Jin Shi
Tuntutan kenaikan gaji pekerja otomotif di Amerika Serikat yang sempat dinegosiasikan berujung gagal. Akhirnya serikat pekerja United Auto Workers melancarkan pemogokan massal yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Jumat (15/9/2023). Mogok massal ini berdampak kepada bisnis tiga produsen mobil besar: Ford, General Motors, dan Stellantis. Presiden AS Biden segera mengirim pejabat federal ke Detroit untuk merespon pemogokan tersebut.
Tepat setelah Kamis (14/9/2023) tengah malam, pemogokan umum bersejarah dari United Auto Workers (UAW) dimulai. Pekerja yang mogok berkata: “Kami adalah serikat pekerja, kami adalah serikat pekerja.”
Anggota serikat pekerja, Amanda juga berkata : “Saya akan melakukan ini, saya di sini untuk melakukan pemogokan.”
Pemogokan putaran pertama dimulai di tiga produsen mobil besar, Ford, Stellantis, dan General Motors, di Michigan, Ohio, dan Missouri.
Sean Fein, presiden serikat pekerja United Auto Workers menjelaskan: “Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah melancarkan pemogokan terhadap tiga produsen mobil besar pada saat yang bersamaan.”
Dalam negosiasi pada Kamis tengah malam, perbedaan antara buruh dan manajemen masih tetap besar. Serikat pekerja otomotif menuntut kenaikan gaji sebesar 35% hingga 40% dalam empat tahun ke depan, serta tambahan subsidi biaya hidup dan tunjangan kesehatan. Tiga raksasa otomotif besar itu saat ini hanya menjanjikan kenaikan gaji sebesar 20%.
CEO Ford Jim Farley: “Kenaikan gaji sebesar 40% akan membuat kita bangkrut. Kita akan kehilangan US$150 miliar. Kita akan terpaksa memberhentikan karyawan dan menutup pabrik. Apa manfaatnya?”
Para pabrik mobil juga mempunyai masalah yang sama. Berdasarkan peraturan federal pemerintahan Biden, dua pertiga mobil penumpang baru yang dijual di Amerika Serikat harus sepenuhnya menggunakan listrik pada tahun 2032. Beberapa raksasa otomotif besar telah menginvestasikan puluhan miliar dolar dalam beberapa tahun terakhir untuk bertransformasi menjadi kendaraan listrik, namun mereka belum dapat memperoleh keuntungan dalam jangka pendek. Jika biaya tenaga kerja meningkat secara signifikan saat ini, niscaya akan membuat situasi keuangan mereka semakin sulit.
Mantan CEO Stratis Robert Nardelli: “Ini bukan berarti Ford tidak mau mengurus karyawannya. Anda tahu, Ford telah kehilangan US$6 miliar dalam dua tahun terakhir.”
Presiden AS Biden menyampaikan pidato pada Jumat. Selain menyatakan dukungannya yang konsisten terhadap serikat pekerja, dia juga mengatakan bahwa dia telah mengirim Pejabat Menteri Tenaga Kerja Julie Su dan Penasihat Senior Gedung Putih Gene Sperling ke Detroit untuk membantu negosiasi.
Presiden AS Joe Biden: “Mari kita perjelas, tidak seorang pun ingin melihat adanya pemogokan. Sekali lagi, tidak ada seorang pun yang ingin melihat adanya pemogokan. Saya berharap kedua belah pihak dapat kembali ke meja perundingan dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.”
Ketiga pabrik yang sedang mogok tersebut mempekerjakan total 12.700 karyawan dan sebagian besar memproduksi truk pickup dan SUV yang populer di pasar.
United Auto Workers memiliki total 146.000 anggota. Presiden serikat pekerja Fein mengatakan pemogokan mungkin akan dilakukan di lebih banyak pabrik jika negosiasi terus terhenti.
Sean Fein, presiden serikat pekerja United Auto Workers: “Kami akan menggunakan kekuatan penuh kami jika perlu, dan kami akan melakukannya.”
Tiga raksasa, General Motors, Ford dan Stellantis, menguasai separuh industri otomotif AS. Para analis memperkirakan bahwa jika gelombang pemogokan terus berlanjut, hal ini akan berdampak pada industri otomotif AS dan bahkan perekonomian AS secara keseluruhan.
Mantan  CEO of Chrysler “Hal ini akan berdampak besar pada perekonomian yang sudah rapuh. Ini adalah kekhawatiran saya pada tingkat yang lebih besar.”
Mantan Presiden AS Trump, kandidat Partai Republik untuk pemilihan presiden 2024, sekali lagi mengkritik kebijakan kendaraan listrik Biden pada Jumat yang memukul dan menghancurkan industri otomotif AS. (Hui)