Korban Tewas Akibat Banjir di Libya Tembus Lebih 11.300 Orang dan  10.100  Lainnya Hilang, Pencarian dan Penyelamatan Masih Berlanjut

oleh Xu Zhe dan Zhang Ruiqi

Seminggu setelah kota pesisir timur laut Libya Derna dilanda Badai Daniel, jumlah korban tewas telah mencapai 11.300 orang. Pencarian dan penyelamatan hingga saat ini masih berlangsung.

Skala banjir yang ditimbulkan oleh Badai Daniel tidak kalah dengan tsunami. Dua bendungan di hulu Sungai Wadidna jebol. Kota Derna, yang berpenduduk sedikitnya 120.000 jiwa, hanyut atau terkubur dalam lumpur.

Berdasarkan laporan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB pada Sabtu (16 September), sedikitnya telah tercatat ada 11.300 orang tewas dan 10.100 korban lainnya dinyatakan hilang. Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat seiring dengan tidak dihentikannya operasi pencarian dan penyelamatan.

Sejumlah negara telah berpartisipasi dalam operasi pencarian dan penyelamatan. Yordania mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan pada Minggu, dan pasokan dari Arab Saudi, Iran dan Italia, serta rumah sakit lapangan asal Perancis juga telah tiba di Libya.

Utusan khusus PBB untuk Libya, Bartili telah mengunjungi daerah bencana pada Sabtu untuk membahas operasi bantuan dengan kepala pemerintah setempat.

Sebagian besar wilayah Libya telah mengalami konflik bersenjata selama bertahun-tahun, dengan wilayah timur dan barat kini dikuasai oleh pemerintah yang berbeda. PBB telah memperingatkan bahwa ranjau darat yang ditanam di daerah bencana dapat terbawa air banjir dan mengancam warga sipil. Selain itu, makanan, tempat tinggal, obat-obatan, dan lain-lain masih belum mencukupi, dan penyakit menular dapat menyebar melalui air yang akan memicu “bencana kemanusiaan kedua.” (sin)