Biden Berencana Mengumumkan Tarif Baru Bagi Komoditas Asal Tiongkok

oleh Xia Yu

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Senin (13 Mei) bahwa Beijing mungkin akan memberikan respons setelah Amerika Serikat mengambil tindakan kenaikan tarif terhadap komoditas asal Tiongkok. Dia juga menegaskan kembali pentingnya kesetaraan dalam persaingan perdagangan.

Laporan berbagai media menyebutkan bahwa pemerintahan Biden diperkirakan akan mengenakan tarif baru yang besar terhadap komoditas produksi dari industri tertentu Tiongkok pada minggu ini.

Pada Senin, Reuters melaporkan bahwa kepada awak media di Virginia Yellen mengatakan bahwa dirinya beserta pejabat AS lainnya telah menjelaskan kepada Beijing bahwa pemerintahan Biden dapat mengkonfigurasi ulang tarif yang pertama kali diberlakukan oleh mantan Presiden Trump, agar lebih strategis dan fokus.

Dia mengatakan Amerika Serikat telah memperjelas bahwa selama proses peninjauan, adalah tepat untuk mengkonfigurasi ulang pekerjaan yang telah dilakukan dengan cara yang lebih strategis.

Yellen menolak memberikan rincian lebih jauh tentang perkiraan perubahan tarif yang akan diberlakukan AS terhadap komoditas asal Tiongkok, tetapi mengatakan bahwa pemerintahan Biden akan memberitahu Beijing sebelum tindakan dilaksanakan.

“Presiden Biden percaya bahwa apa pun yang kita lakukan harus spesifik terhadap kekhawatiran kita, bukan (target) yang luas, dan mudah-mudahan tidak terjadi reaksi besar dari Tiongkok”, kata Yellen kepada Bloomberg Television pada Senin pagi.

Berbagai laporan media menyebutkan Presiden Joe Biden diperkirakan akan mengumumkan tarif baru terhadap Tiongkok pada Selasa (14 Mei) waktu AS, termasuk kenaikan tarif yang signifikan bagi kendaraan listrik.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut memberitahu Reuters bahwa pengumuman lengkap pada hari Selasa itu mungkin akan mempertahankan tarif yang sudah ada terhadap banyak komoditas asal Tiongkok yang sudah ditetapkan oleh mantan Presiden Trump. Tarif baru pemerintahan Biden terhadap Tiongkok juga menargetkan semikonduktor, peralatan tenaga surya, dan pasokan produk medis, kata sumber.

“Dalam komunikasi saya dengan pihak Tiongkok, saya sudah secara jelas menyatakan bahwa Amerika Serikat menghendaki suatu lingkungan persaingan yang setara, dan pemerintah Biden secara khusus berfokus pada energi ramah lingkungan, semikonduktor, dan bidang-bidang yang sangat didorong oleh Tiongkok melalui kebijakan dan investasi yang pada akhirnya mengakibatkan kelebihan kapasitas industri”.

Yellen mengatakan dirinya berharap Beijing dapat menyadari bahwa tindakan AS tersebut memiliki sasaran target. Tetapi dia menolak berspekulasi mengenai tindakan pembalasan yang mungkin dilakukan Beijing. “Kami akan mencoba untuk menjaga tindakan kami tepat sasaran dan kita akan melihat apa yang terjadi”, katanya.

Yellen mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok secara sadar menjalankan kebijakan industri yang menargetkan investasi di bidang manufaktur maju, yang menyebabkan terjadinya kelebihan kapasitas global demi mengurangi daya saing dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat.

Dia juga mengungkapkan bahwa, mengingat permasalahan yang dihadapi otoritas PKT dalam industri real estat, sehingga hampir semua investasi Tiongkok di industri real estat disalurkan ke sektor industri manufaktur maju.

Yellen menekankan bahwa pemerintah Amerika Serikat berminat untuk melanjutkan aktivitas perdagangan dengan Tiongkok demi menstabilkan hubungan bilateral dan untuk memastikan bahwa setiap perselisihan dapat dibahas dan diatasi.

Ketika ditanya apakah Amerika Serikat ingin perang dagang dengan Beijing terus berlanjut, Yellen mengatakan : “Kami berusaha menstabilkan hubungan ekonomi kami. Kami tidak ingin terlepas secara ekonomi dari Tiongkok, namun menurut kami bahwa lingkungan persaingannya harus seimbang. tetapi Partai Komunis Tiongkok justru terlibat langsung dalam praktik tidak adil seperti pemberian subsidi yang sangat besar kepada industri”.

Yellen juga mengatakan : “Presiden ingin melindungi investasi-investasi kami ini. Beliau memiliki pandangan yang sama bahwa ketergantungan sepenuhnya pada Tiongkok di bidang-bidang ini tidak dapat diterima”, karena Beijing melakukan subsidi besar-besaran dan “benar-benar tidak mematuhi aturan perdagangan internasional”.

Menurut Wall Street Journal yang mengutip ucapan sumber yang mengetahui masalah ini, bahwa berdasarkan rencana baru Biden, tarif kendaraan listrik Tiongkok akan ditingkatkan sekitar empat kali lipat. Ketua Komite Perbankan Senat Sherrod Brown ingin pemerintahan Biden segera melarang kendaraan listrik Tiongkok karena khawatir kendaraan tersebut menimbulkan risiko terhadap data pribadi milik warga Amerika Serikat.

Reuters yang mengutip ucapan sumber melaporkan bahwa beberapa minggu lalu Kantor Perwakilan Dagang AS telah membuat rekomendasi ke Gedung Putih, namun pengumuman akhir ditunda karena diskusi internal. Pengumuman juga bisa dilakukan paling lambat pada hari Selasa, kata sumber itu.

Biden, seorang Demokrat yang ingin terpilih kembali pada bulan November mendatang berharap untuk membandingkan pendekatannya dengan Trump, kandidat dari Partai Republik yang berjanji untuk mengenakan tarif sebesar 60% atau lebih tinggi pada semua komoditas Tiongkok.

Selain itu, inflasi terus merongrong pemilih menjelang pemilihan presiden. Di tengah kekhawatiran mengenai kenaikan harga pangan dan bahan bakar, kepercayaan konsumen AS bulan lalu mencapai level terendah sejak pertengahan 2022.

Yellen menegaskan kembali pada  Senin bahwa mengendalikan biaya hidup adalah prioritas utama pemerintahan Biden, dan dia menyoroti semua langkah yang diambil oleh pemerintah adalah dalam upaya untuk membantu mengekang inflasi. (sin)