Situasi Timur Tengah Memaksa Penerbangan Eropa Melintasi Afghanistan

Secretchina.com

Ketegangan yang terus berlanjut di wilayah Timur Tengah telah memaksa sejumlah maskapai seperti Lufthansa Jerman, British Airways Inggris, dan Singapore Airlines untuk menambah jumlah penerbangan yang melintasi Afghanistan, guna menghindari wilayah udara Iran.

Menurut laporan Reuters (23/8), bahwa sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, maskapai seperti Lufthansa, British Airways, dan Singapore Airlines telah menghindari wilayah udara Afghanistan di rute utama antara Eropa dan Asia. Namun, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, semakin banyak maskapai yang menganggap wilayah udara antara Iran dan Israel lebih berisiko dibandingkan wilayah udara Afghanistan, sehingga melintasi Afghanistan dianggap sebagai pilihan yang relatif lebih aman.

Setelah pecahnya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022, Rusia menutup wilayah udaranya untuk sebagian besar maskapai Barat, yang menyebabkan banyak penerbangan antara Eropa dan Asia mulai melintasi wilayah udara Iran dan Timur Tengah.

Juru bicara FlightRadar24, Ian Petchenik, dalam sebuah wawancara mengatakan, “Seiring dengan meningkatnya konflik di wilayah Timur Tengah, perhitungan maskapai tentang penggunaan wilayah udara juga berubah. Mengingat ketegangan saat ini antara Iran dan Israel, maskapai mencari cara untuk meminimalkan risiko, dan mereka menganggap melintasi wilayah udara Afghanistan adalah pilihan yang lebih aman.”

Analisis data dari FlightRadar24 oleh Reuters menunjukkan bahwa jumlah penerbangan internasional yang melintasi wilayah udara Afghanistan pada minggu kedua Agustus adalah lebih dari tujuh kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. Fenomena ini mulai terjadi pada pertengahan April tahun ini, ketika Iran dan Israel saling menyerang dengan rudal dan drone. Data pelacakan penerbangan dari FlightRadar24 menunjukkan bahwa Lufthansa, British Airways, Singapore Airlines, dan maskapai lainnya mulai mengalihkan beberapa penerbangan mereka melalui wilayah udara Afghanistan setiap hari sejak saat itu.

Sejak April 2024, maskapai lain juga meningkatkan jumlah penerbangan yang melintasi wilayah udara Afghanistan termasuk Air France-KLM, Turkish Airlines, dan Thai Airways.

Grup Lufthansa Jerman, dalam wawancara dengan Reuters, menyatakan bahwa mereka memutuskan untuk mulai kembali melintasi wilayah udara Afghanistan sejak awal Juli. KLM mengatakan kepada Reuters, “Berdasarkan informasi keamanan yang ada, KLM dan maskapai lainnya saat ini hanya melintasi wilayah udara Afghanistan pada rute tertentu dan hanya di daerah dengan ketinggian yang aman.”

Data pelacakan penerbangan dari FlightRadar24 menunjukkan bahwa EVA Air Taiwan mulai melintasi wilayah udara Afghanistan sejak akhir Juli 2024. EVA Air mengatakan kepada Reuters bahwa mereka memilih rute penerbangan berdasarkan keamanan, situasi internasional saat ini, dan hasil konsultasi penerbangan.

British Airways, Thai Airways, Turkish Airlines, dan Singapore Airlines tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar.

Pada akhir Juli lalu, pembunuhan terhadap pemimpin senior Hamas, organisasi militanl Palestina, dan Hizbullah Lebanon memicu kekhawatiran internasional terhadap meningkatnya ketegangan di wilayah Timur Tengah.

Ketua Asosiasi Kokpit Eropa (European Cockpit Association, ECA), sekaligus pilot komersial, Otjan de Bruin, mengatakan, “Ini tergantung pada analisis keselamatan penerbangan dari masing-masing maskapai. Setiap kali saya terbang di sana, saya tidak suka dengan perasaan melintasi wilayah konflik militer, karena sebenarnya kita tidak tahu apa yang akan terjadi.” (Jhon)