Gempa Bumi di Yinchuan, Tiongkok Hampir Separuh Kota Mengungsi, Sekolah Diliburkan Lebih Awal

Baru-baru ini, gempa bumi mengguncang Yinchuan, Ningxia, Tiongkok diikuti oleh serangkaian gempa susulan yang membuat masyarakat panik dan mengungsi. Beberapa sekolah memutuskan untuk meliburkan siswa, tetapi ada juga yang tetap melanjutkan kegiatan belajar-mengajar, memicu kritik dari warganet: “Mana yang lebih penting, nyawa atau ujian?”

Pada 2 Januari 2025, gempa dengan magnitudo 4,8 dan 4,6 mengguncang Yongning dan Distrik Jinfeng di Yinchuan. Setelahnya, gempa susulan terus terjadi, menyebabkan warga ketakutan dan memilih untuk mengungsi. Jalanan menjadi macet, stasiun kereta dipenuhi orang, dan suasana kota dipadati oleh mereka yang berusaha meninggalkan tempat itu

ETIndonesia. Pada 3 Januari 2025, sebuah pengumuman dari salah satu sekolah beredar di media sosial. Isi pengumuman tersebut menyatakan, “Ujian yang semula dijadwalkan pada 3 dan 4 Januari ditunda hingga 27 dan 28 Februari. Mulai 3 Januari, siswa dapat meninggalkan kampus dengan tertib, segera atur rencana perjalanan pulang, dan pesan tiket sesegera mungkin.”

Menurut laporan JiMu News, pengumuman itu berasal dari Yinchuan University of Science and Technology, sebuah perguruan tinggi swasta. Ketika gempa 4,6 terjadi pada 2 Januari di Distrik Jinfeng, beberapa mahasiswa sedang mengikuti ujian. Banyak dari mereka melarikan diri dari ruang ujian. Pada  3 Januari dini hari, pembimbing akademik membagikan pemberitahuan ini di grup WeChat kelas.

Pengumuman libur lebih awal lainnya datang dari Yinchuan Energy College. Dalam pemberitahuan tersebut dinyatakan, “Karena faktor gempa bumi yang tidak dapat dihindari dan sesuai dengan pemberitahuan dari pihak berwenang, sekolah memutuskan untuk meliburkan siswa lebih awal. Ujian akhir yang dijadwalkan pada 6–8 Januari dibatalkan, dan jadwal selanjutnya akan diumumkan. Harap menjaga diri dengan baik, selesaikan proses administrasi, dan segera pulang dengan aman.”

Seorang staf di Yinchuan Energy College menjelaskan bahwa setelah gempa terjadi, beberapa orangtua khawatir tentang keselamatan anak-anak mereka. Oleh karena itu, pada 2 Januari malam, sekolah mengumumkan libur lebih awal dari jadwal semula yang seharusnya dimulai setelah 5 Januari.

Namun, hingga kini pihak berwenang setempat belum memberikan informasi lebih lanjut tentang keputusan sekolah untuk meliburkan siswa lebih awal.

Beberapa warganet lokal melaporkan bahwa sekolah dasar dan menengah pertama di daerah tersebut sudah diliburkan. 

“Teman saya mengajar di sekolah menengah pertama di sana, dan sekolahnya sudah libur,” ujar salah satu pengguna internet. 

“Di  Yongning, ujian padal 3 Januari dibatalkan dan sekolah langsung diliburkan. Saya tidak tahu bagaimana dengan sekolah lain.”

Namun, ada juga laporan bahwa sekolah menengah atas dan taman kanak-kanak belum diliburkan. 

“Sekolah dasar sudah menyelesaikan ujian akhir dan diliburkan, tetapi taman kanak-kanak tetap beroperasi hingga sekarang tanpa kabar kapan akan libur. Minggu depan mereka masih harus masuk seperti biasa,” tulis seorang warganet.

 “Siswa kelas 12 baru akan libur pada 25 Januari, dan dalam tiga hari ke depan mereka masih harus mengikuti ujian gabungan. Bahkan ketika gempa terjadi pagi ini, mereka hanya mengungsi selama 15 menit sebelum kembali melanjutkan ujian. Ini sungguh absurd.”

Seorang warganet lain mengungkapkan kekhawatirannya: “Ini menakutkan. Tolong liburkan saja semua kegiatan. Ujian akhir tinggal 10 hari lagi, apakah itu benar-benar lebih penting? Separuh penduduk kota sudah pergi, dan yang tersisa kebanyakan adalah siswa dan guru. Sebagian besar siswa ini masih di bawah umur. Tidak ada yang bisa menjamin gempa yang lebih besar tidak akan terjadi. Siswa sudah sangat ketakutan. Apa mereka masih bisa belajar dengan tenang?”

Banyak yang mengkritik, “Mana yang lebih penting, nyawa atau ujian?” (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS