NTD
Korea Selatan kini berada di puncak musim hujan. Negara itu dilanda hujan lebat yang terus turun selama empat hari terakhir. Insiden tersebut memicu banjir yang meluas dan tanah longsor yang menyebabkan sebuah bendungan meluap. Otoritas pemadam kebakaran mengatakan bahwa lima jenazah ditemukan dari jalan masuk bawah tanah di Korea tengah pada 16 Juli. Sementara itu, jumlah korban tewas akibat hujan lebat selama berhari-hari meningkat menjadi sedikitnya 31 orang.
Pekerjaan drainase dilakukan semalaman di lokasi underpass Gungpyeong di Cheongju, Chungcheongbuk-do, setelah dibanjiri oleh hujan lebat pada 15 Juli.
KBS News melaporkan bahwa petugas SAR menemukan sisa-sisa lima penumpang bus dari underpass yang terendam banjir di Cheongju setelah melakukan operasi penyelamatan . Otoritas penyelamat awalnya memperkirakan bahwa 11 orang hilang di underpass tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan mengatakan sebelumnya bahwa hingga pukul 06.00 pagi, 26 orang telah tewas, 10 orang hilang dan 7.540 orang dievakuasi akibat tanah longsor dan banjir yang dipicu oleh hujan lebat di seluruh negeri.
Jumlah korban tewas dari jalur kereta bawah tanah Cheongju tidak termasuk dalam statistik kementerian karena tidak jelas berapa banyak orang dan kendaraan yang terjebak di dalam air.
“Kami fokus pada pencarian dan penyelamatan karena mungkin ada lebih banyak orang yang terjebak di sana,” kata otoritas pemadam kebakaran kepada wartawan.
Selain itu, sekitar 500 hektar lahan pertanian terendam banjir pada 15 Juli. Sebanyak 80 kasus kerusakan atau banjir pada rumah-rumah dan fasilitas umum telah dilaporkan.
Kantor Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan hujan lebat diperkirakan akan turun di semenanjung Korea. Laporan menambahkan bahwa Yoon, yang sedang melakukan kunjungan ke luar negeri, memerintahkan Perdana Menteri Han Duck-soo untuk mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk meminimalkan korban. (Hui)