Nilai Pasar Tesla Lenyap 1.500 Miliar Dolar, Konflik Trump dan Elon Musk Guncang Pasar Global

EtIndonesia. Konflik mendadak antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan orang terkaya di dunia, Elon Musk, yang terjadi pada tanggal 5 Juni, langsung memicu kekhawatiran bahwa aliansi politik antara keduanya telah retak. Ketegangan ini pun menimbulkan efek domino yang mengguncang pasar keuangan global.

Menurut laporan Associated Press (AP), setelah pernyataan publik dari kedua tokoh tersebut, saham perusahaan mobil listrik milik Musk, Tesla, anjlok lebih dari 14% pada 6 Juni. Penurunan itu menyebabkan nilai pasar Tesla menyusut sebesar 150 miliar dolar AS hanya dalam satu hari—angka yang setara dengan nilai akuisisi perusahaan sebesar Starbucks ditambah ratusan perusahaan besar AS lainnya. Sebuah kejatuhan yang sangat mengejutkan.

Trump: Hentikan Bantuan Pemerintah untuk Elon

Dalam unggahan di media sosial pribadinya, Truth Social, Trump menulis: “Jika ingin memangkas puluhan miliar dolar anggaran negara, cara termudah adalah dengan menghentikan subsidi dan kontrak pemerintah untuk Elon. Saya selalu heran mengapa Biden belum melakukan itu.”

Meski tidak menyebut nama langsung, jelas pernyataan Trump mengacu pada dua perusahaan utama milik Musk: Tesla dan perusahaan antariksa SpaceX.

Elon Musk tak tinggal diam. Dia membalas dengan pernyataan keras: “Tanpa dukungan saya, Trump tak akan pernah kembali ke Gedung Putih.”

Pernyataan ini menjadikan konflik antara bisnis dan politik semakin terbuka, dan eskalasinya langsung menimbulkan efek kejut bernilai ratusan miliar dolar di pasar.

Investor Cemas: Regulasi Trump Bisa Hambat Masa Depan Tesla

Saat ini, Tesla tengah menghadapi perlambatan penjualan kendaraan listrik global. Harapan utama perusahaan bertumpu pada proyek taksi otonom tanpa sopir (Robotaxi) sebagai pendorong pertumbuhan berikutnya. Musk sebelumnya mengumumkan bahwa Tesla akan memulai uji coba Robotaxi pada bulan Juni di Austin, Texas—pengumuman yang sempat mendorong saham Tesla naik selama delapan pekan berturut-turut.

Namun, anjloknya harga saham pada 6 Juni menunjukkan bahwa kepercayaan pasar terhadap proyek Robotaxi mulai goyah. Para investor khawatir bahwa pemerintahan Trump mungkin akan menerapkan regulasi ketat terhadap teknologi mobil otonom, yang berpotensi menghambat atau bahkan menghentikan peluncurannya.

Analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, mengatakan: “Target jangka panjang Robotaxi adalah untuk diterapkan di 20 hingga 25 kota pada tahun depan. Namun jika regulasi dipersulit, jadwal tersebut bisa tertunda.”

Ives, yang selama ini dikenal sebagai pendukung optimis Tesla, mengakui bahwa kini pasar sedang dilanda keraguan: “Para investor khawatir bahwa Trump tidak lagi menjadi presiden yang bersahabat dengan teknologi.”

SpaceX dan Starlink Juga Terancam?

Bukan hanya Tesla yang menjadi sasaran. Trump tampaknya juga mengarahkan potensi sanksinya pada SpaceX. Perusahaan antariksa milik Musk itu saat ini adalah mitra utama NASA, menangani transportasi astronot dan logistik ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, serta bertanggung jawab dalam pengembangan roket pendarat bulan—proyek dengan nilai kontrak mencapai puluhan miliar dolar AS.

Selain itu, jaringan satelit milik SpaceX, Starlink, juga pernah menjalin kerja sama dengan pemerintahan Trump. Bahkan pada kunjungan Trump ke Timur Tengah bulan lalu, Musk mengumumkan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah menyetujui penggunaan Starlink untuk komunikasi udara dan maritim, menunjukkan bahwa hubungan keduanya sebelumnya cukup erat.

Dari Euforia ke Kekacauan

Dukungan politik terhadap Musk sempat membawa Tesla pada puncak kejayaan. Setelah kemenangan Trump dalam pemilu November 2023, saham Tesla melonjak drastis. Investor ramai-ramai membeli saham perusahaan, dan dalam waktu beberapa minggu, nilai pasar Tesla meningkat lebih dari 450 miliar dolar AS. Pada 17 Desember 2023, saham Tesla bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Namun, euforia itu tak bertahan lama. Musk mendirikan sebuah badan baru bernama Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency – DOGE), yang mempromosikan pemangkasan belanja federal secara besar-besaran. Langkah ini memicu kontroversi, mempengaruhi citra Tesla, dan memperuncing ketegangan antara Musk dan Gedung Putih. Kini, konflik tersebut mencapai titik kritis.

Kekayaan Musk Ambruk 20 Miliar Dolar dalam Sehari

Akibat merosotnya saham Tesla, kekayaan pribadi Elon Musk sebagai pemegang saham mayoritas juga turun sekitar 20 miliar dolar AS hanya dalam satu hari. Ini adalah salah satu kerugian pribadi terbesar yang tercatat dalam sejarah pasar modal. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS