EtIndonesia. Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, secara terus terang menyatakan bahwa pemangkasan dana bantuan dari Amerika Serikat telah menyebabkan kekurangan anggaran besar di tubuh WHO. Kondisi ini memaksa WHO untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan membatalkan sejumlah kegiatan.
Menurut laporan dari AFP, berdasarkan salinan naskah pidato pembukaan yang disampaikan oleh Tedros, dia mengungkapkan kepada negara-negara anggota WHO bahwa: “Pendapatan yang menurun secara drastis telah membuat kami menghadapi kekurangan besar dalam membayar gaji. Kami tidak memiliki pilihan lain selain mengurangi aktivitas dan jumlah tenaga kerja.”
Penarikan penuh Amerika Serikat dari WHO pada Januari 2025, organisasi ini saat ini sedang melakukan berbagai persiapan. Amerika Serikat sebelumnya adalah penyumbang dana terbesar bagi WHO.
Selain itu, pemerintahan Presiden Donald Trump juga telah menolak untuk membayar iuran keanggotaan tahun 2024 dan 2025. Pemerintah Trump bahkan nyaris membekukan seluruh bantuan luar negeri, termasuk dana besar untuk program kesehatan global. Beberapa negara anggota WHO lainnya juga telah mengurangi anggaran bantuan luar negeri mereka.
Dalam menghadapi situasi ini, WHO kini tengah merancang struktur organisasi baru. Hari ini, Tedros melaporkan rencana tersebut kepada para staf WHO dan negara anggota.
Tedros mengakui: “Penolakan Amerika untuk membayar iuran keanggotaan tahun 2024 dan 2025, ditambah dengan pemangkasan bantuan pembangunan dari beberapa negara lain, berarti bahwa pada tahun anggaran 2026-2027, kami akan menghadapi kekurangan dana untuk gaji sebesar 560 hingga 650 juta dolar AS.”
Dia menjelaskan bahwa kisaran angka di bagian bawah tersebut “mewakili sekitar 25% dari total biaya pegawai,” tetapi dia menekankan bahwa “ini tidak berarti bahwa akan ada pemangkasan 25% dari jumlah tenaga kerja.”
Meskipun tidak menyebutkan secara spesifik berapa banyak pegawai yang akan diberhentikan, Tedros mengatakan bahwa dampak paling signifikan akan dirasakan di kantor pusat WHO di Jenewa.
“Kami akan mulai dengan mengurangi tenaga kerja di jajaran manajemen tingkat atas,” ujarnya.
Dia menegaskan: “Kami akan mengurangi jumlah tim kepemimpinan senior di kantor pusat dari 12 menjadi 7 orang, dan jumlah departemen akan dikurangi lebih dari separuh—dari 76 menjadi hanya 34 departemen. Ini adalah keputusan yang sangat menyakitkan bagi kita semua.” (jhn/yn)