Pesawat Jeju Air Jatuh Sebelum Mendarat, Diduga Menabrak “Kawanan Burung 10 Kali Lebih Besar dari pesawat”

Kecelakaan pesawat Jeju Air di Korea Selatan telah berlalu seminggu, kini operasi pencarian jenazah serta barang-barang korban telah selesai. Menurut analisis pakar, tragedi yang menewaskan 179 orang ini diduga disebabkan oleh kawanan burung besar yang muncul di sekitar pesawat saat mendekati pendaratan, dengan ukuran hingga 10 kali lebih besar dari pesawat itu sendiri.

ETIndonesia. Menurut laporan Yonhap News Agency, pada 5 Januari 2025, tim penyelamat menyelesaikan pencarian terakhir pada bagian ekor pesawat di lokasi kecelakaan sehari sebelumnya. Karena tidak ditemukan barang atau jenazah tambahan, pencarian dihentikan.

Sebagian besar keluarga korban meninggalkan lokasi untuk mengurus pemakaman. Pemerintah Korea Selatan juga menyatakan tidak akan mengadakan konferensi pers lebih lanjut di lokasi kejadian. 

Pada 11 Januari, setelah sebagian besar pemakaman selesai, perwakilan keluarga korban dijadwalkan mengadakan pertemuan untuk menentukan langkah selanjutnya.

Analisis Citra Menunjukkan Kawanan Burung Besar

Menurut laporan eksklusif SBS, analisis citra dari rekaman kecelakaan menunjukkan bahwa pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 diduga menabrak kawanan burung yang ukurannya 10 kali lebih besar dari pesawat. Insiden ini menyebabkan kerusakan fatal pada kedua mesin pesawat dan kegagalan roda pendaratan.

Pesawat 7C2216 yang membawa 181 penumpang dan kru lepas landas dari Thailand pada 29 Desember 2024. Saat hendak mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan, pesawat ini mengirimkan peringatan bird strike pada pukul 08:57. Dua menit kemudian, pilot mencoba pendaratan pertama, tetapi pesawat menabrak burung, memaksa pilot untuk mengirim sinyal darurat “MAYDAY” sebanyak tiga kali dan mencoba kembali ke udara. 

Pada upaya kedua, pesawat mendarat dengan perutnya, melaju keluar landasan, menabrak fondasi beton dari sistem pemandu pendaratan (ILS beacon), dan meledak. Tragedi ini menewaskan 179 orang, sementara dua kru terluka.

SBS merilis rekaman pengawasan yang menunjukkan awan hitam besar di sekitar pesawat sebelum kecelakaan. Pakar citra dari Institut Analisis Video Hukum Korea, Hwang Min-koo, menjelaskan bahwa awan tersebut bukanlah asap atau awan biasa, melainkan kawanan burung besar.

Hwang menyatakan, “Awan hitam padat seperti ini hanya mungkin terjadi jika jumlah burung sangat besar. Kawanan ini terlihat lebih besar dari ukuran pesawat, dan bergerak ke arah pesawat.”

Menurut analisis visual, burung-burung tersebut kembali membentuk formasi awan besar setelah pesawat lewat, menyerupai formasi “V” yang khas dari kawanan burung besar.

Kesaksian Saksi Mata

Seorang saksi mata yang sedang memancing di pantai dekat Bandara Muan mengaku melihat kawanan burung besar yang bergerak berlawanan arah dengan pesawat. Ia mendengar suara “ledakan” dari mesin sebanyak dua hingga tiga kali dan melihat api di mesin kanan pesawat.

Menurut dugaan awal, kawanan burung tersebut mengakibatkan kerusakan besar pada kedua mesin pesawat, karena sejumlah burung dari kawanan itu tersedot masuk, menyebabkan kegagalan mesin total. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS