Israel dan Iran Saling Serang, Trump Desak Iran Teken Perjanjian Nuklir

EtIndonesia. Pada Jumat (13 Juni) dini hari, Israel melancarkan serangan udara intensif terhadap Iran. Ini merupakan salah satu serangan militer terbesar yang dialami Iran sejak Perang Iran-Irak pada 1980-an. Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga menyerukan agar Iran segera menyepakati perjanjian nuklir.

 “Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa beberapa pejabat Iran yang sebelumnya terlibat dalam negosiasi nuklir dengannya telah tewas dalam serangan udara Israel kali ini. Presiden Trump memperingatkan Iran bahwa mereka harus menyepakati perjanjian nuklir sebelum ‘tidak memiliki apa-apa’, jika tidak, serangan Israel akan semakin dahsyat,” demikian laporan dari koresponden Gedung Putih, Tao Ming.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa perintah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran sebenarnya telah ditandatangani sejak November tahun lalu, dan bukan keputusan mendadak. Ia juga menyebut bahwa Amerika Serikat telah diberitahukan  sebelumnya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu:  “Faktanya, ini adalah instruksi yang saya keluarkan kepada pejabat keamanan tinggi enam bulan lalu, yakni pada November 2024. Saya bahkan membawa dokumen tersebut—isinya adalah perintah untuk menghapus program nuklir Iran. Instruksi ini dikeluarkan tidak lama setelah pembunuhan Hassan Nasrallah.”

Militer Israel melaporkan bahwa Iran telah meluncurkan puluhan rudal, dan memerintahkan seluruh warga negaranya untuk masuk ke tempat perlindungan anti serangan udara.

Juru bicara militer Israel, Effie Dverin:  “Rezim Iran telah secara jelas menyatakan tujuannya untuk menghancurkan Israel. Kami tidak akan duduk diam menunggu niat itu berubah menjadi tindakan nyata.”

Iran pun segera melancarkan serangan balasan. Pada malam itu, sirine serangan udara terdengar di berbagai wilayah Israel, termasuk Yerusalem dan Tel Aviv. Suara ledakan bergema di sejumlah lokasi, dan siaran televisi menunjukkan asap tebal membubung. Saat ini, belum ada laporan korban jiwa yang jelas.

Setelah serangan Israel ke Iran, perwakilan sementara Amerika Serikat di Irak bertemu dengan Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia’ al-Sudani. PM Irak mengecam tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional, dan menyatakan keprihatinan bahwa Israel kemungkinan menggunakan wilayah udara Irak dalam serangannya. Pihak AS menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam aksi tersebut dan menekankan bahwa mereka tidak ingin Irak terseret ke dalam konflik.

 “Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menegaskan bahwa Amerika tidak ikut serta dalam serangan tersebut, namun pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa Presiden Trump telah beberapa kali melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Netanyahu untuk membahas latar belakang aksi tersebut,” demikian laporan reporter NTD.

“Gedung Putih menyatakan bahwa AS tetap berkomitmen menyelesaikan masalah nuklir Iran melalui jalur diplomatik. Namun, diketahui bahwa Iran kini menolak untuk mengikuti putaran keenam perundingan nuklir yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung hari Minggu dengan Amerika Serikat. Langkah mediasi selanjutnya masih belum jelas,” lanjutnya. (hui)

Laporan dari NTDTV, wartawan Tao Ming dan Yi Xin, dari Washington, AS.

FOKUS DUNIA

NEWS