EtIndonesia. Media resmi Rusia, Sputnik News, melaporkan pada hari Senin (3/6) bahwa kapal selam Petropavlovsk-Kamchatsky (B-274) milik Armada Pasifik Rusia baru saja menyelesaikan uji penyelaman maksimum di perairan Laut Jepang. Uji coba ini diklaim berhasil memverifikasi kinerja dan keandalan kapal selam dalam kondisi lingkungan ekstrem.
Menurut pernyataan militer Rusia, kapal selam tersebut menjalani uji penyelaman dalam hingga kedalaman maksimumnya untuk memeriksa fungsi seluruh sistem dan peralatan mekanis, serta mensimulasikan skenario operasional kapal selam dalam kondisi laut dalam. Setelah misi selesai, kapal selam berhasil naik ke permukaan dan langsung melanjutkan latihan pertempuran lanjutan—dalam laporan tersebut disebut sebagai bukti keunggulan teknologi kapal dan profesionalisme awak kapal.
Berapa Kedalaman Maksimum? Rusia Tidak Mau Mengungkapnya
Meski disebut sebagai “penyelaman maksimum,” laporan tersebut tidak mengungkapkan secara pasti berapa kedalaman yang dicapai dalam pengujian. Namun, diketahui bahwa kapal selam Petropavlovsk-Kamchatsky merupakan bagian dari kelas Kilo tipe 636.3—salah satu tulang punggung kekuatan bawah laut Rusia.
Beberapa spesifikasi kapal selam ini:
· Tipe: Kilo-class 636.3 (diesel-listrik)
· Tahun mulai bertugas: November 2019
· Panjang: 73,8 meter
· Displacement saat menyelam: sekitar 3.950 ton
· Kecepatan maksimum saat menyelam: 20 knot
· Kedalaman maksimal: sekitar 300 meter
· Jangkauan operasi: 7.500 mil laut (pada kecepatan 6 knot)
· Persenjataan: 6 tabung torpedo 533 mm, mampu menembakkan torpedo dan rudal jelajah
· Dilengkapi dengan sistem sonar dan komunikasi canggih
· Dikenal sangat senyap dan sulit terdeteksi (low noise & stealth), serta dijuluki “Evergreen di Laut Dalam”
Apa Tujuan Sebenarnya dari Uji Penyelaman Ini?
Secara umum, uji penyelaman maksimum kapal selam bertujuan untuk beberapa hal strategis berikut:
1. Verifikasi Keandalan Struktur dan Sistem
Menguji kemampuan lambung tekanan, katup, pipa, sistem propulsi, kelistrikan, dan sonar dalam menghadapi tekanan ekstrem di kedalaman.
2. Uji Desain dan Kualitas Produksi
Memastikan kapal benar-benar mampu mencapai batas desainnya, serta mengonfirmasi standar teknik dan kualitas pembangunan.
3. Simulasi Lingkungan Perang
Menciptakan kondisi pertempuran laut dalam—dengan suhu rendah, tekanan tinggi, dan sinyal komunikasi minim—untuk melatih respons kapal dan kru.
4. Pelatihan Awak Kapal
Memberikan pengalaman langsung dalam mengelola kapal di kondisi ekstrem, memperkuat kemampuan psikologis dan teknis awak.
5. Uji Kemampuan Stealth (Kerahkan Senyap)
Melakukan evaluasi tingkat kebisingan dan kemampuan menghindar dari deteksi musuh dalam kedalaman tinggi.
6. Pengumpulan Data Teknis
Mengumpulkan parameter performa ekstrem kapal untuk evaluasi desain masa depan atau modifikasi sistem.
Ada Isyarat Politik? Balasan terhadap Jepang?
Menariknya, uji coba ini dilakukan setelah enam tahun kapal tersebut resmi beroperasi, dan bukan pada kapal baru atau prototipe. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa uji penyelaman ini bukan sekadar rutinitas teknis, melainkan sarat dengan muatan geopolitik dan pesan strategis.
Sejumlah analis menilai:
· Uji coba ini bisa jadi merupakan respons simbolik terhadap latihan tembak-menembak militer Jepang yang baru-baru ini dilakukan di dekat Kepulauan Kuril—wilayah sengketa antara Rusia dan Jepang.
· Bisa juga merupakan cara Rusia memamerkan kekuatan militernya ke dunia, untuk menunjukkan bahwa meskipun terlibat dalam konflik panjang dengan Ukraina dan dihimpit sanksi internasional, Rusia masih memiliki kekuatan militer bawah laut yang solid dan aktif.
Kesimpulan:
Kapal selam Petropavlovsk-Kamchatsky bukan hanya menjalankan tugas latihan biasa. Uji penyelaman maksimum di Laut Jepang bisa dibaca sebagai sinyal kekuatan militer, terutama di kawasan Asia-Pasifik yang semakin sensitif terhadap ketegangan militer. Dengan teknologi senyap dan daya tempur tinggi, Rusia tampaknya ingin menegaskan: kekuatan bawah lautnya masih mampu menembus kedalaman, baik secara harfiah maupun strategis.(jhn/yn)