Anak Blogger Terkenal di Tiongkok Meninggal Dunia Setelah Demam Dua Hari, 5 Anak di Shanghai Masuk ICU

ETIndonesia. Baru-baru ini, seorang anak dari blogger terkenal di Tiongkok meninggal dunia setelah mengalami demam selama dua hari. Seorang dokter anak di Shanghai memperingatkan para orang tua untuk melindungi anak-anak mereka dari infeksi, mengungkapkan bahwa lima anak telah masuk ke ruang perawatan intensif (ICU) dalam beberapa hari terakhir. Sayangnya, beberapa di antaranya tidak dapat diselamatkan dan meninggal dunia.

Dalam unggahannya, seorang streamer pria terkenal di platform Douyu bernama Rao Jing menuliskan, “Dari saat kamu lahir, aku hanya berharap kamu bahagia dan tumbuh melakukan hal-hal yang kamu sukai. Aku tidak menyangka demam yang berlangsung dua hari akan merenggut nyawamu.”

Pada 4 Januari, Dr. Wang Chengdong, seorang dokter bedah anak di Rumah Sakit Xinhua, Shanghai, melalui sebuah video di platform media sosial Tiongkok, mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, lima anak dengan flu telah masuk ICU. Beberapa di antaranya menggunakan ventilator, ada yang mengalami ensefalitis parah, dan kondisi mereka memburuk dengan sangat cepat. Sayangnya, tidak semua bisa diselamatkan. Ia mengingatkan para orang tua dan anak-anak untuk mengenakan masker guna mencegah infeksi.

Peningkatan Kasus Anak Meninggal Dunia Akibat Infeksi Virus

Di platform media sosial Tiongkok, terdapat banyak unggahan tentang anak-anak yang meninggal akibat demam. Salah satu pengguna Weibo menulis, “Banyak yang meninggal dunia. Bahkan di lingkungan tempat tinggalku, ada anak yang meninggal dunia.”

Pengguna lain di platform Xiaohongshu melaporkan, “Ada banyak kasus ensefalitis nekrotik akut pada anak-anak akibat virus ini, dan beberapa tidak dapat diselamatkan. Membaca ini sangat menyedihkan.”

Di TikTok versi Tiongkok, beberapa pengguna juga berbagi pengalaman serupa. “Flu A ini telah merenggut nyawa banyak anak. Saya berada di Shanghai, dan menyaksikan sendiri anak-anak meninggal karena flu ini.” 

Seorang pengguna lain menambahkan, “Seorang anak berusia 13 tahun di keluarga kerabat rekan kerja saya meninggal akibat flu A yang menyebabkan komplikasi meningitis.”

Spekulasi Mengenai Penyebab Penyakit

Seorang pengguna Weibo yang mengaku sebagai “ahli kesehatan pandemi COVID-19” menulis, “Ini bukan flu A atau flu B. Saya seorang dokter, dan banyak kasus klinis belakangan ini tidak menunjukkan hasil positif untuk influenza. Virus baru ini lebih agresif menyerang paru-paru dibandingkan Omicron. Banyak pasien tiba-tiba menderita pneumonia. Media menekan informasi terkait hal ini. Sekolah-sekolah menjadi pusat penyebaran, hampir semua orang di sana terinfeksi.”

Pada 26 Desember 2024, seorang siswa kelas tiga SD Sanpailou di Nanjing tiba-tiba merasa tidak enak badan dan muntah di sekolah. Guru tidak memperhatikan hal ini, tetapi pada pukul 13:40, anak tersebut pingsan, mengalami kejang, dan mulutnya berbusa. Saat tiba di rumah sakit, ia sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Setelah 40 menit resusitasi, denyut jantung anak tersebut kembali, tetapi rumah sakit mengeluarkan tiga surat peringatan kritis. Saat ini, anak tersebut didiagnosis mengalami kematian otak dan hanya bisa bertahan dengan alat bantu pernapasan.

Krisis Kesehatan di Tiongkok

Baru-baru ini, banyak provinsi di Tiongkok mengalami lonjakan pasien di rumah sakit, khususnya di poli anak yang penuh sesak. 

Seorang warga Tiongkok mengatakan bahwa meskipun banyak orang mengalami demam dan batuk, rumah sakit hanya melakukan tes darah rutin dan memberikan obat-obatan, tanpa tes virus yang lebih spesifik. 

Banyak sekolah harus menghentikan aktivitas karena terlalu banyak siswa yang sakit. Karena pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT) dikenal sering menutupi fakta, sulit bagi dunia luar untuk mengetahui kondisi sebenarnya. (Hui)

Sumber : NTDTV.com

FOKUS DUNIA

NEWS