Pada 25 April 1999, lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi
Alex Wu
25 April menandai peringatan 25 tahun petisi massal damai praktisi Falun Gong di Beijing. Pengikutnya di seluruh dunia telah mengadakan peringatan acara tersebut sejak akhir pekan.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, diperkenalkan ke publik di kota Changchun, Provinsi Jilin pada 1992 oleh Master Li Hongzhi. Ini adalah latihan spiritual tradisional yang berakar pada tradisi Buddha, mengikuti prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. Karena efektivitasnya dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental masyarakat, latihan ini menyebar dengan cepat ke seluruh Tiongkok dari mulut ke mulut. Hanya dalam waktu tujuh tahun, jumlah praktisi diperkirakan mendekati 100 juta orang.
Pada 1999, Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang berkuasa khawatir bahwa terdapat terlalu banyak orang yang berlatih Falun Gong, sehingga secara diam-diam mulai menindas Falun Gong di banyak tempat di seluruh negeri dan menggunakan corong media untuk menyerang latihan tersebut.
Pada 25 April 1999, lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong pergi ke Kantor Petisi Dewan Negara PKT di Beijing untuk mengajukan petisi, menuntut pihak berwenang melepaskan 45 praktisi Falun Gong yang telah ditangkap secara ilegal oleh polisi setempat di Tianjin, dan juga meminta pihak berwenang mengizinkan penerbitan resmi buku-buku Falun Gong dan menjamin kebebasan praktisi Falun Gong untuk berlatih, yang dilindungi oleh konstitusi Tiongkok.
Perdana Menteri PKT saat itu bertemu dengan perwakilan praktisi Falun Gong pada hari itu dan menyetujui tuntutan tersebut.
Petisi “25 April” dan demonstrasi damai digambarkan oleh media internasional pada saat itu sebagai petisi paling sukses, rasional, dan damai dalam sejarah petisi Tiongkok.
Namun, pemimpin PKT saat itu, Jiang Zemin, yang mengendalikan rezim komunis serta militer dan polisi, melancarkan kampanye penganiayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap praktisi Falun Gong pada 20 Juli tahun itu. Sejak itu, tak terhitung banyaknya praktisi Falun Gong yang diculik, dipenjara secara ilegal, disiksa, dan dibunuh, termasuk menjadi korban pengambilan organ hidup-hidup yang dilakukan oleh rezim tersebut.
Sudah 25 tahun sejak petisi damai 25 April, namun penganiayaan PKT terhadap Falun Gong masih berlangsung.
Los Angeles
Pada 21 April, rapat umum untuk mendukung praktisi Falun Gong diadakan di depan konsulat Tiongkok di Los Angeles untuk memperingati 25 April dan menyerukan diakhirinya penganiayaan oleh PKT terhadap Falun Gong.
Ye Mingsheng dari kota Ganzhou, Provinsi Jiangxi berbicara pada rapat umum tersebut, mengatakan bahwa dia harus berdiri dan mengatakan sesuatu kepada guru bahasa Inggris SMP-nya: “Guru bahasa Inggris saya adalah seorang praktisi Falun Gong. Namanya Xie Xiangning. Dia dibawa keluar kelas oleh polisi saat dia sedang mengajar.”
“Dia guru yang sangat baik. Kami dapat melihat bahwa dia baik hati dan memperlakukan setiap siswa lebih baik daripada guru lainnya. Namun, dia ditangkap dan dikirim ke penjara dan kehilangan pekerjaannya,” Kata Tuan Ye. “Dia mengalami penganiayaan yang sangat serius dan saya harus berbicara mewakilinya di depan kamera hari ini.”
Jie Lijian, penyelenggara rapat umum dan wakil ketua Markas Besar Gabungan Partai Demokrasi Tiongkok, mengatakan dalam pidato penutupnya di acara tersebut bahwa PKT telah menganiaya Falun Gong selama 25 tahun, dan praktisi Falun Gong telah menderita banyak kesulitan dan penganiayaan, “ namun mereka telah meninggalkan senyuman mereka dari hati kepada dunia, yang telah membawa kehangatan ke lebih dari 100 negara. Mereka juga memberi tahu seluruh dunia tentang kebenaran dan teror jahat PKT.”
Jie berkata bahwa gerakan “Tiga Mundur” yang diprakarsai oleh praktisi Falun Gong telah mendorong lebih dari 400 juta orang Tiongkok untuk mundur dari PKT dan organisasi pemuda dan afiliasinya, melepaskan diri dari kejahatan, “prestasi mereka dalam melawan penganiayaan adalah teladan bagi dunia dan patut kita kagumi.”
Ekspatriat Tiongkok yang datang untuk menyatakan dukungannya membentangkan spanduk, seperti “Pengambilan organ praktisi Falun Gong yang masih hidup dikutuk oleh Langit,” “Bebaskan praktisi Falun Gong yang dipenjara segera,” dan lain-lain.
New York
Pada 21 April, praktisi Falun Gong mengadakan parade akbar dan rapat umum di Flushing, New York, untuk memperingati 25 tahun petisi damai “25 April”.
Sun Quan’an, seorang imigran baru Tiongkok, yang baru berada di Amerika Serikat selama dua bulan, mundur dari PKT dan mendapatkan sertifikat pengunduran dirinya pada rapat umum tersebut. Dia mengatakan kepada The Epoch Times bahwa dia mengetahui kebenaran tentang Falun Gong untuk pertama kalinya pada demonstrasi ini dan dia baru menyadari bahwa semua yang dikatakan PKT adalah salah.
“Ini mengejutkan. Saya tidak tahu apa-apa tentang hal itu ketika saya berada di Tiongkok. Itu benar-benar mengubah pemahaman saya,” katanya. “Falun Gong benar-benar berbeda dari apa yang disebarkan di Tiongkok! Saya benar-benar tidak percaya kita semua telah dikendalikan di Tiongkok selama bertahun-tahun. Untungnya, saya pergi.”
Sun berkata bahwa banyak orang Tiongkok sebenarnya menjalani kehidupan yang sangat sulit, namun karena “cuci otak mendalam” yang dilakukan oleh PKT, mereka masih menganggap kehidupan mereka cukup baik.
Rapat umum dan acara peringatan untuk memperingati peristiwa 25 April dan korban penganiayaan Falun Gong oleh PKT juga diadakan di kota-kota besar AS lainnya seperti San Francisco, Chicago, Houston, dan lainnya.
Kanada
Pada 21 April, untuk memperingati 25 tahun petisi 25 April, lebih dari seratus praktisi Falun Gong mengadakan rapat umum dan latihan bersama berskala besar di depan Galeri Seni Vancouver di pusat kota Vancouver untuk menunjukkan keindahan Falun Dafa kepada masyarakat Kanada.
Pada 22 April, praktisi Falun Gong di Calgary, Kanada, berkumpul di depan konsulat Tiongkok untuk memperingati 25 tahun permohonan damai 25 April.
Sejumlah praktisi Falun Gong setempat membentangkan spanduk yang ditulis dalam bahasa Mandarin dan Inggris, seperti “Falun Dafa is Good,” “Hentikan penganiayaan terhadap Falun Gong,” dan “Hentikan pengambilan organ hidup-hidup oleh PKT.” Beberapa orang yang berkendara melewati lokasi tersebut menurunkan kaca jendela mobilnya dan membuat tanda V sambil membunyikan klakson untuk menunjukkan dukungan.
Kegiatan peringatan serupa diadakan di Toronto, Edmonton, dan kota-kota Kanada lainnya.
Korea Selatan
Praktisi Falun Gong Korea Selatan menggelar konferensi pers di depan Kedutaan Besar Tiongkok di Seoul pada 22 April untuk memperingati 25 tahun petisi damai 25 April.
“Dalam masyarakat di bawah pemerintahan brutal PKT, sungguh luar biasa menyelesaikan masalah dengan cara damai,” kata praktisi Falun Gong Xu Zhengzhe kepada wartawan dan masyarakat pada konferensi pers. Ia percaya bahwa petisi damai pada 25 April memiliki arti yang sangat penting. Kesehatan Xu kembali pulih setelah mulai berlatih Falun Gong pada 1994. Dia mengatakan bahwa sejak itu dia tidak pernah menemui dokter atau minum obat apa pun selama 30 tahun, dan moralitasnya juga meningkat.
Xu berkata bahwa mengadakan acara untuk memperingati petisi 25 April secara internasional sangatlah penting. “Hari ini saya di sini untuk membuat pemerintah dan masyarakat Korea Selatan memahami kebenarannya. Hanya ketika masyarakat mengetahui apa yang benar-benar buruk barulah mereka dapat menciptakan masyarakat yang baik.”
Jepang
Ratusan praktisi Falun Gong di Jepang berkumpul di Asakusa, tempat wisata populer di Tokyo pada 21 April untuk mengadakan parade memperingati 25 April dan menyerukan diakhirinya penganiayaan terhadap Falun Gong.
Warga negara Jepang Kentaro Abe, yang menonton pawai, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa setelah dia mengetahui tentang penganiayaan terhadap Falun Gong, dia menyerukan kepada orang-orang agar tidak tunduk pada penindasan Partai Komunis, tetapi tetap teguh pada keyakinan mereka, terus melanjutkan” untuk menentang penganiayaan, dan menyampaikan kebenaran kepada dunia.” Ia juga memuji penampilan anggota marching band Tianguo dan menyebutnya luar biasa.
Ma Shangen, Shi Ping, Lin Caifeng, Wang Jiayi, Wang Wenliang, dan Xu Yi berkontribusi pada laporan ini.