EtIndonesia. Pada 28 Februari 2025, dunia akan menyaksikan fenomena astronomi langka yang dikenal sebagai “Tujuh Bintang Berderet” (Seven Star Alignment). Fenomena ini biasanya muncul sekali dalam 77 tahun, tetapi dalam beberapa dekade terakhir, kemunculannya semakin sering. Para pakar metafisika memperingatkan bahwa dalam sejarah, fenomena ini dianggap sebagai pertanda buruk yang membawa berbagai bencana.
Fenomena Langit Langka: Tujuh Planet Sejajar
Berdasarkan pengamatan astronomi, pada malam 28 Februari 2025, tujuh planet dalam Tata Surya—Saturnus, Merkurius, Neptunus, Venus, Uranus, Jupiter, dan Mars—akan tampak sejajar di langit. Lima di antaranya (Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus) bisa terlihat dengan mata telanjang.
Para ahli menjelaskan bahwa orbit planet-planet di Tata Surya hampir berada di bidang yang sama. Ketika planet-planet ini bergerak ke posisi tertentu, dari perspektif Bumi, mereka tampak tersusun dalam satu garis lurus, menciptakan ilusi “Tujuh Bintang Berderet”. Namun, sejatinya, planet-planet ini tidak benar-benar sejajar dalam ruang tiga dimensi.
Perhitungan astronomi menunjukkan bahwa dalam 2000 tahun terakhir, fenomena ini hanya terjadi 26 kali, dengan rata-rata muncul setiap 77 tahun sekali. Setiap kali terjadi, biasanya diikuti oleh perubahan besar dalam sejarah, seperti pergantian dinasti, peperangan, atau bencana besar, sehingga dalam kepercayaan tradisional, fenomena ini dianggap sebagai pertanda buruk.
Sejarah Kelam Fenomena Tujuh Bintang Berderet
Fenomena Tujuh Bintang Berderet telah dikaitkan dengan berbagai peristiwa tragis dalam sejarah:
- 1982: Setelah fenomena ini terjadi, beberapa bencana besar melanda dunia:
- Kecelakaan pesawat China Airlines yang menewaskan 112 orang.
- Tragedi “Moskwa Disaster”—kerusuhan di stadion saat pertandingan sepak bola menyebabkan 340 orang terinjak-injak hingga tewas.
- 2000: Pada Mei tahun itu, setelah fenomena ini muncul, dunia mengalami krisis ekonomi akibat pecahnya gelembung dot-com, mengguncang pasar finansial global.
- 2022: Setelah peristiwa Tujuh Bintang Berderet pada Juni, hanya tiga bulan kemudian, terjadi kehancuran pasar saham global pada bulan September.
Karena pola ini, banyak pakar metafisika memperkirakan bahwa fenomena di tahun 2025 ini juga akan membawa perubahan besar bagi dunia.
Ramalan Para Ahli Metafisika: Dunia Akan Menghadapi Masa Sulit
1. Prediksi Datuk Cheng Bok Jian (Malaysia)
Datuk Cheng Bok Jian, seorang ahli metafisika terkenal dari Malaysia, memperingatkan bahwa kemunculan berulang dari fenomena ini menandakan adanya perubahan besar di dunia. Ia menyoroti bahwa “Tujuh Bintang Berderet” bertepatan dengan masuknya periode “Jiuzili Huo Yun” (九子离火运), yang diyakini membawa kekacauan global.
Ia memperkirakan bahwa tatanan dunia lama akan runtuh, pemerintahan akan mengalami pergolakan, dan bencana alam seperti gelombang panas, badai, banjir, serta gempa bumi akan semakin sering terjadi.
Cheng menyatakan, “Semua ini adalah bentuk perhitungan karma dari alam semesta terhadap manusia. Ini adalah peringatan agar kita kembali ke jalan kebaikan.” Ia pun menyarankan agar orang-orang lebih banyak berbuat baik untuk memperbesar keberuntungan dan menghindari dampak buruk dari bencana mendatang.
2. Prediksi Qi Xian Yu (Hong Kong)
Ahli feng shui dan metafisika dari Hong Kong, Qi Xian Yu, menyatakan bahwa dalam ilmu feng shui, “Tujuh Bintang Berderet” melambangkan pelepasan energi kosmik yang sangat kuat. Ia percaya bahwa fenomena ini akan menciptakan gangguan besar dalam kesehatan para pemimpin dunia.
Selain itu, Qi memperkirakan bahwa:
- Maret–April 2025: Bencana besar akan terjadi.
- Jepang akan mengalami gempa bumi besar dalam beberapa bulan setelah fenomena ini.
- Pada April, Eropa akan dilanda virus baru, yang berpotensi menyebar ke seluruh dunia dan berkembang menjadi pandemi baru.
Kesimpulan: Haruskah Kita Khawatir?
Meskipun ramalan dari pakar metafisika sering kali bersifat spekulatif, sejarah menunjukkan bahwa fenomena Tujuh Bintang Berderet memang sering kali bertepatan dengan peristiwa besar dan tragedi dunia.
Apakah peristiwa ini benar-benar merupakan pertanda buruk, atau hanya kebetulan astronomi biasa? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun, satu hal yang bisa dilakukan adalah bersiap dan tetap waspada terhadap kemungkinan bencana alam, krisis ekonomi, serta perubahan sosial yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.
Sumber ; NTDTV.com