NETA Auto Menunggak Gaji Hampir 4 Miliar Yuan, Mantan CEO Dikabarkan Tinggal di Inggris

EtIndonesia. Persaingan ketat di industri otomotif Tiongkok semakin memanas. Salah satu merek kendaraan listrik, NETA Auto (juga dikenal sebagai Nezha), kini tengah menghadapi krisis keuangan serius. Kabar beredar bahwa mantan CEO-nya, Zhang Yong, telah pergi ke Inggris, memicu spekulasi di kalangan publik. Menanggapi isu tersebut, Zhang menyatakan bahwa dirinya “sedang berupaya mencarikan pendanaan untuk perusahaan.”

Mengutip laporan dari berbagai media seperti Daily Economic News, sejumlah mantan karyawan NETA Auto menyebutkan bahwa perusahaan telah menunggak kompensasi dan pembayaran lain hingga hampir 4 miliar yuan (sekitar Rp8,8 triliun), yang melibatkan lebih dari 3.000 orang. Parahnya, penjualan ritel NETA di pasar domestik Tiongkok pada Januari 2024 hanya mencapai 110 unit.

Sepanjang 2024, NETA Auto telah melakukan pemotongan gaji dan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam beberapa gelombang. Pada periode November hingga Desember, banyak karyawan memilih untuk bernegosiasi dan mengundurkan diri, bertepatan dengan merebaknya laporan mengenai masalah serius dalam manajemen perusahaan.

Pada Desember 2024, perusahaan mengumumkan bahwa karena adanya penyesuaian strategi, Zhang Yong tidak lagi menjabat sebagai CEO dan dialihtugaskan menjadi penasihat perusahaan. Posisi CEO kini dirangkap oleh pendiri sekaligus ketua dewan direksi, Fang Yunzhou. Zhang sendiri diketahui tidak lagi memperbarui akun Weibo miliknya sejak 14 Oktober 2023.

Media Tiongkok Tech Planet mengutip sumber internal yang menyebut bahwa sebelum mengundurkan diri, Zhang telah mengurus visa ke Inggris, dan baru-baru ini memang telah pergi ke sana, serta “masih berada di sana hingga sekarang.”

Pada pagi hari tanggal 14 April, kabar tentang Zhang Yong yang sudah mundur dan kini tinggal di Inggris menjadi trending topik di media sosial. Pukul 15:25 di hari yang sama, Zhang memposting pernyataan melalui fitur Moments di WeChat, menyatakan:

“Terima kasih atas perhatian semua pihak. Saya melihat berbagai rumor beredar di internet. Hingga kini, saya masih menjabat sebagai penasihat di NETA Auto, dan tengah berupaya mencari pendanaan untuk perusahaan ke berbagai tempat.”

Media Cover News melaporkan bahwa saat ditanya mengenai kondisi operasional perusahaan, seorang pejabat manajemen NETA menyebutkan bahwa operasi masih berjalan, namun diakui bahwa perusahaan sedang dalam kondisi “sulit secara operasional”.

Beberapa mantan karyawan yang diwawancarai oleh media seperti 36Kr menyatakan bahwa hingga saat ini mereka belum menerima pengembalian dana pembelian saham maupun kompensasi lainnya, dengan total utang perusahaan mencapai hampir 4 miliar yuan.

Pada 14 April, beredar video di internet yang menunjukkan sekelompok perwakilan dealer NETA berkumpul di pabrik Tongxiang, Zhejiang, untuk menuntut pembayaran dari perusahaan. Dalam video tersebut, salah satu dealer menyatakan:

“Sejak September tahun lalu hingga sekarang, pihak pabrik belum pernah sekalipun memberikan tanggapan secara langsung terhadap tuntutan kami.”

NETA Auto, yang didirikan pada tahun 2014, sempat berada di puncak pasar kendaraan listrik baru pada 2022 dengan total penjualan 152.000 unit, dan bahkan pernah mencapai valuasi hingga 25 miliar yuan. Namun sejak 2023, performa pengiriman produk menurun drastis.

Sejak awal tahun 2025, NETA Auto juga dilaporkan mengalami penghentian operasional di pabrik, serta aksi protes dari pemasok dan para dealer yang merasa dirugikan. (Jhon)

Sumber : NTDTV.com 

FOKUS DUNIA

NEWS