Forum Epoch Times di Gedung Capitol AS Ungkap Peningkatan Penindasan Transnasional Partai Komunis Tiongkok 

EtIndonesia. Pada  Jumat (6 Juni), Epoch Times mengadakan sebuah forum di Gedung Capitol Amerika Serikat, membahas peningkatan penindasan transnasional oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), serta mengungkap metode penindasan tersebut. 

 “Forum hari ini di Gedung Capitol mengungkap bagaimana PKT menggunakan media Barat untuk mencoba memanipulasi sistem peradilan dan menyerang kelompok Falun Gong yang meyakini prinsip Sejati–Baik–Sabar, serta Shen Yun Performing Arts, yang berkomitmen melestarikan budaya tradisional Tiongkok selama lima ribu tahun. Para peserta forum menyatakan bahwa tujuan PKT itu jahat, dan metodenya tercela—penyusupan dan serangan ini tengah mengikis fondasi negara Amerika Serikat,” demikian Zhang Liang, wartawan NTD di Kongres AS. 

Pierro Tozzi, Kepala Staf Komisi Eksekutif Kongres AS tentang Tiongkok (CECC) berkata :  “Saya sangat mendukung upaya untuk menegakkan keadilan bagi para korban penindasan PKT di seluruh dunia. Saya juga mengecam keras tindakan-tindakan PKT. Untuk mencegah gangguan dan kekerasan lebih lanjut oleh PKT di Amerika Serikat, kita perlu melakukan lebih banyak upaya.”

Dalam pidatonya, Tozzi mengecam konsulat dan kedutaan besar PKT karena diduga merencanakan serta mengatur serangan terhadap demonstran damai di AS—padahal demonstrasi adalah hak yang dijamin oleh Amandemen Pertama Konstitusi. Ia juga memaparkan beberapa kasus yang ditangani Departemen Kehakiman, termasuk upaya PKT menyuap pejabat IRS agar mencabut status bebas pajak dari Shen Yun Performing Arts, serta penggunaan warga Tionghoa di AS untuk memata-matai praktisi Falun Gong.

Yuan Hongbing, pakar hukum asal Tiongkok yang kini tinggal di Australia, mengungkap bahwa sejak 2022, PKT telah melancarkan strategi penindasan terhadap Falun Gong di luar negeri dengan konsep “satu pusat, dua titik utama.”

Yuan Hongbing:  “‘Satu pusat’ adalah serangan terhadap karakter dan moral pendiri Falun Gong, Tuan Li Hongzhi.”

 “‘Dua titik utama’ adalah perang opini publik dan perang hukum terhadap Falun Gong.”

Yuan menjelaskan bahwa perang opini dilakukan dengan menyuap dan memanfaatkan media arus utama di Barat untuk menyebarkan fitnah terhadap Falun Gong dan lembaga seperti Shen Yun yang didirikan oleh para pengikut Falun Gong. Sementara itu, ‘perang hukum’ berarti memanfaatkan sistem hukum Barat untuk menggugat pendiri Falun Gong, Shen Yun, dan lembaga terkait lainnya, demi mendiskreditkan mereka dan memperkuat serangan opini publik.

Yuan Hongbing:  “Penyusupan dan operasi front bersatu PKT di Amerika benar-benar merasuki semua lini.”

Dr. Eric Patterson selaku President dan CEO of the Victims of Communism Memorial Foundation, dalam pidatonya mengutip laporan dari lembaga think tank Brookings Institution tahun 2024 yang menyatakan bahwa PKT telah mendirikan 102 kantor polisi rahasia di 53 negara, termasuk di berbagai kota besar Amerika Serikat, untuk menjalankan agenda mereka.

 “(Penindasan transnasional) adalah krisis nyata yang menyakitkan dan terus berlangsung, karena PKT dan organisasinya melakukan pelecehan, intimidasi, pemaksaan, bahkan kekerasan terhadap para pengkritik, pembangkang, dan siapa pun yang menolak tunduk pada kehendak mereka, di luar wilayah Tiongkok,” katanya. 

Zhang Liang, wartawan NTD di Kongres AS:  “Perlu disebutkan bahwa ketika Mark Yang, peneliti dari Pusat Informasi Falun Dafa, sedang berpidato, seseorang membunyikan alarm kebakaran di Gedung Kantor DPR Rayburn, yang menyebabkan forum harus dihentikan sementara. Dalam beberapa tahun terakhir, setiap kali ada acara yang mengungkap kebejatan PKT, selalu ada upaya sabotase oleh agen-agen yang diduga dikirim oleh PKT. Identitas pelaku yang membunyikan alarm kebakaran hari ini masih belum diketahui.”

Moderator forum dan editor senior The Epoch Times versi Inggris, Jack Yang, juga menulis di platform X bahwa gangguan semacam ini adalah salah satu metode efektif yang sering digunakan PKT untuk membungkam suara oposisi. (Hui)

Laporan langsung dari Gedung Kongres AS oleh wartawan NTD, Zhang Liang dan Ren Hao.

FOKUS DUNIA

NEWS