Belakangan ini, rumor mengenai dilemahkannya kekuasaan pemimpin partai komunis Tiongkok, Xi Jinping, menarik perhatian banyak pihak. Menurut analisis, perubahan arah politik di tingkat tinggi Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebenarnya sudah mulai terlihat sejak Konferensi Beidaihe tahun 2024, dengan tanda-tanda melemahnya kekuasaan Xi semakin jelas.
ETIndonesia. Sepanjang tahun 2024, beberapa pejabat militer yang dikenal sebagai orang kepercayaan Xi Jinping dilaporkan mengalami penyelidikan atau dipindahkan dari posisi strategis. Khususnya, lebih dari sebulan yang lalu, Miao Hua, Kepala Departemen Politik Komisi Militer Pusat dan orang dekat Xi, tiba-tiba diselidiki. Baru-baru ini, Han Weiguo, mantan Komandan Angkatan Darat dan sekutu kuat Xi, tidak hadir dalam acara jamuan teh Tahun Baru di Beijing. Menurut laporan, Han juga telah ditahan untuk penyelidikan.
Selain itu, media resmi PKT, termasuk media militer, mulai mengurangi pujian berlebihan terhadap Xi Jinping yang sebelumnya kerap disebut sebagai pemimpin tertinggi dengan frasa seperti “menetapkan segalanya” atau “memimpin langsung.”
Sebagai gantinya, media kini menekankan pentingnya “kepemimpinan kolektif.” Hal ini memicu spekulasi bahwa perebutan kekuasaan di internal PKT telah memanas dan kekuasaan militer Xi mungkin sedang dilemahkan.
Jurnalis senior dari Hong Kong, Yan Chunqiao, berpendapat bahwa perubahan arah politik PKT sudah dimulai sejak Konferensi Beidaihe tahun 2024. Ia mencatat bahwa pujian terhadap Xi Jinping di media resmi semakin berkurang sejak saat itu. Istilah-istilah seperti “pemimpin tertinggi” atau “secara pribadi mengarahkan” mulai jarang digunakan, menandakan menurunnya pengaruh Xi.
Dalam analisisnya yang diunggah di Facebook, Yan menyatakan: “Penekanan pada kepemimpinan kolektif dan pengurangan kultus individu adalah tanda jelas melemahnya kekuasaan Xi. Selama lebih dari satu dekade, sentralisasi kekuasaan telah menimbulkan banyak masalah, memperburuk situasi secara drastis. Perubahan arah ini menunjukkan adanya upaya untuk memperbaiki sistem pengambilan keputusan di tingkat tertinggi.”
Yan juga mencatat bahwa kepemimpinan kolektif mulai dibicarakan kembali setelah Konferensi Beidaihe 2024. Menurutnya, media PKT menekankan kepemimpinan kolektif mungkin sebagai langkah awal menuju transisi kekuasaan.
Beberapa ahli juga memprediksi bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun dengan perebutan kekuasaan yang semakin intens antara Xi Jinping dan pihak-pihak yang menentangnya.
Yuan Hongbing, seorang pakar hukum liberal yang kini berada di pengasingan, mengungkapkan dalam program Elite Forum di New Tang Dynasty News bahwa sumber dalam PKT menginformasikan bahwa Xi telah memperingatkan semua anggota Politbiro. Ia berencana meluncurkan gelombang besar anti-korupsi pada tahun 2025, termasuk fokus membersihkan 108 perwira tinggi dan 500 perwira militer di bawah kendali Miao Hua.
Yuan menambahkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi Xi pada tahun 2025 bukanlah krisis ekonomi, tetapi ancaman internal dari militer dan pejabat partai serta pemerintahan. Setelah Kongres Nasional PKT ke-20, ketidaksetiaan terhadap Xi di kalangan militer semakin meluas, bahkan melibatkan pejabat dan komandan yang sebelumnya ia angkat sendiri.
Sementara itu, komentator politik Zhang Tianliang dalam saluran media pribadinya, Bright Times, menyatakan bahwa upaya Xi untuk merombak dan membersihkan kekuatan militer dapat memicu ketidakstabilan di kalangan tentara.
“Meskipun Xi Jinping terlihat masih memegang kendali, saya skeptis terhadap kestabilan kekuasaannya,” ujarnya.
Sumber : NTDTV.com