oleh Li Yun
Baru-baru ini, Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus meningkatkan ancaman serangan terhadap Taiwan. Pejabat senior Pentagon di Amerika Serikat telah menyimpulkan bahwa Partai Komunis Tiongkok sedang bersiap untuk menginvasi Taiwan, Xi Jinping belum juga mau menanggalkan niatnya untuk merebut Taiwan dengan cara kekerasan. Para ahli percaya bahwa Tiongkok saat ini sedang mengalami situasi yang tidak stabil, pertumbuhan ekonomi merosot, militer sedang berguncang akibat sejumlah pimpinan terasnya dicopot. Jadi jika saat ini PKT terus ingin menginvasi Taiwan, maka akibatnya adalah keruntuhan PKT.
Pada 19 September, Komite Angkatan Bersenjata DPR AS mengadakan sidang dengar pendapat mengenai kerja sama pertahanan AS – Taiwan. Rogers, Ketua Komite dan Anggota Kongres dari Partai Republik mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa tindakan militer Beijing terhadap Taiwan menjadi semakin agresif dan bahwa dirinya khawatir Xi Jinping sedang mempersiapkan serangan militer ke Taiwan.
Ely Ratner, Asisten Menteri Pertahanan Pentagon untuk urusan keamanan Indo-Pasifik, mengatakan bahwa mereka melihat dengan jelas bahwa Partai Komunis Tiongkok sedang mempersiapkan perang melawan Taiwan.
Ely Ratner mengatakan : “Para pemimpin Partai Komunis Tiongkok belum menghentikan penggunaan kekuatan. Pada saat yang sama, mereka telah meningkatkan penggunaan militer sebagai alat pemaksaan untuk bertindak aktivitas yang lebih berbahaya di Selat Taiwan dan sekitarnya”.
Li Zhengxiu, pakar militer dari Yayasan Penelitian Kebijakan Nasional Taiwan mengatakan : “Pada dasarnya, dari perbincangan kedua pejabat AS ini, kita dapat memahami bahwa Amerika Serikat sangat-sangat khawatir dengan situasi di Selat Taiwan. Terutama kapal perang Komunis Tiongkok, pesawat militer yang terus-menerus mengganggu Taiwan. Ditambah lagi dengan latihan militer yang terus menerus untuk melawan Taiwan dalam beberapa tahun terakhir. Membuat semua orang khawatir tentang apakah Partai Komunis Tiongkok benar-benar bermaksud menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang Taiwan”.
Dalam beberapa tahun terakhir, Partai Komunis Tiongkok telah meningkatkan latihan militer, melakukan simulasi pengepungan Pulau Taiwan, dan sering mengirimkan pesawat tempur dan kapal perang untuk mengganggu Taiwan.
Pada pertengahan bulan September ini, PKT sekali lagi meningkatkan ancamannya terhadap Taiwan dengan mengirim 103 pesawat militer dalam sehari untuk mengganggu Taiwan, berikut 9 kapal perang yang muncul di garis tengah Selat Taiwan. Pada saat yang sama, ketiga Komando Palagan Tentara Pembebasan Rakyat mengirimkan lebih dari 20 unit kapalnya seakan untuk memamerkan kekuatan mereka di Pasifik Barat.
Rogers mengatakan : “Jika invasi Tiongkok (Partai Komunis Tiongkok) tidak dapat dicegah, hal ini akan menjadi bencana besar bagi Taiwan dan Amerika Serikat. Jadi menggunakan kekuatan militer telah dan akan terus menjadi pencegah invasi yang paling efektif”.
Su Tzu-Yun, Direktur Institut Strategi dan Sumber Daya Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional Taiwan mengatakan : “Dilihat dari perilaku berlebihan Partai Komunis Tiongkok dalam beberapa hari terakhir, ini sangat tidak bertanggung jawab. Mereka tampaknya ingin menunjukkan tidak senang terhadap perlakuan Amerika Serikat kemudian mengancam Taiwan. Pasalnya, saat ini banyak permasalahan di internal militer Tiongkok, ditambah dengan lesunya perekonomian, dll. Oleh karena itu, Beijing tidak punya alasan untuk melancarkan operasi militer besar-besaran yang dapat menimbulkan ketegangan regional, demi mengalihkan perhatian masyarakat dalam negerinya. Pada saat yang sama mewujudkan keinginannya untuk menggalang semangat militer.”
Baru-baru ini, militer Tiongkok mengalami guncangan besar akibat banyak pejabat tinggi Angkatan Roket ditangkap dan dilengserkan, dan kedua menteri pertahanan sebelumnya terkena masalah. Hal ini menyebabkan dunia luar mempertanyakan efektivitas tempur militer Tiongkok, dan juga khawatir tentang persiapan mereka untuk menyerang Taiwan di tengah kesulitan internal dan eksternal.
Li Zhengxiu mengatakan : “Pengumpulan informasi tentang situasi Tiongkok yang dilakukan oleh AS juga lebih sulit dieksplorasi di bawah kendali Xi Jinping yang semakin ketat. Jadi AS sangat khawatir dengan apa yang dipikirkan oleh kalangan pengambil keputusan Xi Jinping ? Terutama baru-baru ini, terhadap insiden menghilangannya menteri luar negeri Tiongkok, dan menteri pertahanan. Apa yang terjadi pada diri mereka ? Apakah karena ini lalu Xi Jinping tidak berani mengambil risiko ? Ini adalah pertanyaan di benak setiap orang”.
Li Zhengxiu mengatakan bahwa campur tangan kuat PKT di Taiwan terjadi selama pertemuan antara Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dan Penasihat Keamanan Nasional AS Sullivan, dan mungkin ini merupakan strategi dua tangan.
Li Zhengxiu : “Yang pertama mungkin PKT ingin mengatakan bahwa saya bersedia berbicara dengan Anda orang Amerika, tetapi saya masih bersiap di bidang militer untuk melihat bagaimana Anda orang Amerika merespons. Yang kedua, tentu saja untuk menyoroti bahwa kekuatan Xi Jinping adalah masih stabil. Ya, mungkin ada sedikit kekacauan di internal militer, ada pergantian personel tingkat tinggi di bidang diplomatik dan militer, bahkan ada yang terlibat korupsi dan sebagainya. Tapi itu tidak akan mempengaruhi kekuasaan saya, dan saya masih memiliki kekuatan untuk mengendalikannya”.
Li Zhengxiu menunjukkan bahwa dirinya tidak yakin PKT memiliki kemampuan untuk menyerang Taiwan mengingat parahnya perselisihan dalam tubuh militer Tiongkok.
Su Tzu-Yun mengatakan : “Menyerang Taiwan berarti Xi Jinping benar-benar siap mundur. Karena pendaratan amfibi adalah operasi yang sangat sulit. Singkatnya adalah lebih mudah untuk bertahan daripada menyerang. Jika PKT mengambil tindakan saat ini, ia akan mengalami kegagalan lebih besar, dan ini adalah bencana politik yang sangat besar bagi Partai Komunis Tiongkok dan diri Xi Jinping sendiri”.
Su Tzu-Yun mengatakan bahwa PKT telah mempersiapkan perang selama 74 tahun, dan tidak berani mengambil tindakan tanpa kepastian 100% ada dalam genggamannya.
“Jika kita benar-benar mempersiapkan perang, maka akan ada banyak tandanya, termasuk pengumpulan pasukan dan penumpukan perbekalan tempur. Dilihat dari logika perang dan perdamaian, saya tidak akan memprediksi apakah musuh akan menyerang Taiwan. Tetapi hal yang perlu kita pahami adalah perlombaan melawan waktu untuk memperkuat kemampuan pertahanan Taiwan sesegera mungkin. Ini adalah satu-satunya cara untuk menjaga perdamaian”.
Dalam sidang dengar pendapat yang diadakan pada 19 September, anggota Komite Angkatan Bersenjata Dewan Perwakilan Rakyat dari kedua partai sepakat untuk memperkuat kemampuan pertahanan Taiwan dan menggunakan pencegahan untuk mengekang invasi bersenjata PKT ke Taiwan.
Baru-baru ini, Amerika Serikat dan 19 negara melakukan latihan militer gabungan selama dua minggu di Laut Kuning, Laut Tiongkok Timur, dan Laut Tiongkok Selatan untuk menghalangi PKT bertindak gegabah. (sin)