMahill mengatakan bahwa hotel tersebut tetap beroperasi seperti biasa dan tidak ada ancaman lebih lanjut bagi masyarakat. Penyelidik dari Kepolisian Metropolitan Las Vegas sedang menentukan apakah ledakan pada 1 Januari merupakan aksi terorisme, meskipun temuan saat ini menunjukkan bahwa ini adalah insiden tersendiri tanpa “indikasi adanya rencana yang lebih besar.”
“Saya hanya ingin memastikan komunitas kami memahami bahwa kami percaya ini adalah insiden tersendiri dan sekarang sudah berakhir, sejauh menyangkut bahaya,” kata McMahill.
Sheriff juga mencatat bahwa ledakan melibatkan kendaraan Tesla dan hotel Trump, serta bahwa pemilik Tesla, Elon Musk, dinominasikan oleh Trump untuk memimpin komisi penasihat presiden yang diusulkan, Departemen Efisiensi Pemerintahan.
“Tentu saja, Cybertruck dan hotel Trump menghadirkan banyak pertanyaan yang harus kami jawab,” kata McMahill.
Ledakan ini terjadi beberapa jam setelah seorang pria mengendarai truk ke kerumunan perayaan Hari Tahun Baru di New Orleans, menewaskan 14 orang. Pelaku tewas dalam baku tembak dengan polisi yang merespons insiden tersebut.
Penyelidik menemukan bendera teroris ISIS di kendaraan pelaku dalam serangan New Orleans. Bahan peledak juga ditemukan di kendaraan dan di dekat lokasi kejadian.
Presiden Joe Biden mengatakan pada 1 Januari bahwa Gedung Putih sedang memantau insiden tersebut dan penegak hukum sedang menyelidiki “apakah ada kemungkinan hubungan antara serangan di New Orleans” dan ledakan Tesla di luar hotel Trump di Las Vegas.
Sejauh ini, tidak ada bukti yang menghubungkan kedua insiden tersebut, menurut presiden dan FBI. Pada 2 Januari, presiden mengatakan bahwa ia telah memerintahkan tim keamanan nasionalnya untuk mempercepat upaya investigasi terkait dua insiden keamanan tersebut.
“Mereka membuat setiap sumber daya tersedia untuk menyelesaikan tugas, dan kami akan membagikan fakta-fakta segera setelah saya mengetahuinya, sehingga publik Amerika tidak perlu bertanya-tanya,” kata Biden.
Reuters dan The Associated Press berkontribusi pada laporan ini.
Sumber : Theepochtimes.com