EtIndonesia. Israel kembali melancarkan operasi militer di Jalur Gaza untuk menekan kelompok Hamas dan memaksa mereka kembali ke meja perundingan terkait pembebasan sandera. Di saat yang sama, militer Israel juga bersiap untuk menggencarkan serangan ke markas Hizbullah di Lebanon, bahkan telah mengeluarkan peringatan evakuasi bagi warga sipil di sekitar markas tersebut guna mencegah korban non-militer.
Di sisi kemanusiaan, Israel juga terus memperluas titik distribusi bantuan di wilayah Gaza untuk menjamin kebutuhan dasar warga tetap terpenuhi.
Akun X bernama “Perang Israel” mengungkapkan bahwa sejak pemimpin tertinggi Hamas sebelumnya, Yahya Sinwar, dan adiknya tewas akibat serangan Israel, posisi kepemimpinan Hamas sempat kosong. Kini, meski telah terpilih seorang pemimpin baru, Hamas sangat khawatir akan terulangnya “pembunuhan tertarget” oleh militer Israel. Sebagai tindakan antisipasi, pimpinan baru Hamas dilaporkan telah membeli asuransi jiwa dengan nilai sangat tinggi demi mengurangi risiko kerugian besar jika dia menjadi target berikutnya.
Di sisi lain, Israel kembali menyerang markas Hizbullah di Lebanon. Akun “Perang Israel” melaporkan bahwa Israel mendapatkan informasi dari Suriah terkait penyitaan satu kelompok besar senjata ilegal yang diduga akan diselundupkan ke Hizbullah melalui wilayah Suriah.
Sebagai tindak lanjut, militer Israel segera meluncurkan serangan udara ke wilayah pinggiran ibu kota Lebanon, Beirut, yang diketahui sebagai basis utama Hizbullah. Sebelum serangan, militer Israel juga mengimbau warga sipil di sekitar lokasi tersebut untuk segera mengungsi, demi menghindari jatuhnya korban sipil akibat operasi militer.
Meski begitu, serangan militer Israel terhadap sisa-sisa kekuatan Hamas terus berlanjut. Bahkan, menurut laporan dari “Perang Israel”, pihak militer Israel telah mulai memasok senjata kepada kelompok bersenjata Palestina yang anti-Hamas, meminta mereka bekerja sama dalam menggempur sisa-sisa kekuatan kelompok tersebut.
Dalam laporan lain, dinas intelijen dalam negeri Israel (Shin Bet) menyatakan telah menemukan jenazah dua sandera berkewarganegaraan Amerika Serikat yang sebelumnya diculik oleh Hamas dan membawa pulang jasad mereka ke Israel. Saat ini, Hamas masih diyakini menahan 56 warga Israel, namun Shin Bet memperkirakan jumlah sandera yang masih hidup kemungkinan tinggal di bawah 10 orang.
Untuk mengatasi krisis kemanusiaan akibat konflik, militer Israel baru-baru ini membuka dua pos distribusi makanan tambahan di Rafah. Warga Palestina yang mendengar informasi tersebut segera memadati lokasi demi mendapatkan bantuan pangan. Namun menurut pengamatan “Perang Israel”, kekurangan bantuan kemanusiaan di Gaza bukan hanya disebabkan oleh serangan militer Israel, melainkan juga karena kelompok Hamas terus-menerus menjarah truk bantuan dari organisasi kemanusiaan yang masuk ke wilayah Gaza. (jhn/yn)