Rudal Korea Utara Semakin Akurat! Ukraina: Rusia Meningkatkan Presisi KN-23, Mengancam Keamanan Asia Timur

EtIndonesia. Kepala Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina (HUR), Kyrylo Budanov, baru-baru ini mengungkapkan bahwa militer Korea Utara secara aktif terlibat dalam perang Rusia-Ukraina dan telah melakukan operasi tempur bersama dengan pasukan Rusia.

Dia menekankan bahwa meskipun pasukan Korea Utara telah mengalami kerugian besar, mereka tetap berada di garis depan dan terus memperkuat kerja sama militer dengan Rusia.

Pasukan Korea Utara Beroperasi dalam Kelompok Kecil Bersama Tentara Rusia

Menurut laporan dari akun X Giorgi Revishvili, Kepala HUR Kyrylo Budanov memperkirakan bahwa hingga saat ini, sekitar 4.000 tentara Korea Utara telah tewas atau terluka parah di medan perang. Saat ini, pasukan Korea Utara tidak ditempatkan secara mandiri di garis depan, melainkan beroperasi dalam kelompok kecil yang disisipkan ke dalam unit tentara Rusia untuk menjalankan operasi tempur gabungan.

Budanov menjelaskan: “Mereka beroperasi dalam formasi kecil sebagai bagian dari pasukan Rusia, melaksanakan tugas tempur secara kolektif.”

Ketika ditanya apakah Korea Utara akan mengirim lebih banyak pasukan, Budanov menyatakan bahwa belum ada bukti konkret yang menunjukkan peningkatan jumlah pasukan infanteri atau unit pasukan khusus. Namun, dia menggarisbawahi bahwa artileri dan unit rudal Korea Utara telah meningkat secara signifikan, bersama dengan peningkatan besar dalam jumlah personel logistik yang menyertainya.

Wakil Kepala HUR, Vadym Skibitskyi, menambahkan bahwa sekitar 1.000 tentara Korea Utara saat ini tengah menjalani pelatihan untuk menggunakan peralatan militer modern.

Skibitskyi mengatakan: “Tentara Korea Utara memiliki tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Dalam hitungan bulan, mereka dapat menguasai taktik dan strategi perang modern.”

Selain itu, efektivitas tempur mereka telah meningkat secara signifikan, tidak hanya dalam penggunaan senjata konvensional seperti tank, tetapi juga dalam pengoperasian teknologi canggih seperti drone.

Budanov memperingatkan bahwa kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia kini mencakup berbagai bidang, termasuk teknologi, sains, dan industri, mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bundanov menegaskan: “Kerja sama ini merupakan ancaman besar bagi komunitas internasional.”

Budanov secara khusus menyoroti bahwa rudal KN-23 yang dipasok Korea Utara ke Rusia awalnya memiliki masalah akurasi yang serius, dengan margin kesalahan mencapai 500 hingga 1.500 meter. Namun, setelah para ahli rudal Rusia melakukan modifikasi teknis, tingkat akurasi KN-23 meningkat secara signifikan, menjadikannya ancaman yang lebih besar di medan perang.

Dia menambahkan bahwa perang ini telah memberikan Korea Utara kesempatan untuk memperoleh pengalaman tempur langsung dan mempercepat modernisasi militernya, yang pada akhirnya dapat berdampak besar terhadap stabilitas keamanan di kawasan Asia-Pasifik.

Seorang pejabat intelijen militer Ukraina yang ikut dalam wawancara ini mengungkapkan bahwa situasi di medan perang Ukraina berubah setiap enam bulan sekali.

Dia mengatakanan: “Setiap kali kami mengembangkan teknologi baru seperti drone dan sistem perang elektronik, Rusia segera merancang langkah-langkah balasan, dan kami pun terus menyesuaikan taktik kami untuk menghadapinya.”

Menurutnya, pasukan Korea Utara juga sedang mengamati dan menyesuaikan diri dengan perubahan ini secara real-time. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS