oleh Luo Tingting
Zhao Rui, seorang pria warga Kota Chongqing, Tiongkok yang direkrut jadi tentara Rusia mati konyol di medan perang Ukraina. Semasa hidupnya, ia acap kali memposting video saat berada di medan perang Rusia – Ukraina di akun media sosial dirinya. Bahkan ia pernah mengutarakan penyesalannya menjadi tentara rekrutan Rusia dan menyatakan ingin pulang, selain itu ia juga menasihati orang-orang lain agar tidak mengikuti jejaknya.
Pada 19 Desember, Lu Yuguang, reporter berita yang meliput di garis depan medan perang Rusia – Ukraina mengabarkan bahwa tentara rekrutan Rusia asal Tiongkok berusia 38 tahun Zhao Rui tewas saat melakukan misi tempur di medan perang Rusia – Ukraina.
Menurut penjelasan dari rekan asal Tiongkok lainnya yang direkrut bersamaan dengan Zhao Rui dan dikirim untuk berperang di garis depan Novoprokopivka pada 29 November tahun ini, bahwa Zhao Rui tewas di medan perang pada hari itu
Informasi publik menunjukkan bahwa Zhao Rui lahir di Kota Chongqing pada 20 Juli 1985, memiliki tinggi badan 182 sentimeter, belum menikah dan kedua orang tuanya sudah pensiun. Pada tahun 2013 Zhao Rui pernah bergabung dengan Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (Myanmar National Democratic Alliance Army).
Laporan mengatakan bahwa setelah pecahnya Perang Rusia – Ukraina, kemudian Rusia membuka kesempatan perekrutan untuk anggota korps sukarelawan dari seluruh dunia, Zhao Rui langsung mengajak Xiao Qiang ikut bergabung. Xiao Qiang adalah pria kelahiran Zhanjiang, Guangdong yang ia kenal baik juga pernah bersamanya menjadi Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar dan bertugas di Myanmar Utara. Xiao Qiang yang sudah berkeluarga dan memiliki seorang putri berusia 3 tahun tetap berangkat bersama Zhao Rui meskipun keluarga menentangnya bekerja sebagai tentara bayaran. Konon gaji perbulannya adalah USD. 2.700,-
Keduanya terbang ke Moskow dengan menggunakan visa turis. Setelah mendaftar di stasiun perekrutan, mereka sempat menerima beberapa pelatihan singkat kemudian ditempatkan pada peleton asing kompi infanteri dari Tentara ke-58 Distrik Militer Selatan Rusia dengan jenjang pangkat terendah.
Pada 11 November tahun ini, kompi Zhao Rui untuk pertama kalinya dikirim ke garis depan di Ukraina untuk berpartisipasi dalam operasi tempur. Daerah pertempuran adalah Novoprokopivka. Xiao Qiang terluka dalam pertempuran, tetapi Zhao Rui tidak terluka. Setelah seminggu bertempur, kompi itu ditarik mundur ke garis belakang untuk beristirahat.
Pada 29 November, kompi dimana Zhao Rui dan Xiaoqiang bergabung kembali diperintahkan untuk berperang di garis depan Novoprokopivka. Sebelum berangkat, Zhao Rui sempat menelepon ke rumah. Pada jam 4 sore hari itu, Xiao Qiang menemukan Zhao Rui terbaring telentang di parit militer dengan badan berlumuran darah dan mata melotot. Dia sudah tewas.
Saat berada di Rusia, Zhao Rui memposting beberapa video di akun Douyin yang melukiskan kesulitannya setelah direkrut menjadi tentara bayaran Rusia. Ia harus menjalani sejumlah latihan berat yang menurunkan semangat, hidup dalam organisasi yang disiplinnya buruk, dan banyaknya jumlah korban tentara Rusia, yang mana membuat dirinya sadar bahwa ia seakan digaji untuk menjadi umpan meriam dalam perang di Ukraina.
Dalam sebuah rekaman videonya ia mengatakan bahwa dirinya ingin pulang dan menyarankan orang-orang agar jangan mengikuti jejaknya. “Saya ingin menasihati semua orang yang ingin datang ke sini atau yang ingin berkomunikasi secara pribadi dengan saya : Stop ! jangan lagi ke sini. Carilah pekerjaan di Tiongkok dan bekerja keras, yakin kalian juga bisa menghasilkan”.
Akun medianya di Douyin terakhir diperbarui pada 27 November 2023 pukul 11:11.
Berita tentang seorang pria Chongqing yang mati konyol bagi Rusia di medan perang Ukraina telah memicu perdebatan sengit di Internet. Akun bernama “Cai Ru Men” menyebutkan bahwa Zhao Rui yang bergabung dengan tentara Rusia pada 9 Oktober, “dibuang” ke garis depan pertempuran di Ukraina pada pertengahan November, lalu gugur di pertengahan bulan Desember.
“Kasihan, jadi korban karena kesadarannya yang rendah. Patut dijadikan bahan introspeksi bagi peminat lainnya”. “Bagi mereka yang tidak mengerti bahasa Rusia pasti akan mudah dijadikan umpan meriam”. Demikian antara lain komentar yang dikirim netizen Tiongkok. (sin)