47 Negara Mengutuk Bantuan Korea Utara ke Rusia,  Zelensky Berkunjung untuk Mencari Bantuan

Yu Liang – NTD

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi Lituania pada Rabu (10 Januari) dalam rangka kunjungan dua hari ke negara-negara Baltik. Ia mengungkapkan harapannya untuk menerima lebih banyak bantuan militer dan memperkuat pertahanan kekuatan udara Ukraina.

Pada Rabu, Presiden Ukraina Zelensky mengunjungi Vilnius, ibu kota Lituania, dan bertemu dengan Presiden Lituania Gitanas Nausėda. Kedua  pihak menandatangani perjanjian produksi pertahanan bersama. Lituania juga berjanji memberikan dukungan kepada Ukraina sekitar US$ 220 juta.

Zelensky berterima kasih kepada Lituania atas bantuan jangka panjangnya. Ia juga menyatakan  Ukraina  membutuhkan sistem pertahanan udara modern untuk melindungi warganya dari serangan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkata: “Sistem pertahanan udara adalah yang paling kurang. Di sini saya senang bahwa kesepakatan telah dicapai dengan Lituania dan banyak mitra lainnya untuk memerangi drone yang mengganggu.”

Zelensky mengatakan sangat penting untuk mengkonsolidasikan pertahanan Ukraina. Tanpa Ukraina, Rusia akan menyerang negara lain.

Zelensky: “Kita harus memahami bahwa Lituania, Latvia, Estonia, dan Moldova bisa menjadi yang berikutnya.”

NATO mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya akan terus memberikan bantuan militer, ekonomi dan kemanusiaan senilai miliaran euro kepada Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia selama hampir dua tahun.

Pada Selasa (9 Januari), 47 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Australia, dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk Korea Utara karena menyediakan rudal ke Rusia untuk menyerang Ukraina.

Juru Bicara Keamanan Nasional AS John Kirby mengumumkan bahwa menteri luar negeri dari 47 negara, Menteri Blinken, dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk ekspor rudal balistik Korea Utara ke Rusia dan penggunaan rudal yang dibeli oleh Rusia untuk menyerang Ukraina.

Media Rusia mengatakan pemerintahannya akan mulai memproduksi bom layang jenis baru, Drel, yang diharapkan mampu menembus deteksi radar, menyerang kendaraan lapis baja, fasilitas darat dan sistem pertahanan udara, serta mencapai lebih banyak sasaran. (Hui)

FOKUS DUNIA

NEWS