Mahasiswa Tiongkok di Bangkok  Berlari Menyelamatkan Diri dari Lantai 30 Saat Gempa, Menulis Pesan Perpisahan dalam Keputusasaan

EtIndonesia. Pada 28 Maret, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar. Seorang mahasiswa asal Tiongkok di Bangkok, Zhang, menceritakan pengalaman mengerikannya saat melarikan diri. Ia mengaku sempat merasa putus asa dan tidak berdaya, bahkan menulis pesan perpisahan untuk keluarganya.

Dalam wawancaranya dengan The Paper, Zhang mengatakan bahwa saat itu ia berada di lantai 30. Ketika gedung mulai berguncang hebat, ia langsung merasa putus asa.

“Saya bahkan tidak sempat memakai sandal. Saya langsung berlari tanpa alas kaki bersama orang-orang lain,” katanya.

Tangga darurat dipenuhi orang-orang baik pria maupun wanita. Beberapa jatuh karena kaki mereka lemas, sementara yang lain hanya bisa duduk dan menangis.

“Saya sangat panik. Saat mencapai lantai 24, saya berpikir, kenapa saya belum sampai di bawah? Rasanya tidak akan pernah berakhir,” ujarnya.

Dalam keputusasaan, Zhang mencoba menelepon keluarganya untuk meninggalkan pesan perpisahan terakhir.

Ketika akhirnya berhasil mencapai lantai 1, Zhang berkata: “Saya merasa kaki saya sudah tidak kuat lagi, saya langsung jatuh terduduk di tanah kosong.”

Gempa bumi jarang terjadi di Thailand, dan jika pun ada, biasanya terbatas di wilayah perbatasan Thailand-Myanmar. Banyak warga Thailand belum pernah mengalami gempa sebesar ini dalam hidup mereka.

Saat gempa terjadi, ratusan orang berlarian keluar dari gedung-gedung, memenuhi jalanan Bangkok.

Banyak dari mereka tampak pucat dan menangis, bahkan lebih dari satu jam setelah gempa, masih ada yang tidak berani kembali ke dalam gedung.

Seorang mahasiswa lain, Xiao Ya (nama samaran), mengatakan bahwa apartemennya mengalami kerusakan parah. Dindingnya retak besar-besaran, dan banyak batu bata jatuh.

Seorang wanita asal Sichuan yang tinggal di Bangkok juga menceritakan ketakutannya. Ia melihat air dari kolam renang di atap gedung tetangganya berguncang hebat, bahkan sampai tumpah ke bawah.

Menurut data yang dirilis pemerintah Thailand pada malam 28 Maret, gempa ini telah menyebabkan 10 orang tewas dan 16 orang terluka di Bangkok. Saat ini, 101 orang masih hilang, dan operasi pencarian serta penyelamatan masih berlangsung.

Sementara itu, di kota Mandalay, Myanmar, seorang wanita Tionghoa bernama Liu mengatakan bahwa ini adalah gempa terbesar yang pernah ia alami.

“Ada banyak suara minta tolong dari bawah reruntuhan, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan mereka,” ujarnya sedih.

Menurut data terbaru yang diumumkan oleh media Myanmar pada 29 Maret, jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 1.002 orang, dengan 2.376 orang terluka dan banyak lainnya masih hilang. (Hui)

FOKUS DUNIA

NEWS