oleh Chen Qian
Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan Argentina telah mencapai 124,4%, menyebabkan banyak warganya menderita karena kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
“Sementara negara-negara Amerika Latin lainnya memiliki tingkat inflasi satu digit, tingkat inflasi Argentina telah mencapai tiga digit,” ujar analis ekonomi Damian Di Pace.
Pada 13 September, Institut Statistik dan Sensus Nasional Argentina (National Institute of Statistics and Census of Argentina) merilis laporan yang menunjukkan bahwa pada bulan Agustus tahun ini tingkat inflasi tahunan Argentina telah melonjak menjadi 124,4%.
Kenaikan harga yang pesat telah menyebabkan banyak warga Argentina terjerumus ke dalam dilema ketidakseimbangan pendapatan dan pengeluaran, dan mereka harus sangat berhati-hati agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.
“Sulit sekali ! Harga suatu barang hari ini begini besok lain lagi, selalu sedikit lebih tinggi daripada harga kemarin. Kami selalu berpacu dengan waktu, terus mengejar (harga yang lebih baik),” kata warga Argentina Laura Cliz.
Data menunjukkan bahwa harga barang di Argentina pada Agustus tahun ini umumnya naik 12,4% dibandingkan dengan Juli, Itu adalah kenaikan bulanan terbesar dalam lebih dari 30 tahun terakhir. Diantaranya, harga makanan, minuman, kesehatan medis dan peralatan rumah tangga mengalami perubahan terbesar, dengan kenaikan rata-rata lebih dari 14%.
Salah satu pemilik toko daging khawatir, bila kondisi terus memburuk maka dia harus menutup tokonya.
“Kami tidak tahu bagaimana cara membayar sewa atau tagihan listrik bulan ini karena masyarakat marah, namun mereka berhak marah karena tidak mampu membeli satu kilo daging, lalu kami juga terpengaruh,” kata Marcelo Capobianco, pemilik toko daging.
Pihak luar percaya bahwa pemerintah Argentina yang mendevaluasi nilai tukar mata uangnya peso sebesar 18% pada pertengahan Agustus tahun ini merupakan alasan utama naiknya tingkat inflasi Argentina.
Argentina akan mengadakan pemilihan umum pada Oktober tahun ini. Tentunya cara menyelamatkan perekonomian dari krisis akan menjadi isu utama bagi para pemilih untuk mencoblos kandidatnya. (sin)