EtIndonesia. Official FBI Washington pada Kamis (2/1) merilis video baru untuk kembali meminta bantuan masyarakat dalam memberikan petunjuk guna menangkap pelaku bom tabung yang menanam bahan peledak di Washington DC pada tahun 2021, sehari sebelum kerusuhan di Gedung Capitol.
Pada 5 Januari 2021, seorang pelaku tak dikenal menanam dua bom tabung di dekat markas Komite Nasional Partai Republik (RNC) dan Komite Nasional Partai Demokrat (DNC). Meskipun bom tersebut tidak meledak, FBI menyatakan bahwa perangkat tersebut sangat berbahaya dan berpotensi mematikan.
Selama empat tahun terakhir, FBI telah:
- Mengevaluasi lebih dari 600 petunjuk,
- Meninjau sekitar 39.000 video, dan
- Melakukan lebih dari 1.000 wawancara.
Namun, hingga saat ini, pelaku belum berhasil diidentifikasi. Penangkapan pelaku masih menjadi salah satu prioritas utama FBI, Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF), serta kepolisian Washington DC.
Hadiah hingga 500.000 dolar untuk Informasi
FBI menawarkan hadiah hingga 500.000 dolar bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan dan penghukuman pelaku.
Pelaku yang identitasnya belum diketahui itu diperkirakan memiliki tinggi sekitar sekitar 170 cm. Hingga kini, jenis kelaminnya pun belum dipastikan. Belum ada bukti yang menghubungkan insiden bom dengan kerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari 2021.
FBI merilis video yang sebelumnya tidak pernah dipublikasikan. Dalam video tersebut, pelaku terlihat mengenakan:
- Hoodie abu-abu,
- Masker,
- Sarung tangan hitam, dan
- Sepatu Nike Air Max Speed Turf berwarna hitam dan abu-abu dengan tanda kuning.
FBI mencatat bahwa antara Agustus 2018 hingga Januari 2021, hanya sekitar 25.000 pasang sepatu jenis ini yang terjual.
Rekaman pengawasan menunjukkan pelaku menanam bom antara pukul 19.30 hingga 20.30 waktu setempat, di dua lokasi:
- Markas RNC di 310 First St. SE,
- Markas DNC di 430 South Capitol St. SE.
Pelaku pertama kali terlihat di persimpangan First Street dan North Carolina Avenue sekitar pukul 19.34, dan terakhir terlihat sekitar pukul 20.18 saat berjalan ke arah timur melalui Rumsey Court.
“Kami berharap seseorang dapat mengenali karakteristik pakaian pelaku, yang mungkin menjadi ciri paling mencolok,” kata David Sundberg, Asisten Direktur FBI Kantor Washington.
Sundberg juga menambahkan bahwa insiden ini terjadi pada masa pandemi COVID-19, di mana penggunaan masker menjadi hal biasa. Pelaku berhasil menyembunyikan ciri-ciri fisiknya tanpa menimbulkan kecurigaan.
Meski transisi pemerintahan akan membawa Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari, Sundberg menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan memengaruhi proses penyelidikan FBI terhadap kasus bom tabung ini.
“Kami belum mengetahui siapa pelakunya,” ujarnya, “tetapi kami berkomitmen untuk melanjutkan investigasi ini hingga mendapatkan kesimpulan yang memadai dan berhasil mengidentifikasi pelaku.” (jhn/yn)