Macron: Pasukan Eropa Siap Masuk Ukraina, Perluas Payung Nuklir untuk Lindungi Sekutu

EtIndonesia. Presiden Prancis,  Emmanuel Macron mengumumkan bahwa pasukan Eropa siap ditempatkan di Ukraina setelah tercapainya perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina. Meski begitu, Macron menegaskan bahwa pasukan tersebut tidak akan terlibat dalam pertempuran atau berada di garis depan untuk saat ini.

Selain itu, Macron juga menyatakan kesiapan Prancis untuk berdiskusi dengan sekutu Eropa mengenai kemungkinan memperluas “payung nuklir” Prancis guna melindungi Eropa dari ancaman eksternal. Di Eropa, hanya Prancis dan Inggris yang memiliki persenjataan nuklir.

Langkah Eropa Setelah AS Hentikan Bantuan Militer ke Ukraina

Setelah Amerika Serikat mengumumkan penghentian bantuan militer ke Ukraina, Eropa bergerak cepat untuk mengisi kekosongan tersebut. Uni Eropa (EU) mengadakan KTT khusus pada 6 Maret di mana Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan diundang untuk membahas perang Rusia-Ukraina dan isu-isu keamanan Eropa.

Dalam pidato nasional pada 5 Maret, Macron menyampaikan rencananya untuk menggelar pertemuan militer dengan negara-negara yang siap bertanggung jawab dalam menjaga perdamaian di Ukraina.

“Mulai minggu depan, kami akan mengumpulkan kepala staf militer dari negara-negara yang siap mengambil tanggung jawab di Paris. Ini adalah rencana yang disusun bersama Ukraina dan berbagai mitra Eropa, dengan tujuan mencapai perdamaian yang stabil, tahan lama, dan terverifikasi,” kata Macron.

Macron juga mengungkapkan bahwa dia siap memulai diskusi strategis mengenai cara menggunakan kekuatan nuklir Prancis untuk melindungi sekutu-sekutu Eropa.

“Sebagai tanggapan terhadap seruan bersejarah Kanselir Jerman di masa depan, saya memutuskan untuk memulai debat strategis mengenai bagaimana melalui pencegahan (nuklir), kita dapat melindungi sekutu kita di Eropa,” tambah Macron.

Diskusi ini muncul di tengah upaya Prancis dan Inggris untuk menyusun rencana perdamaian dengan Ukraina, yang rencananya akan diajukan kepada Amerika Serikat dalam beberapa hari mendatang.

Bantuan Militer dan Keuangan Eropa untuk Ukraina

Di sisi lain, NATO juga bergerak aktif dalam memberikan bantuan tambahan kepada Ukraina. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan Friedrich Merz, calon kuat Kanselir Jerman berikutnya, serta Kanselir Jerman saat ini, Olaf Scholz, untuk membahas bantuan tambahan senilai lebih dari 30 miliar euro bagi Ukraina.

Belanda juga menunjukkan komitmennya dengan Perdana Menteri Dick Schoof mengumumkan bantuan sebesar 3,8 miliar dolar AS untuk Ukraina pada Rabu lalu.

Persiapan untuk Era Baru di Eropa: Ketahanan dan Keamanan Kolektif

Pengumuman Macron mencerminkan perubahan signifikan dalam strategi pertahanan Eropa, di mana negara-negara Eropa mulai mengambil langkah lebih mandiri dalam menghadapi ancaman keamanan tanpa terlalu bergantung pada Amerika Serikat.

Melalui KTT di Brussel dan pertemuan para pemimpin militer di Paris, Eropa menunjukkan keseriusannya untuk tidak hanya melindungi Ukraina tetapi juga memperkuat pertahanan kontinentalnya sendiri.

Langkah memperluas payung nuklir Prancis juga menjadi sinyal kuat bahwa Eropa tidak akan tinggal diam menghadapi ancaman dari Rusia, terutama di tengah situasi geopolitik yang semakin tidak stabil. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS