www.aboluowang.com
Pada Minggu (25/8), Israel melancarkan serangan pre-emptive terhadap Hizbullah di Lebanon, dengan melakukan serangan udara terhadap target-target Hizbullah di Lebanon. Hizbullah kemudian membalas dengan menembakkan lebih dari 320 roket.
Perang ini juga memberi dampak pada penerbangan di bandara Israel, menyebabkan penerbangan di Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv mengalami penundaan.
Banyak penumpang terjebak di bandara, namun menurut laporan media lokal, pada pukul 07.00 pagi waktu setempat, penerbangan di bandara sudah kembali normal.
Menurut laporan media asing, otoritas pengelola bandara Israel mengumumkan sekitar pukul 05.00 pagi waktu setempat bahwa demi keselamatan penumpang, penerbangan yang akan berangkat dari Bandara Internasional Ben Gurion akan dihentikan sementara, dan pesawat yang seharusnya mendarat di bandara tersebut dialihkan ke bandara lain. Bandara Ben Gurion baru kembali beroperasi normal pada pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat jadwal penerbangan yang didominasi warna merah, menunjukkan banyak penerbangan yang ditunda, sementara para penumpang menunggu informasi terbaru di dalam bandara.
Sementara itu, alarm peringatan serangan roket dan drone terus berbunyi di wilayah utara Israel. Menurut laporan BBC, hingga saat ini, belum ada laporan korban luka di Israel.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, sebelumnya telah mengumumkan bahwa Israel akan memasuki keadaan darurat selama 48 jam ke depan, di mana Komando Belakang dapat mengeluarkan perintah pembatasan. Kantor Perdana Menteri Netanyahu juga mengumumkan pembatalan rapat kabinet rutin, dan akan mengadakan rapat kabinet keamanan pada pukul 7 pagi waktu setempat, 25 Agustus. (Jhon)