oleh Lin Xi dan Shu CanÂ
Program penjelajahan bulan kembali populer, sebanyak 29 negara bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk kembali ke bulan. “The Artemis Accords” yang dipimpin oleh Amerika Serikat bertujuan untuk menetapkan norma perilaku di luar angkasa dan di permukaan bulan bagi berbagai negara yang berpartisipasi dalam “Program Pendaratan Bulan Artemis.”
India menandatangani perjanjian ini pada bulan Juni tahun ini dan berhasil mendarat di bulan pada Agustus. Baru-baru ini, Jerman menjadi negara ke-29 yang menandatangani perjanjian tersebut. Sebagai kekuatan ekonomi Eropa, Jerman selalu menjadi bagian dari program luar angkasa Eropa.
“Program Pendaratan Bulan Artemis” secara resmi didirikan pada tahun 2017. Program ini dipimpin oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA), Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA), dan Badan Antariksa Kanada (CSA). Salah satu tugas utamanya adalah mendirikan pangkalan di kutub selatan bulan untuk selanjutnya melakukan eksplorasi luar angkasa. Misi lainnya adalah mempersiapkan pendaratan manusia di Planet Mars.
The Artemis Accords dirumuskan oleh NASA dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. pada tahun 2020 untuk membangun kerangka kerja sama bagi negara-negara dalam upaya mengeksplorasi dan menggunakan bulan, Mars, dan benda-benda astronomi lainnya secara damai.
Saat ini, Tiongkok dan Rusia adalah negara-negara yang bukan penandatangan perjanjian tersebut. Jadi undang-undang AS melarang NASA bekerja sama secara langsung atau tidak langsung dengan Tiongkok.
Seiring dengan semakin populernya perlombaan untuk menjelajahi bulan, Tiongkok juga telah mengambil ancang-ancang. Misi eksplorasi bulan Tiongkok “Chang’e 8” juga menyambut baik semua negara untuk ikut berpartisipasi, namun tanggapan dunia biasa-biasa saja, sehingga negara partisipatifnya hanya tercatat Rusia dan Venezuela. (sin)