EtIndonesia. Pada Hari Thanksgiving tahun 2018, sekitar pukul 3 sore sehari sebelumnya, sebuah keluarga kembali ke rumah sewaan mereka. Malam harinya, sekitar pukul 19 :30, suasana tiba-tiba menjadi panik ketika anak mereka yang berusia satu tahun tanpa sengaja menelan obat penurun tekanan darah milik ayahnya. Anak laki-laki itu berteriak keras, dan seluruh keluarga pun langsung panik. Mereka segera menghubungi pusat pengendalian racun dan layanan darurat 911. Setelah berkonsultasi, seorang petugas medis memutuskan untuk mengirim ambulans guna membawa anak itu ke rumah sakit kecil setempat.
Meskipun tenaga medis di sana berusaha keras menangani situasi tersebut, mereka menyimpulkan bahwa fasilitas rumah sakit tidak memadai untuk menangani kondisi sang anak. Mereka pun merekomendasikan agar anak tersebut segera dipindahkan ke Rumah Sakit Randall di Portland, Oregon.
Namun, karena malam itu adalah malam sebelum Thanksgiving, lalu lintas sangat padat. Ambulans yang dikirim dari Rumah Sakit Randall untuk menjemput anak itu baru tiba di Lincoln City setelah hampir tiga jam perjalanan dan sampai di lokasi sekitar tengah malam. Sang ibu kemudian menemani anaknya di dalam ambulans, sementara sang ayah dan anak laki-lakinya lainya memutuskan untuk kembali ke rumah sejenak guna mengambil pakaian dan perlengkapan sebelum menyusul ke rumah sakit. Mereka akhirnya baru berangkat menuju Randall Hospital sekitar pukul 24:30 dini hari.
Sekitar satu jam kemudian, ketika mereka melewati Kasino Spirit Mountain di Highway 18, antara Bellevue dan McMinnville, suasana di sekitar mereka tampak sepi dan sunyi. Lahan pertanian yang luas tertutup oleh bayang-bayang malam, menciptakan pemandangan yang tampak semakin menakutkan.
Di dalam mobil, sang ayah tenggelam dalam perasaan bersalah. Dia merasa bahwa kecelakaan ini terjadi karena kelalaiannya—meletakkan obat di kantong samping tas yang dapat dijangkau oleh putranya. Kekhawatiran terhadap kondisi anaknya membuatnya tidak bisa menahan air mata. Sementara itu, anak laki-lakinya yang mengemudi tetap diam, tetapi sang ayah bisa merasakan bahwa ia juga dipenuhi kecemasan dan perasaan bersalah. Suasana di dalam mobil terasa begitu berat dan melankolis.
Tiba-tiba, mobil mereka sedikit bergoyang. Sang ayah berpikir bahwa anaknya mulai kelelahan, sehingga dia segera bertanya apakah semuanya baik-baik saja, sembari tetap mengawasi jalan di depan mereka. Mobil melaju dengan kecepatan sekitar 90 km/jam ketika mereka melihat sesuatu bergerak di kejauhan.
Pada awalnya, mereka mengira itu adalah seekor rusa yang berlari di jalan raya. Namun, semakin dekat, mereka menyadari bahwa itu adalah sesuatu yang lain—seekor kuda emas yang berlari dengan anggun di tengah jalan.
Saat jarak mereka semakin dekat dan hanya tersisa sekitar 50 meter, mereka bersiap untuk membelokkan mobil guna menghindari tabrakan. Namun, tepat pada saat itu, kuda emas tersebut tiba-tiba melompat ke udara dan berubah menjadi seekor burung hantu raksasa.
Burung hantu itu memiliki rentang sayap yang sangat besar, hampir selebar seluruh jalur jalan raya—mungkin sekitar 4,5 meter lebarnya. Sang ayah dan anaknya terpana melihat pemandangan yang begitu tidak masuk akal.
Anaknya spontan berteriak: “Apa-apaan ini!?” lalu segera membanting setir ke kiri untuk menghindari makhluk tersebut. Burung hantu raksasa itu kemudian mendarat di tepi jalan, di luar garis putih, dan sang ayah melihatnya dengan jelas melalui jendela mobil. Dia memperkirakan bahwa burung hantu itu memiliki tinggi lebih dari satu meter—jauh lebih besar dari burung hantu biasa—dan keberadaannya sungguh sulit dipercaya.
Setelah kejadian itu, keduanya merasa masuk ke dalam kondisi aneh. Mereka tetap terjaga dan waspada, tetapi perasaan mereka menjadi sangat tenang. Sepanjang sisa perjalanan, mereka tidak berbicara sama sekali, hanya meresapi keheningan malam dengan kesadaran yang tajam.
Keesokan harinya, putranya yang sakit dinyatakan dalam kondisi baik dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Saat mereka berkendara melewati tempat yang sama dalam perjalanan pulang, mereka mulai merasa heran dan takjub. Mereka pun membicarakan pengalaman mereka pada malam sebelumnya, berusaha memahami apa yang telah mereka saksikan.Mereka akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa mereka mungkin telah melihat makhluk mitologis atau entitas yang mampu berubah bentuk. Makhluk itu tidak menunjukkan tanda-tanda niat jahat, sehingga mereka merasa beruntung bisa menyaksikan sesuatu yang begitu misterius dengan mata kepala sendiri. Bahkan, setelah kejadian ini, mereka mulai percaya bahwa makhluk-makhluk legenda seperti monster Loch Ness mungkin memang benar-benar ada. (jhn/yn)