EtIndonesia. Menurut laporan dari New York Post, utusan khusus Presiden Trump untuk Rusia-Ukraina, Kurt Volker, baru-baru ini mengunjungi Kyiv dan mengunjungi rumah sakit militer untuk menemui tentara Ukraina yang terluka. Selama kunjungan tersebut, Volker bertemu dengan sejumlah tentara yang terluka parah akibat pertempuran dengan pasukan Rusia. Salah satu tentara, bernama Denis, berani mengajukan pertanyaan langsung kepada Volker: “Apakah kita bisa mempercayai Rusia? Apakah mereka akan bernegosiasi?”
Volker tidak memberikan jawaban langsung. Sebagai gantinya, dia mengatakan: “Secara historis, semua perang berakhir melalui negosiasi.”
Dia menambahkan: “Kemenangan terakhir di medan perang selalu dicapai melalui diplomasi, demikian juga dengan dunia sekarang.”
Selama pertemuan tersebut, Volker berusaha untuk memperkuat hubungan antara pemerintah AS dan Ukraina, sekaligus mendorong kedua pihak untuk menyepakati perjanjian terkait sumber daya mineral.
Denis, tidak puas dengan jawaban tersebut dan tetap khawatir mengenai masa depan Ukraina setelah konflik berakhir. Dia mengungkapkan bahwa Ukraina harus memiliki angkatan bersenjata yang kuat, karena dia percaya bahwa bahkan jika ada perjanjian damai, itu hanya akan bertahan lima hingga sepuluh tahun.
Volker merespons dengan mengatakan: “Tujuan kita adalah untuk memastikan tidak ada perang berikutnya.”
Namun, Denis tetap berharap agar perdamaian bisa bertahan lama.
Kunjungan Volker ke rumah sakit militer di Irpin ini merupakan bagian dari misinya untuk mempererat hubungan antara Amerika Serikat dan pemerintah Ukraina, serta untuk memastikan dukungan terhadap Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia. (jhn/yn)