Peristiwa “Pencemaran” Sinograin Meletus, Analisis : Pihak Berwenang Punya Motif Lain di Balik Insiden Ini

  • Insiden yang melibatkan China Grain Reserves Corporation atau Sinograin dan perusahaan sentral lainnya yang menggunakan truk tangki cairan batubara Coal-to-liquids (CTL) untuk mengangkut minyak goreng secara langsungĀ  telah memicu isu krisis keamanan pangan. Namun, praktik ini sudah lama menjadi rahasia umum dalam industri tersebut.
  • Pengamat independen Cai Shenkun percaya bahwa terungkapnya raksasa perusahaan sentral ini bukanlah karena media dengan hati nurani sedang memainkan peran pengawasan opini publik, tetapi memiliki makna lain. Selain itu, pihak berwenang mungkin mengeluarkan skandal Sinograin demi mengalihkan perhatian dari bencana banjir di daratan Tiongkok

NTD

Media daratan “The Beijing News” melaporkan pada 2 Juli bahwa dua truk tangki, setelah membongkar cairan batubara Coal-to-liquids (CTL) tanpa membersihkannya, langsung mengisi minyak kedelaiĀ  dan kemudian meninggalkan pabrik untuk dibawa ke tempat lain. Banyak truk tangkiĀ  biasanya mengangkut berbagai cairan, termasuk produk yang dapat dikonsumsi seperti sirup dan minyak kedelai.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa seorang sopir truk tangki mengungkapkan bahwa pencampuran pengangkutan cairan makanan dan cairan kimia tanpa mencuci tangki adalah rahasia umum dalam industri transportasi truk tangki. Jika tangki tidak dicuci setelah membongkar cairan batubara Coal-to-liquids (CTL), biasanya sisa CTL dalam tangki bisa mencapai beberapa kilogram hingga belasan kilogram.

Perusahaan minyak goreng yang terlibat adalah perusahaan terkemuka di China, Huifu Grain and Oil Group, dan China Grain Reserves Oils & Fats (Tianjin) Co., Ltd. Menurut laporan “Times Weekly,” Xu Dong, seorang pemilik perusahaan angkutan di Henan yang berusia 50 tahun, mengelola 60 kendaraan, termasuk truk tangki bahan berbahaya dan truk tangki umum. Rutenya mencakup area yang luas, dari Beijing-Tianjin-Hebei hingga barat laut yang jauh. Setelah melihat berita tersebut, ia berkomentar, “Minyak goreng tidak boleh dimuat di truk tangki yang digunakan untuk bahan berbahaya; itu ilegal dan hampir seperti meracuni.”

Xu Dong mengakui bahwa meskipun situasi serupa tidak terjadi di perusahaannya, ia mengetahui rekan-rekannya yang memang melakukan hal tersebut. Sejak pertengahan 2022, industri transportasi truk tangki menyebabkan masuknya banyak pekerja baru yang mengakibatkan kejenuhan dan perang harga.

BACA JUGA : Sinograin Merespon Skandal Pengangkutan Minyak Goreng yang Memicu Kemarahan Publik,  Lebih Banyak Skandal yang Terungkap

Seiring berkembangnya insiden ini, beberapa media daratan juga terus melaporkan. Baru-baru ini, CCTV mengkritik Sinograin karena menggunakan truk tangki minyak untuk mengangkut cairan batubara Coal-to-liquids (CTL) dan minyak goreng, menggambarkannya sebagai “seperti meracuni.” Sementara itu, “Southern Metropolis Daily” menyatakan bahwa “operasi yang sembrono seperti ini akan membahayakan nyawa konsumen.”

PadaĀ  10 Juli, komentator independen Cai Shenkun menulis di platform X luar negeri bahwa China Grain Reserves Corporation (Sinograin), sebagai perusahaan besar sentral, kali ini diungkap untuk “dipertontonkan sebagai contoh,” bukan karena media dengan hati nurani memainkan peran pengawasan opini publik, tetapi memiliki tujuan lainnya.

Artikel tersebut berpendapat bahwa dari isi propaganda media pemerintah, keamanan pangan di Tiongkok telah mencapai tingkat yang sangat menakutkan. Melacak sebuah truk tangki perusahaan sentral ini, ditemukan bahwa dalam tiga bulan terakhir, selain mengangkut cairan batubara Coal-to-liquids (CTL)Ā  dan minyak nabati, juga mengangkut pakan ternak, pupuk, dan bahan kimia berbahaya yang diduga beracun.

Truk ini memasuki beberapa lokasi pengolahan makanan terkenal berikut: 1) Golden Dragon Fish (Wuhan Dongxihu Yihai Kerry, Pabrik Golden Dragon Fish di Xianyang, Shaanxi); 2) Grup Logistik Provinsi Hebei; 3) Sebuah pabrik kecil minyak di Mianxian, Hanzhong, Shaanxi (Xinli); 4) Zhengkang Grain and Oil di Henan, Zhumadian; 5) Grup Xirui di Shaanxi.

Cai Shenkun memperkirakan bahwa Deng Yiwu, ketua China Grain Reserves Corporation yang berusia 59 tahun, sebagai kepala perusahaan sentral tingkat wakil menteri, dan juga anggota Komite Sentral ke-20, masih memiliki peluang untuk naik jabatan. Namun, setelah insiden ini, posisinya mungkin tidak aman dan karir politiknya mungkin sudah berakhir. “Ada kemungkinan lain, yaitu mengekspos skandal pencemaran makanan oleh China Grain Reserves untuk mengalihkan perhatian dari peningkatan kasus kanker di China pasca vaksinasi, sehingga strategi vaksin yang diperintahkan oleh pemimpin utama terhindar dari penyelidikan.”

Feng Chongyi, seorang dosen di Universitas Teknologi Sydney, mengatakan kepada Epoch Times pada 9 Juli bahwa menggunakan truk tangki industri untuk mengangkut minyak goreng hanya menunjukkan bahwa di Tiongkok, tidak ada penghormatan dasar terhadap kehidupan. “Tiongkok adalah negara dengan penyebaran makanan beracun yang paling luas.”

Dia berpendapat bahwa ini menunjukkan betapa ekstremnya korupsi pemerintahan Tiongkok. Meskipun secara resmi mereka terus memerangi korupsi, setiap tahapan pemeriksaan pangan bisa dibeli. Karena korupsi, semua peraturan akan menjadi alat untuk menyewakan kekuasaan, sehingga mekanisme pengawasan selalu gagal.

Seiring dengan berkembangnya peristiwa ini, pada 9 Juli, Dewan Negara Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan memulai penyelidikan, mengklaim akan membentuk tim penyelidikan gabungan untuk menyelidiki masalah terkait.

Cai Shenkun juga berpendapat bahwa mengungkap skandal China Grain Reserves adalah upaya besar dari Departemen Propaganda Tiongkok dalam menyampaikan berita yang ditujukan untuk mengalihkan perhatian dari banjir besar di Hunan, khususnya banjir di daerah Huaying, yang membuat teori pengelolaan air oleh pemimpin partai menjadi bahan tertawaan. Skandal ini dilemparkan untuk mengalihkan perhatian netizen dari banjir tersebut.

Komentator politik Li Linyi mengatakan kepada Epoch Times bahwa pengumuman Dewan Negara Tiongkok untuk memulai penyelidikan hanya sebatas reaktif, dikarenakan tidak adanya pengawasan sehari-hari. Sekarang mereka hanya bertindak secara pasif dan mungkin akan mengorbankan beberapa personel perusahaan sentral sebagai kambing hitam.

Li Linyi percaya bahwa pengungkapan insiden pencampuran truk tangki cairan batubara Coal-to-liquids (CTL) oleh media partai mungkin hanya sebagai pertunjukan dari pemerintah Tiongkok sebelum Sidang Pleno Ketiga. Tujuannya, demi mengalihkan fokus dari peran bencana manusia yang disebabkan oleh banjir dan sorotan terhadap praktek korupsi serta ketidakmampuan pemerintah. (Hui/asr)