EtIndonesia. Israel melancarkan serangan udara semalaman ke Iran pada Jumat, 13 Juni malam waktu setempat. Serangan tersebut menghancurkan sejumlah fasilitas militer. Setidaknya 20 komandan tinggi Iran dilaporkan tewas.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan pada malam 13 Juni bahwa, “Sistem komando tinggi Angkatan Udara Garda Revolusi Iran terdeteksi telah berkumpul di pusat komando bawah tanah, bersiap melancarkan serangan terhadap Israel. Sebagai bagian dari serangan gabungan, jet tempur Angkatan Udara Israel menyerang pusat komando tersebut.”
Serangan itu dilaporkan menewaskan beberapa tokoh penting, termasuk:
- Amir Ali Hajizadeh, kepala program misil Iran,
- Taher Pour: komandan unit drone Angkatan Udara Iran,
- dan Davoud Shehian, kepala komando udara Angkatan Udara Iran.
Televisi nasional Iran mengakui kebenaran kabar ini pada 13 Juni sore.
Menurut laporan Reuters, dua sumber dari kawasan Timur Tengah menyebutkan bahwa setidaknya 20 komandan tinggi Iran tewas dalam serangan udara ini, termasuk:
- Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran,
- dan Hossein Salami, Komandan Garda Revolusi Iran.
Mohammad Hagh-e-Ali dari Carnegie Middle East Center di Beirut menyatakan: “Ini adalah serangan besar-besaran — tokoh penting, pemimpin penting. Ini menimbulkan kerusakan besar terhadap kepemimpinan militer Iran dan program rudal balistiknya. Belum pernah terjadi sebelumnya.”
Ia menambahkan bahwa Iran kemungkinan tidak mampu membalas serangan dengan kekuatan setara, karena sejak serangan Hamas yang memicu perang Gaza, kemampuan misil dan jaringan militer Iran di kawasan telah sangat dilemahkan oleh Israel.
Menurut kantor berita resmi Iran (IRNA), pada 13 Juni, Iran telah menembakkan ratusan rudal balistik ke arah Israel.
Namun, militer Israel menyatakan bahwa jumlah rudal itu kurang dari 100 unit, dan sebagian besar berhasil dicegat atau gagal mencapai target, serta belum ada laporan korban jiwa.
Seorang pejabat senior kawasan yang dekat dengan otoritas Iran mengatakan bahwa serangan Israel telah mengguncang inti kepemimpinan Iran.
“Ketakutan menyelimuti para pemimpin,” katanya. “Kepanikan meluas, bukan hanya karena ancaman luar, tetapi juga karena cengkeraman mereka atas kekuasaan di dalam negeri semakin melemah,” ujarnya.
Seorang mantan pejabat Iran yang moderat menyatakan bahwa: “Serangan ini bisa jadi awal dari kehancuran. Jika terjadi protes besar di dalam negeri dan pemerintah menindas rakyat, itu hanya akan memperburuk keadaan.”
Ia juga menekankan bahwa sanksi internasional, inflasi, dan represi terhadap pihak oposisi telah memicu kemarahan publik Iran yang telah terpendam selama bertahun-tahun.
Sesaat setelah serangan itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato melalui video. Ia mengatakan bahwa dirinya berharap terjadi pergantian rezim di Iran, dan menyampaikan pesan kepada rakyat Iran:
“Perjuangan kami bukan melawan kalian, melainkan melawan rezim diktator brutal yang telah menindas kalian selama 46 tahun. Saya percaya hari pembebasan kalian sudah semakin dekat.” (Hui)
Sumber : NTDTV.com