oleh Zhang Ting
Kementerian Keuangan AS menyatakan bahwa Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Gubernur Bank Sentral Tiongkok Pan Gongsheng mengadakan pertemuan pada Jumat (13 Oktober). Kementerian Keuangan menyebutnya sebagai pertemuan yang “substansial dan produktif”. Kedua belah pihak membahas isu-isu seperti utang, struktur keuangan dan ekonomi makro.
Ini merupakan pertemuan kedua kalinya antara Yellen dan Pan Gongsheng. Pertemuan pertama terjadi pada akhir Juli tahun ini.
Kementerian Keuangan AS mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan bahwa pertemuan ini sebagai bagian dari upaya AS untuk memperdalam komunikasi dengan Tiongkok.
“Selama pertemuan substantif dan produktif ini, Menteri Keuangan Yanet Yellen dan Gubernur Bank Sentral Pan Gongsheng saling bertukar pandangan mengenai perkembangan makroekonomi dan keuangan”, kata Kementerian Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.
“Mereka juga membahas struktur keuangan internasional dan masalah utang, serta bagaimana membuat kelompok kerja keuangan yang diketuai bersama oleh Kementerian Keuangan dan Bank Rakyat Tiongkok dapat memainkan peran yang substantif dan produktif”, kata pernyataan itu.
Yellen dan Pan sedang menghadiri pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) di Maroko dan mengadakan pertemuan pada saat istirahat.
Ini adalah pertama kalinya dalam 50 tahun pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia diadakan di Benua Afrika.
Para pemimpin ekonomi global menghadiri pertemuan tersebut untuk membahas tantangan-tantangan seperti pengentasan kemiskinan, perubahan iklim dan meringankan beban utang negara-negara termiskin di dunia.
Perang antara Israel dan Hamas yang meletus sejak Sabtu lalu telah menambah ketidakpastian terhadap prospek ekonomi global.
Ekonom IMF memperingatkan, bahwa penurunan industri real estat Tiongkok dapat melemahkan prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik, yang sesungguhnya menunjukkan adanya tanda-tanda kehilangan momentum untuk pemulihan.
“Dalam jangka pendek, penyesuaian tajam pada sektor real estat Tiongkok yang banyak berhutang dan dampaknya terhadap perlambatan aktivitas perekonomian kemungkinan besar akan berdampak pada kawasan ini, khususnya eksportir komoditas yang memiliki hubungan perdagangan erat dengan Tiongkok”, tulis ekonom IMF Yan Carriere-Swallow dan Krishna Srinivasa dalam sebuah laporan.
Perbedaan pendapat antara Amerika Serikat dengan Tiongkok dalam serangkaian isu antara lain yang menyangkut tarif, pengendalian ekspor, isu Selat Taiwan, insiden balon mata-mata Partai Komunis Tiongkok, isu hak asasi manusia, dan isu Laut Tiongkok Selatan dan lainnya telah menyebabkan renggangnya hubungan kedua negara tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, para pejabat kabinet pemerintahan Biden, termasuk Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Menteri Keuangan Yanet Yellen, dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo telah melakukan perjalanan ke Beijing dalam upaya mereka untuk menyelesaikan perbedaan yang bertujuan untuk meredakan ketegangan. (sin)