Arif Maulana (Cak Kentang): Mewarisi dan Mengembangkan Legenda Soto Ayam Hartono di Surabaya

Memang di kota Surabaya ini merupakan gudangnya aneka Soto terutama Soto Ayam, dengan ciri khasnya menggunakan ayam kampung dan juga koya. Seperti ada yang kurang kalo mampir ke kota ini tanpa menikmati semangkuk Soto Ayam hangat. salah satu warung Soto Ayam legend yang sudah berjualan bertahun-tahun dari gerobakan dipinggir jalan hingga mangkal dirumah. Yang membuat Soto Ayam ini berbeda dengan yang lain adalah keripik kentangnya, yang bila dipadukan, akan menghadirkan rasa yang lebih gurih dan mantap

Sebuah Warisan Kuliner yang Berharga

Di jantung Surabaya, tepatnya di Jl. Undaan Kulon (awal Soto Ayam Hartono), berdiri sebuah warung soto ayam yang telah menjadi ikon kuliner kota ini – Soto Ayam Hartono. Di balik kesuksesan usaha keluarga ini, kini muncul sosok penerus yang membawa angin segar sekaligus mempertahankan cita rasa otentik: Arif Maulana, yang lebih akrab disapa “Cak Kentang”. Julukan ini konon berasal dari kecintaannya terhadap kripik kentang yang menjadi topping khas soto mereka.

Jejak Langkah Awal: Memulai Usaha di Usia Muda

Setelah menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas di Surabaya,  Arif Maulana mulai mengambil alih usaha keluarga ini meski tidak sejalan dengan jurusan yang diambil saat kuliah, kita dapat melihat bahwa Soto Ayam Hartono telah berdiri cukup lama dengan tiga cabang di Surabaya – di Undaan, daerah Perak dan Joyoboyo. Proses pewarisan usaha keluarga seperti ini biasanya dimulai sejak usia muda, dengan belajar langsung dari orang tua tentang rahasia resep dan manajemen usaha.

Arif memulai dengan mempelajari setiap aspek bisnis, mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, hingga melayani pelanggan. Hal ini penting untuk memastikan kontinuitas kualitas yang telah dibangun oleh generasi sebelumnya.

“Saya dalam akademik tidak begitu pandai dan melihat usaha orang tua yang sudah berjalan ternyata cukup bagus perputarannya, mengapa tidak dilanjutkan.” Jelas Kentang kepada The Epoch Times.

Menurut Arif awalnya orang tuanya tidak begitu merespon saat dirinya ingin melakukan modifikasi kekinian pemasaran agar lebih banyak dikenal lebih luas dengan cara menggunakan sosial media.

“Saya ingin membuat slogan ‘ojo ngomong nang Suroboyo nek durung mangan Soto Ayam Hartono (jangan bilang sudah ke Surabaya kalau belum makan Soto ayam Hartono)’ maka saya menjaga cita rasanya sesuai dengan aslinya.” Jelas “Brand Ambassador” soto ayam yang juga digemari oleh mantan Walikota Surabaya Bu Risma ini.

Kiat Sukses Cak Kentang dalam Mengembangkan Usaha

1. Mempertahankan Cita Rasa Otentik

Arif Maulana memahami bahwa kekuatan utama Soto Ayam Hartono terletak pada cita rasa yang konsisten sejak awal berdiri. Dia dengan setia menjaga resep turun-temurun keluarga, termasuk penggunaan kripik kentang sebagai topping khas yang menjadi pembeda dari soto ayam lainnya.

2. Ekspansi Strategis

Di bawah kepemimpinannya, Soto Ayam Hartono tidak hanya bertahan di lokasi aslinya di Undaan, tetapi juga membuka cabang di Joyoboyo dan Perak. Ini menunjukkan visi bisnis Arif dalam memperluas pasar tanpa mengorbankan kualitas.

3. Jam Operasional yang Panjang

Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan memiliki jam buka yang panjang. Cabang Undaan buka dari pukul 07:30 hingga 24:00 setiap hari sama diikuti cabang yang lainnya. Hal Ini memungkinkan mereka melayani berbagai segmen pelanggan, dari sarapan pagi hingga makan malam. Sedangkan baru-baru ini Cak Kentang bersama beberapa teman sejawat UMKM melakukan kerjasama dengan Hotel Artotel TS Suites – Surabaya buka hingga 24 jam dengan tujuan memperkenalkan kuliner lokal kepada tamu hotel.

4. Harga Terjangkau

Arif tetap mempertahankan harga yang ramah di kantong, dengan kisaran di bawah Rp 50.000 per porsi (atau Rp 25.000,- belum termasuk beberapa komplimen tambahan). Ini merupakan strategi penting untuk mempertahankan pelanggan setia dari berbagai kalangan.

5. Mempertahankan Pembayaran Tunai dan digital

Sistem pembayaran mempertahanankan cara tunai juga secara digital, Soto Ayam Hartono di bawah Arif Maulana tetap mempertahankan sistem pembayaran tunai. Ini mungkin merupakan keputusan yang disengaja untuk mempertahankan kemudahan operasional dan pelanggan.

 Tantangan dan Cara Mengatasinya

1. Persaingan Bisnis Kuliner yang Ketat

Surabaya dikenal sebagai kota dengan persaingan bisnis kuliner yang sangat ketat. Arif menghadapi ini dengan mempertahankan keunikan produknya, terutama melalui topping kripik kentang yang menjadi ciri khas.

2. Manajemen Cabang

Dengan memiliki tiga lokasi yang berbeda, tantangan operasional menjadi lebih kompleks. Arif mengatasi ini dengan sistem manajemen yang terstandarisasi, memastikan kualitas sama di tiga cabang.

3. Mempertahankan Karyawan

Industri kuliner sering mengalami pergantian karyawan yang tinggi. Arif mungkin mengatasi ini dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik dan sistem insentif yang menarik.

5. Modernisasi vs Tradisional

Menyeimbangkan antara mempertahankan tradisi dan mengadopsi inovasi adalah tantangan tersendiri. Arif memilih untuk tetap dengan sistem pembayaran tunai sambil mungkin memperbaiki aspek lain seperti kebersihan dan pelayanan.

Dampak dan Reputasi

Soto Ayam Hartono di bawah kepemimpinan Arif Maulana telah berhasil mempertahankan reputasinya sebagai salah satu soto ayam terbaik di Surabaya. Testimoni dari penggemar seperti “Aah.. Saya suka soto ini, penggemar soto seperti nya mengenal dari topping kripik kentang nya” menunjukkan bahwa ciri khas yang dibangun oleh keluarga Hartono dan dilanjutkan oleh Arif telah melekat kuat di benak pelanggan.

Warisan yang Terus Berkembang

Arif Maulana atau Cak Kentang telah membuktikan bahwa dengan kombinasi yang tepat antara mempertahankan tradisi keluarga dan penerapan strategi bisnis yang baik, sebuah warisan kuliner tidak hanya bisa bertahan tetapi juga berkembang. Soto Ayam Hartono tetap menjadi destinasi wajib bagi pecinta soto ayam di Surabaya, dengan cita rasa yang konsisten dan pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan.

Keberhasilan Arif dalam mengelola usaha warisan keluarga ini menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis keluarga, menunjukkan bahwa dengan passion dan dedikasi, warisan kuliner bisa tetap relevan dari generasi ke generasi.

FOKUS DUNIA

NEWS