Komisi Peninjauan Ekonomi dan Keamanan AS-Tiongkok mengadakan dengar pendapat pada Kamis (20 Maret) dengan tema “Persimpangan Kompetisi: Tiongkok di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik”. Fokus utama diskusi adalah ekspansi militer dan ekonomi Tiongkok di Indo-Pasifik serta strategi respons AS. Para ahli memperingatkan bahwa persaingan antara AS dan Tiongkok semakin memaksa negara-negara Asia Tenggara untuk memilih berpihak pada salah satu kekuatan.
EtIndonesia. Kawasan Indo-Pasifik merupakan bagian inti dari strategi global AS. Dalam dengar pendapat Kongres tersebut, para ahli menyatakan bahwa partai komunsi Tiongkok (PKT) sedang berusaha merebut dominasi AS di Asia Tenggara.
Peneliti Wilson Center, Prashanth Parameswaran, mengatakan: “AS diakui sebagai pemimpin keamanan dengan aliansi yang kuat dan tak tertandingi. Namun dalam hal ekonomi, Tiongkok memiliki nilai perdagangan hampir dua kali lipat dari AS dan terus memperkecil kesenjangan dalam hal investasi perusahaan.”
Para ahli memperingatkan bahwa ini adalah pertempuran antara demokrasi dan otoritarianisme. Jika PKT mendominasi Indo-Pasifik, maka AS akan kehilangan pengaruh ekonomi global dan bahkan berisiko terputus dari jalur maritim serta rantai pasokan di belahan bumi timur.
Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik, Randall Schriver, menambahkan: “Mereka (PKT) menguasai jalur laut utama yang membentang dari Samudra Hindia hingga Pasifik Barat.”
Prashanth Parameswaran juga menekankan dampaknya terhadap masyarakat AS: “Ini akan membuat rakyat Amerika lebih miskin, lebih tidak aman, dan semakin terisolasi dari peluang global. Bayangkan jika negara-negara paling dinamis di dunia lebih menyerupai PKT daripada Amerika Serikat, dan orang-orang mulai melupakan peran AS, Australia, Jepang, dan sekutu lainnya dalam mempertahankan demokrasi, hak asasi manusia, serta kebebasan pers. Itu adalah skenario yang sangat mengkhawatirkan.”
Sebuah survei tahun 2024 menunjukkan bahwa dukungan negara-negara Asia Tenggara terhadap AS mengalami penurunan tajam. Sementara itu, Tiongkok semakin memperkuat pengaruhnya melalui perdagangan dan pembangunan infrastruktur, menjadikannya mitra dagang terbesar bagi negara-negara seperti Filipina dan Indonesia.
Selain itu, Tiongkok telah membantu Kamboja meningkatkan fasilitas pangkalan angkatan lautnya dan berencana membangun pelabuhan yang berpotensi digunakan untuk kepentingan militer di Malaysia.
Para ahli mendesak Washington untuk menerapkan strategi yang lebih komprehensif guna menekan Tiongkok di Asia Tenggara melalui pendekatan sektoral dan bertahap, sekaligus memperkuat kembali pengaruh AS di kawasan Indo-Pasifik. (Hui)
Laporan oleh Juliet Song, Yu Liang, dan Chi Xiao – dari Washington dan New York.