oleh Yi Jing
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang mengunjungi Timur Tengah kembali mendorong Hamas dan Israel melakukan gencatan senjata. Israel sebelumnya telah memberikan konfirmasi bahwa pemimpin utama Hamas sedang melarikan diri.
Setelah mengakhiri kunjungannya di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Kairo dan Doha pada Selasa (6 Februari) dan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Mesir dan Qatar dalam rangka merealisasi gencataan senjata putaran baru dengan tujuan untuk menyelamatkan sisa sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Mesir dan Qatar telah menjadi perantara gencatan senjata baru antara Hamas dengan Israel yang akan mencakup pembebasan lebih banyak sandera sebagai imbalan atas gencatan senjata sementara Israel di Gaza selama beberapa minggu.
Perdana Menteri Qatar mengkonfirmasi bahwa Hamas langsung menanggapi usulan tersebut pada hari itu, namun hanya memberikan sedikit rincian dalam pernyataan singkatnya.
Blinken kemudian mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang mengevaluasi tanggapan Hamas dan dirinya akan membicarakan hal ini dengan pemerintah Israel pada Rabu (7 Februari).
Menteri Luar Negeri AS Blinken mengatakan : “Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, namun kami yakin bahwa kesepakatan itu dimungkinkan, dan pada kenyataannya bahwa itu memang diperlukan. Oleh sebab itu kami akan terus mengupayakan pencapaian tujuan tersebut”.
Lebih dari 100 orang sandera dan 240 orang tahanan Palestina dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata selama seminggu yang terjadi pada tahun lalu.
Pada hari yang sama, juru bicara militer Israel Mayor Jenderal Daniel Hagari mengatakan bahwa 31 orang sandera Israel lainnya ditemukan tewas.
Hingga saat ini, masih ada sekitar 136 orang sandera yang berada di tangan Hamas.
Blinken mengatakan : “Iran dan proksinya mengklaim bahwa mereka melakukan serangan itu dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat Palestina adalah suatu tindakan yang benar-benar salah, kecuali demi menutupi niat mereka yang sebenarnya”.
Sehari sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa pemimpin utama Hamas, Yahya Sinwar, terpaksa mengungsi sendirian ke tempat persembunyian yang lain untuk menghindari kejaran tentara Israel. Galante mengatakan bahwa Yahya Sinwar bukan lagi pemimpin Hamas melainkan teroris yang melarikan diri. Sinwar dituduh sebagai “perencana” serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu. (sin)