Perang Elektronik Ukraina Menggoncang Rusia: Kursk dan Rostov di Bawah Tekanan!

EtIndonesia. Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1049 pada tanggal 7 Januari 2025, dengan intensitas pertempuran yang semakin meningkat. 

Pada tanggal 6 Januari 2025, Ukraina melancarkan serangan rudal strategis terhadap wilayah Rostov, khususnya di Kamentsk Shakhtinsky, menargetkan fasilitas penyimpanan teknologi militer yang terhubung dengan pabrik FKP Kamentsk. Serangan ini merupakan tindak lanjut dari serangan sebelumnya oleh rudal Storm Shadow pada 18 Desember 2024.

Serangan Rudal dan Drone Ukraina di Rostov dan Belgorod

Serangan rudal Ukraina pada hari tersebut menargetkan pabrik kimia militer Kamentsk Shakhtinsky, salah satu fasilitas produksi bahan bakar roket terbesar di wilayah Rostov. Serangan ini mengakibatkan kebakaran hebat dan asap tebal yang menyelimuti kawasan pabrik, menandakan kerusakan signifikan. Selain itu, pada hari yang sama, drone Ukraina juga menyerang Kota Belgorod, menyebabkan pemadaman listrik di enam pemukiman, termasuk Borisovka, Novo, Konovanovo, Davydovka, Protvka, dan Plotvyanka. Serangan drone ini semakin memperberat kondisi masyarakat Rusia yang terdampak perang.

Kekuatan Maritim Ukraina dan Operasi Kapal Tanpa Awak

Setelah berhasil mengusir Armada Laut Hitam Rusia, Angkatan Laut Ukraina kini mengalihkan fokus ke serangan darat. Pada tanggal 6 Januari 2025, kapal tanpa awak Ukraina meluncurkan drone FPV yang berhasil menghancurkan dua sistem pertahanan udara S-1 dan satu sistem pertahanan udara Osa di tepi pantai Kherson dan Krimea. Kapal tanpa awak ini berfungsi sebagai kapal induk yang mampu menetralkan sistem pertahanan udara Rusia, memberikan keunggulan strategis bagi Ukraina di wilayah tersebut.

Operasi Pasukan Khusus dan Pertempuran di Kurakhov

Pasukan khusus independen Ukraina terus melakukan pembersihan di daerah bangunan tinggi. Di arah Kurakhov, video pertempuran di kawasan industri yang dirilis pada 6 Januari 2025 menunjukkan bahwa meskipun Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan kontrol atas Kurakhov untuk ketiga kalinya, setidaknya kawasan industri di barat kota tersebut masih dipegang oleh pasukan Ukraina. Brigade Mekanisasi Ukraina ke-33 dan unit Paor A4 kembali bertempur di selatan Desa Red Army, memperkuat posisi Ukraina di Kurakhov. Di arah Kursk, pasukan Ukraina mendorong maju sepanjang jalan raya 38K004 hingga mencapai Kurschina, hanya 2,5 kilometer dari Dasoardskoe.

Kehilangan Berat Pasukan Rusia dan Tindakan Kekerasan

Sumber dari Rusia mengklaim bahwa pada malam 6 Januari 2025, Ukraina mengirim dua kelompok dari pemukiman Cherkashekoe di wilayah Kursk menuju posisi Rusia, namun hasil spesifiknya masih belum jelas. Dalam 24 jam terakhir, wilayah Kursk mengalami perubahan penguasaan wilayah oleh pasukan Ukraina, menunjukkan peningkatan intensitas pertempuran. Menurut laporan, pasukan Rusia di Kursk mengalami kerugian besar dengan total 38.000 orang tewas dan terluka dari kelompok tentara yang berjumlah 90.000 orang.

Selain kerugian di medan perang, media Ukraina mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia kembali melanggar hukum perang dengan mengeksekusi tiga tawanan Ukraina di dekat Neskochnine pada 6 Januari 2025. Eksekusi ini terjadi meskipun para tentara Ukraina telah menyerah dengan tangan terikat, menambah kemarahan dan tekad rakyat Ukraina untuk terus berjuang.

Dukungan Internasional dan Sanksi Terhadap Rusia

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menyatakan pentingnya keberadaan Ukraina di wilayah Kursk dalam setiap negosiasi yang mungkin dilakukan setelah kembalinya Trump ke Geding Putih. Blinken menekankan bahwa Ukraina memerlukan jaminan keamanan yang andal karena Presiden Putin tidak akan menganggap konflik ini sudah berakhir. Pemerintah Amerika Serikat berencana meningkatkan sanksi terhadap armada bayangan Rusia sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari 2025, yang diprediksi akan semakin menekan ekonomi Rusia.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, serta Inggris secara terbuka mendukung Ukraina, dengan Inggris berjanji akan terus memberikan bantuan meskipun Amerika Serikat mengurangi dukungan. Rheinmetall, perusahaan pertahanan asal Jerman, menerima pesanan baru untuk menyediakan 180.000 amunisi Jetpro kepada Ukraina, mendukung upaya militer Ukraina yang semakin intens.

Kemajuan Teknologi dan Keberhasilan Operasional Ukraina

Teknologi drone Ukraina kini berada di garis depan pertempuran, dengan kemampuan serangan presisi yang menyebabkan kerugian besar bagi sistem pertahanan udara Rusia. Pabrik kimia militer Kamentsk  di Rostov menjadi target utama serangan udara Ukraina, memperlihatkan peningkatan frekuensi serangan terhadap target domestik Rusia.

Selain itu, pesawat tempur F-16 Ukraina juga menunjukkan performa luar biasa di medan perang. Salah satu pilot F-16 Ukraina berhasil menembak jatuh enam rudal jelajah dalam satu pertarungan udara, memecahkan rekor dunia dan menunjukkan perubahan drastis dalam kendali udara Ukraina sejak kedatangan F-16. Keberhasilan ini mengurangi frekuensi serangan udara Rusia dan memberikan keuntungan strategis bagi Ukraina.

Proyeksi dan Dampak Perang Elektronik

Perang elektronik (EW) menjadi faktor kunci di medan perang, dengan Ukraina menggunakan teknologi canggih untuk menutupi area pertempuran dan mengganggu operasional drone Rusia. Pasukan Rusia terpaksa mengandalkan metode pengintaian tradisional yang kurang efektif, sementara Ukraina terus memanfaatkan perang elektronik untuk mempertahankan keunggulan di lini depan.

Institut Studi Perang (ISW) menyatakan bahwa serangan besar-besaran Ukraina di Kursk memberikan keuntungan taktis yang signifikan, mengurangi stabilitas garis depan Rusia di wilayah tersebut. Dengan kerugian yang terus meningkat, target Presiden Putin untuk mengusir pasukan Ukraina dari Kursk sebelum 20 Januari 2025 diperkirakan akan gagal.

Kesimpulan

Operasi militer Ukraina yang intens di Kursk dan Rostov menunjukkan kemampuan strategis dan teknologi canggih yang dimiliki oleh pasukan Ukraina. Dengan dukungan internasional yang kuat dan penggunaan teknologi perang elektronik yang efektif, Ukraina tidak hanya mampu mempertahankan posisinya tetapi juga berpotensi meraih kemenangan besar dalam konflik ini. Keberlanjutan serangan dan kerugian berat yang dialami Rusia menandakan bahwa garis depan Rusia di dekat Kursk sangat tidak stabil, memperlihatkan kemungkinan perubahan signifikan dalam dinamika perang sebelum akhir tahun 2025.

FOKUS DUNIA

NEWS