Presiden Terpilih Polandia: Menolak Ukraina Bergabung ke Uni Eropa, Negara-Negara Lain Punya Kepentingan Sendiri

EtIndonesia. Meskipun mendukung kedaulatan Ukraina, Presiden terpilih Polandia sebelumnya telah menyatakan penolakannya terhadap keanggotaan Ukraina di Uni Eropa maupun NATO.

Presiden baru terpilih Polandia, Karol Nawrocki, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan media Hungaria Mandiner mengatakan:“Saat ini, saya menolak keanggotaan Ukraina di Uni Eropa. Di satu sisi, kita harus mendukung Ukraina dalam konfliknya dengan Federasi Rusia. Namun, Ukraina juga harus memahami bahwa negara-negara lain—termasuk Polandia, Hungaria, dan negara-negara Eropa lainnya—memiliki kepentingan mereka sendiri.”

Menurut laporan Kyiv Independent, Nawrocki memenangkan putaran kedua pemilu presiden Polandia pada 1 Juni dengan perolehan suara sebesar 50,89%. Meski dia menegaskan dukungannya terhadap kedaulatan Ukraina, namun sejak awal dia telah menyatakan penolakannya terhadap integrasi Ukraina ke dalam Uni Eropa dan NATO.

Nawrocki, yang berlatar belakang sebagai sejarawan, juga menyampaikan bahwa: “Misalnya, penggalian jenazah para korban pembantaian Volhynia adalah bagian dari kepentingan nasional Polandia.”

Sebagai informasi, Volhynia—kini termasuk wilayah barat laut Ukraina—menjadi lokasi dari peristiwa kelam pada 11 Juli 1943, ketika kelompok nasionalis bersenjata Ukraina yang dikenal sebagai Tentara Pemberontak Ukraina (UPA) melakukan pembantaian massal terhadap warga sipil Polandia dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan. Diperkirakan, lebih dari 100.000 warga Polandia tewas dalam tragedi tersebut, yang kini dikenal sebagai Pembantaian Volhynia.

Pada 24 April lalu, tim peneliti dari Polandia dan Ukraina mulai melakukan penggalian sisa-sisa jenazah korban pembantaian di wilayah barat Ukraina.

Penggalian ini merupakan yang pertama sejak tahun 2017, setelah sempat dihentikan karena ketegangan diplomatik menyusul perusakan monumen Tentara Pemberontak Ukraina (UPA) di wilayah Polandia.

Nawrocki juga menegaskan kembali penolakannya terhadap bentuk-bentuk kerja sama yang merugikan kepentingan domestik Polandia.

“Selama kampanye, saya sudah menyatakan penolakan terhadap kompetisi yang tidak adil di bidang pertanian dan logistik antara Ukraina dan Polandia. Sebagai Presiden, saya tetap tidak akan menyetujui hal tersebut,” tegasnya.

Pada 6 Juni, Uni Eropa secara resmi kembali menerapkan bea masuk (tarif impor) atas produk-produk pertanian dari Ukraina. Keputusan ini muncul sebagai respons terhadap penolakan dari sejumlah negara anggota di Eropa Timur—seperti Polandia dan Hungaria—terhadap banjirnya produk ekspor Ukraina serta keinginan negara itu untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Nawrocki mengatakan : “Saya mengakui bahwa Ukraina sedang dengan sangat berani melawan agresi Federasi Rusia, namun mereka juga harus menghormati kepentingan negara-negara yang selama ini mendukung mereka.”

Berbeda dari tokoh-tokoh euroskeptis lain di Eropa seperti Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico dan Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orbán yang cenderung pro-Rusia, Nawrocki tidak menunjukkan sikap pro-Kremlin. Namun, dia berulang kali mengkritik Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang menurutnya terlalu memanfaatkan para sekutu Ukraina.(jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS