Gelombang Merger Bank Kecil Senilai 8 Triliun Dolar AS di Tiongkok Picu Krisis Besar

EtIndonesia. Baru-baru ini, Reuters menganalisis data resmi dari pemerintah Tiongkok dan menemukan bahwa pada tahun 2024, ratusan bank kecil pedesaan telah digabungkan ke dalam institusi keuangan besar dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut tinjauan terhadap dokumen perbankan dan laporan otoritas pengawas keuangan dalam 12 bulan terakhir, setidaknya 290 bank pedesaan dan koperasi kredit diintegrasikan ke dalam lembaga pemberi pinjaman yang lebih besar sepanjang tahun 2024. Namun, tidak ada pemberitaan resmi mengenai hal ini, yang menunjukkan tingkat keparahan masalah tersebut.

Pada 25 Juni 2022, deposan di bank desa Henan yang tidak dapat menarik uangnya pergi ke Biro Regulasi Perbankan dan Asuransi Henan untuk melaporkan penyimpangan resmi. (disediakan oleh orang yang diwawancarai)

Hingga Juni tahun lalu, jumlah bank pedesaan dan bank kecil di Tiongkok diperkirakan mencapai 3.700, dengan total aset sekitar RMB.57 triliun atau 7,8 triliun dolar AS, setara dengan sepertiga dari total industri perbankan di Amerika Serikat.

Selama lebih dari satu dekade, bank-bank ini aktif memberikan pinjaman dan pembiayaan kepada pengembang properti serta pemerintah daerah. Namun, mereka kini terdampak oleh krisis properti dan resesi ekonomi yang parah.

Dari 18 hingga 21 Mei 2022, para deposan bank desa berunjuk rasa di depan gedung pemerintah provinsi dan Biro Regulator Perbankan dan Asuransi Tiongkok di Kota Zhengzhou untuk menuntut perbankan mengembalikan uang simpanan mereka. (disediakan peserta demo)

Data resmi menunjukkan bahwa pada kuartal ketiga tahun lalu, rasio kredit macet (NPL) bank komersial pedesaan mencapai 3,04%, tetapi beberapa pihak meyakini angka sebenarnya lebih buruk dari itu.

Analis UBS Asia, Jason Bedford, berpendapat bahwa merger bank-bank kecil ini hanya akan menggabungkan institusi yang bangkrut menjadi “bank bermasalah yang lebih besar”, alih-alih menyelesaikan akar permasalahan. (Hui)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS